Sentimen
Positif (100%)
19 Okt 2022 : 20.06
Informasi Tambahan

Event: PON XX

Kab/Kota: Bangka, Bantul

Tokoh Terkait
Irianto

Irianto

Tersandung Doping, KONI DIY Perjuangkan Medali Perak Nur Ikhsan

19 Okt 2022 : 20.06 Views 2

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Tersandung Doping, KONI DIY Perjuangkan Medali Perak Nur Ikhsan

Krjogja.com - YOGYA - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY berkomitmen untuk memperjuangkan hak atlet binaraga andalannya, Nur Ikhsan untuk mendapatkan medali perak di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 lalu. Komitmen ini ditegaskan KONI DIY setelah adanya ketetapan 5 atlet peserta PON Papua yang terbukti menggunakan doping.

Dari lima atlet yang dinyatakan positif menggunakan doping pada ajang PON lalu, salah satunya adalah peraih medali emas cabang olahraga binaraga kelas 85+ kg putra, dimana atlet DIY, Nur IKhsan juga ikut ambil bagian. Atlet peraih medali emas yang dinyatakan positif menggunakan doping di kelas tersebut yakni, Andri Yanto asal Aceh.

Dengan ketetapan tersebut, maka medali emas Andri Yanto di kelas tersebut akan dicabut dengan tidak terhormat. Hal tersebut berdampak pada raihan medali Nur Ikhsan yang pada PON Papua lalu merebut medali perunggu, untuk berhak mendapatkan medali perak. Sedangkan medali emas nantinya akan diraih atlet Banten, Tjie Rahman Wijaya, yang sebelumnya merebut medali perak.

Ketua Umum (Ketum) KONI DIY, Prof Dr H Djoko Pekik Irianto Mkes AIFO kepada Krjogja.com di Yogya, Minggu (15/10/2022) mengatakan, pihaknya telah mendapatkan keterangan terkait atlet yang positif menggunakan doping di PON Papua lalu. Dari sejumlah atlet tersebut, ada satu yang nomornya diikuti atlet DIY, yakni di binaraga kelas 85+ kg.

Untuk itu, KONI DIY akan segera bersurat ke KONI Pusat terkait hal tersebut dan berharap KONI Pusat segera bisa mengeluarkan keputusan objektif yang menyatakan pencabutan medali bagi yang positif doping dan menaikkan atlet peringkat di bawahnya. "Kami sudah koordinasi internal untuk masalah Ikhsan ini. Kami akan urus ke KONI Pusat, dan KONI Pusat harus memberikan keputusan objektif, perangkat bawahnya naik," tegasnya.

Dari tes yang dilakukan Lembaga Anti-Doping Indonesia (IADO) pada 718 atlet dari total 7.038 atlet yang berlaga dalam PON lalu, hasilnya menunjukkan bahwa lima atlet dinyatakan positif doping. Dari lima atlet tersebut, empat di antaranya dari cabor binaraga, yakni Kariyono (Jawa Timur), Abdul Manan (Bangka Belitung), Andri Yanto (Aceh), dan Putu Martika (Bengkulu).

Sedangkan satu atlet lain yang positif doping berasal dari cabor angkat besi atas nama Carel Yulius dari Jawa Barat. "Kemarin Ikhsan di PON Papua mendapatkan medali perunggu, ya kalau peraih medali emasnya positif doping, ya medali emasnya dicabut. Sudah selayaknyalah Ikhsan naik peringkat mendapat medali perunggu," paparnya.

Peluang naiknya medali Ikhsan dari perunggu ke perak ini menurut Djoko Pekik nantinya juga akan berdampak pada bonus yang diterimanya. Jika pada pemberian apresiasi peraih prestasi PON kemarin, atlet asal Bantul ini menerima bonus kategori medali perunggu, jika sudah ada ketetapan dari KONI Pusat mengenai revisi medali, maka bisa naik ke kategori perak.

"Untuk bonus, tentu iya akan ikut naik. Itu kan hak, kami akan upayakan dan memang harus mendapatkannya (peningkatan)," tegasnya.

Bagi Ikhsan, pengalaman naik peringkat setelah atlet lain terkena doping bukan yang pertama. Pada PON sebelumnya di Jawa Barat tahun 2016 silam, atlet binaraga DIY ini menempati peringkat keempat. Namun karena peraih emas dinyatakan positif doping, maka naik ke peringkat ketiga atau peraih medali perunggu.

"Kalau yang 2016 juga belum (bonusnya), kami akan upayakan juga. Mungkin dulu itu ada kelalaian, karena waktu itu kami masih pengurus baru (pergantian dari pengurus lama). Kami akan koordinasikan dengan Pemda DIY," tandasnya.(Hit)

Sentimen: positif (100%)