Harga to The Moon, RI Kipas-Kipas Duit dari Minyak dan Gas
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan realisasi penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi hingga kuartal III 2022 mencapai US$ 13,95 miliar atau sekitar Rp 216 triliun (asumsi kurs Rp 15.484 per US$).
Hal itu disampaikan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat konferensi pers terkait capaian kinerja utama hulu migas kuartal III 2022 di Jakarta, Senin (17/10/2022).
Dwi menyebut, pendapatan negara sampai 30 September 2022 ini merupakan pencapaian positif karena melebihi dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) atau setara 140% dari target US$ 9,95 miliar tahun ini.
Namun bila dibandingkan dengan perubahan APBN 2022, dia mengakui capaian ini masih sebesar 83% dari target US$ 16,7 miliar.
"Penerimaan government mencapai US$ 13,95 miliar atau 140% dari target APBN yang asli, atau 83% dari target APBN Perubahan," paparnya saat Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal III Tahun 2022, Senin (17/10/2022).
Kendati demikian, lanjutnya, SKK Migas akan berupaya keras untuk mengejar target penerimaan negara sebesar US$ 16,7 miliar sesuai target dalam APBNP 2022.
"Jadi mudah-mudahan target APBN Perubahan US$ 16,7 miliar bisa kita capai di tahun 2022 ini, amin," pungkasnya.
Seperti diketahui, pencapaian penerimaan negara ini tak lepas dari melonjaknya harga minyak mentah dunia sejak meletusnya perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Harga minyak dunia sampai Agustus 2022 lalu bahkan rata-rata berada di kisaran US$ 100 per barel. Padahal, asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada APBN 2022 dipatok US$ 63 per barel. Meski pada APBNP 2022, asumsi ICP diubah menjadi US$ 100 per barel.
Pada perdagangan Senin (17/10/2022) harga minyak mentah Brent tercatat US$ 92,22 per barel, naik 0,64% dibandingkan posisi sebelumnya. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya menguat 0,61% ke US$ 86,13 per barel.
Begitu juga dengan harga gas bumi. Berdasarkan data SKK Migas, harga jual gas ekspor tertinggi sempat terjadi pada Agustus 2022 dengan harga mencapai US$ 42,2 per MMBTU.
Namun sayangnya, dari sisi volume produksi migas justru mengalami kelesuan. Produksi terangkut (lifting) minyak sampai kuartal III 2022 ini baru mencapai 610,1 ribu barel per hari (bph) atau 86,8% dari target lifting minyak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar 703 ribu bph.
Begitu juga dengan salur (lifting) gas bumi tercatat baru mencapai 5.353 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92,3% dari target tahun ini sebesar 5.800 MMSCFD.
Dengan demikian, realisasi lifting migas hingga 30 September 2022 tercatat sebesar 1.562 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) atau 89,8% dari target 1.739 juta BOEPD.
[-]
-
Harga Minyak Memanas, Kok Produksi Migas RI Melempem?(wia)
Sentimen: netral (40%)