Sentimen
Positif (64%)
18 Okt 2022 : 19.37
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta, Bantul

Banteng Merajalela, Ganjar Siji Ganjar Kabeh: Nyanyian Seniman untuk Ganjar Pranowo

Gatra.com Gatra.com Jenis Media: Nasional

18 Okt 2022 : 19.37
Banteng Merajalela, Ganjar Siji Ganjar Kabeh: Nyanyian Seniman untuk Ganjar Pranowo

Bantul, Gatra.com - "Banteng di mana-mana. Banteng Merajalela. Selalu bersama untuk kita semua. Ntengji, ntengbeh. Banteng siji banteng kabeh (Banteng satu banteng semua). Ganjar di mana-mana. Ganjar memang mempesona, sampai kita terpana. Akhirnya harus ke sana. Njarji, njarbeh. Ganjar siji Ganjar kabeh (Ganjar satu Ganjar semua)."

Demikian nyanyian Encik Sri Krishna yang memplesetkan lagu Celeng Degleng yang sempat viral beberapa tahun lalu. Lirik dari lagu itu diubah oleh Encik hingga membuat Ganjar dan para seniman tertawa lebar.

Namun setelah itu Ganjar meminta Encik berhenti bernyanyi. Ia memprediksi semakin lama lagu itu akan semakin ngawur. Suasana itu terjadi saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertamu ke rumah seniman Butet Kartaredjasa di Kembaran Tamantirto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (16/10).

Selain Butet dan Encik Krishna, tampak juga Marzuki Kill The DJ, Marwoto, Susilo Nugroho, Bambang Heras, hingga Agus Noor.

Ganjar mengatakan, pertemuannya dengan Butet dan sejumlah seniman di Yogyakarta itu hanya untuk melepas rindu dengan para seniman. "Tokoh seni, budaya, kalau kumpul mesti regeng (ramai). Ngopi, musti ada makan, cerita sembarang kalir (banyak hal), gojek kere (bercanda) karena dulu saya 11 tahun di sini," ujarnya.

Ganjar menceritakan, dalam pertemuan itu ia dan para seniman membahas tentang lukisan. Selain itu beberapa seniman juga memberikan buku karya mereka. Ganjar juga sempat melihat berbagai koleksi lukisan di rumah Butet.

Ganjar kemudian diberi satu gambar terbaru karya Butet Kartaredjasa. Gambar sketsa dengan simbol seekor macam atau harimau yang diikat tali oleh seseorang. Menurut Butet, gambar itu memiliki makna mengerem keserakahan.

"Dua kata tapi maknanya itu tinggi sekali. Ini yang buat Yogyakarta itu selalu ngangeni karena banyak petuah-petuah, sinyal-sinyal, simbol-simbol, sanepa-sanepa yang sangat filosofis. Jadi tidak semua dengan akal, tapi dengan rasa," katanya.

Butet Kartaredjasa mengatakan pertemuan antara Ganjar dan para seniman di rumahnya itu hanya untuk silaturahmi dan mencicipi masakan istri Butet. "Betul-betul bercanda, kepengin dolan karena dia tahu kalau masakan istriku itu enak. Hanya bercanda, gojek kere pokoknya," katanya.

Sentimen: positif (64%)