Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Sukoharjo, Solo
Dam Colo Ditutup, Ratusan Hektar Sawah Kekurangan Air
Krjogja.com Jenis Media: News
Petani berharap kebutuhan air terpenuhi dari hujan setelah Dam Colo ditutup. (Foto : Wahyu Imam Ibadi)
Krjogja.com - SUKOHARJO - Petani kelimpungan kekurangan air bersamaan dengan jadwal olah tanah musim tanam (MT) III padi justru pintu air Dam Colo Nguter dilakukan penutupan selama satu bulan kedepan. Total ratusan hektar lahan di wilayah Kecamatan Polokarto dan Mojolaban sekarang berharap mendapat pasokan air hujan dan mengandalkan sumur pantek. Atas kondisi ini Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur keberatan dengan kebijakan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, Senin (17/10/2022) mengatakan, pintu air Dam Colo Nguter resmi ditutup selama satu bulan kedepan mulai Minggu (16/10/2022) pukul 06.00 WIB kemarin. Penutupan dilakukan sebagai agenda rutin tahunan perawatan saluran irigasi.
Selama penutupan pintu air Dam Colo Nguter dipastikan air tidak lagi mengalir di saluran irigasi. Dampaknya lahan pertanian disepanjang aliran irigasi Dam Colo tidak mendapat pasokan air. Akibatnya sawah kekurangan air. Hal ini dikeluhkan petani mengingat kondisi sekarang petani sedang melakukan olah tanah dan membutuhkan banyak pasokan air.
"Petani jelas kelimpungan dan Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur sudah mengajukan keberatan kepada BBWSBS selaku pengelola Dam Colo Nguter. Sebab petani disaat sekarang sangat membutuhkan banyak pasokan air bersamaan dengan jadwal olah tanah. Tapi pintu air Dam Colo justru tetap dipaksakan ditutup dan dipastikan saluran irigasi kering tidak lagi mengaliri air ke sawah petani," ujarnya.
Jigong menjelaskan, jadwal olah tanah dilakukan petani sejak sepekan terakhir untuk MT III padi. Olah tanah dilakukan baik petani yang masuk program IP400 atau empat kali tanam empat kali panen padi dan petani diluar program tersebut.
"Total ratusan hektar sawah sekarang sedang olah tanah dan dipastikan kekurangan air karena pintu air Dam Colo ditutup. Petani hanya berharap hujan turun, kalau tidak jelas berpengaruh pada jadwal tanam," lanjutnya.
Petani yang sedang melakukan olah tanah seperti di sawah di wilayah Desa Pranan Kecamatan Polokarto hingga Desa Wirun Kecamatan Mojolaban. Petani selain berharap mendapat pasokan air dari hujan, juga mengandalkan air dari sumur pantek.
"Mudah-mudahan benar sekarang sudah musim hujan dan kebutuhan air petani terpenuhi. Sebab anggapan petani sekarang masih musim kemarau. Sawah masih kekurangan air dan ada yang terpaksa memenuhi kebutuhan tanam padi dengan mengambil air dari sumur pantek," lanjutnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan, penutupan pintu air Dam Colo Nguter menjadi agenda rutin tahunan BBWSBS. Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo sudah berusaha membantu petani dengan meminta pada BBWSBS untuk mempertimbangkan terkait jadwal penutupan. Hasilnya pihak BBWSBS menjadwal ulang penutupan pintu air dari sebelumnya 1 Oktober menjadi 16 Oktober.
"Dari BBWSBS memang seperti itu harus menutup pintu air Dam Colo Nguter selama satu bulan setiap tahun. Petani nantinya tetap akan kami bantu memenuhi kebutuhan air," ujarnya.
Kebutuhan air bagi petani didapat dari sumur pantek dan sumur dalam. Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo menyediakan peminjaman alat berupa mesin pompa air.
"Penutupan pintu air Dam Colo Nguter baru saja dilakukan dan stok air masih ada. Mudah-mudahan kebutuhan terpenuhi dari hujan dan apabila kurang maka bisa diambilkan dari sumur pantek," lanjutnya. (Mam)
Sentimen: positif (66.3%)