Sentimen
Negatif (99%)
17 Okt 2022 : 21.12

Disuntik Obat Kadaluarsa, 10 Pasien Leukimia Anak-anak di Yaman Meregang Nyawa

18 Okt 2022 : 04.12 Views 3

Rmol.id Rmol.id Jenis Media: Nasional

Disuntik Obat Kadaluarsa, 10 Pasien Leukimia Anak-anak di Yaman Meregang Nyawa

Laporan dari Kementerian Kesehatan pada Jumat (14/10) mengatakan, anak-anak itu berusia antara tiga dan 15 tahun, yang meninggal di Rumah Sakit Kuwait Sanaa usai disuntik dengan obat-obatan dari beberapa klinik swasta.

Keluarga dari salah satu anak yang meninggal mengatakan bahwa putra mereka merasakan sakit dan kram yang luar biasa, setelah menerima perawatan kemoterapi yang kadaluwarsa, setelah itu meninggal dalam lima hari kemudian.


“Hal terburuk adalah bahwa administrasi rumah sakit berusaha menyembunyikan kebenaran dari kami," kata ayah dari seorang anak laki-laki itu, seperti dimuat Associated Press pada Sabtu (15/10).

Menurut pejabat kesehatan, sejauh ini 19 anak telah meninggal dunia dan sekitar 50 anak lainnya saat ini masih berada di unit yang sama, lantaran menerima pengobatan kemoterapi hasil selundupan yang dikenal sebagai Methotrexate, yang awalnya diproduksi di India.

Perang Yaman yang dimulai sejak tahun 2014 ini telah menyebabkan terjadinya krisis kemanusiaan terparah dan kurangnya akses ke sumber daya dasar, termasuk makanan dan obat-obatan, yang menjadi penyebab terciptanya jaringan penyelundupan besar untuk memasok barang-barang yang dibutuhkan.

Pejabat Houthi dikabarkan diam-diam bekerja dengan para penyelundup obat-obatan yang sering menjual obat kedaluwarsa ke klinik swasta dari stok gudang penyimpanan di seluruh negeri.

Saat ini Kementerian Kesehatan tengah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut. Dalam pernyataannya kemarin, mereka menyalahkan insiden kematian ini kepada pasukan koalisi Saudi, karena telah menyebabkan kurangnya pasokan obat-obatan yang tersedia di daerah-daerah yang dikuasai Houthi.

Konflik Yaman saat ini memasuki tahun kedelapan, dan telah memakan korban lebih dari 150 ribu nyawa. Kegagalan untuk memperpanjang gencatan senjata nasional pada awal Oktober ini dikhawatirkan dapat mengancam pertumpahan darah yang akan kembali terjadi lagi, setelah jeda selama enam bulan dilakukan dalam pertempuran.

Sentimen: negatif (99.6%)