Matahari & Air Lewat, Ini Energi Hijau yang Paling Diandalkan
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dianugerahi harta karun energi melimpah, termasuk Energi Baru Terbarukan (EBT). Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menyebut, RI memiliki potensi EBT sebesar 418 Giga Watt (GW).
"Harta karun" energi hijau tersebut antara lain berasal dari air, panas bumi, matahari, angin, biomassa, dan lainnya.
Namun demikian, di antara beragamnya sumber energi terbarukan Indonesia, sumber energi panas bumi disebutkan menjadi energi yang paling bisa diandalkan. Pasalnya, produktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dalam menghasilkan listrik paling tinggi di antara pembangkit listrik energi terbarukan lainnya.
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harris, mengungkapkan, dari sisi listrik yang dihasilkan per Mega Watt (MW) per tahunnya, produktivitas PLTP bisa mencapai 95%.
Sementara produktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) menurutnya kemungkinan hanya di level 65% atau 60% dalam setahun karena hidro itu tergantung dari cuaca. Kalau lagi musim kering, produksinya tentu akan menurun.
Sedangkan tenaga surya, karena pembangkit tenaga matahari ini bersifat intermittent, maka menurutnya tingkat ketersediaan atau availability factor dalam setahun hanya sekitar 17%-20%.
"Jadi kalau mau melihat berapa sih energi listrik yang dihasilkan per Mega Watt pembangkit EBT yang ada, maka listrik yang paling banyak dihasilkan itu panas bumi," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (14/10/2022).
Namun demikian, dari sisi biaya pembangkitan, dia mengakui bahwa biaya operasi PLTP masih lebih mahal dibandingkan PLTA maupun PLTS.
"Dibandingkan dengan hidro, surya, yang mereka biaya produksinya mungkin lebih murah. Kalau panas bumi mungkin masih mengusulkan lebih dari 10 sen US$ per kWh (harga listrik). Kalau hidro mungkin sudah di bawah 10 sen (US$),"
Harris menyebut, hingga pertengahan Oktober 2022, kapasitas terpasang PLTP tercatat sebesar 2.342,63 Mega Watt (MW). Sampai akhir 2021 lalu, berdasarkan data Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, kapasitas terpasang PLTP tercatat mencapai 2.276,9 MW. Ini artinya, sampai pertengahan Oktober 2022 ini ada tambahan kapasitas terpasang PLTP sebesar 65,73 MW.
Dia memperkirakan, hingga akhir 2022 ini akan ada tambahan 5 MW lagi, sehingga total kapasitas terpasang PLTP bisa mencapai 2.347,63 MW. Sementara itu, pada awal tahun ini pemerintah telah menyebutkan target kapasitas terpasang PLTP pada 2022 mencapai 2.384,9 MW.
Bila diperkirakan total kapasitas terpasang PLTP sampai akhir tahun ini sebesar 2.347,63 MW, maka artinya kapasitas PLTP tahun ini tidak mencapai target atau 37,27 MW lebih rendah dari target yang ditetapkan pada awal tahun.
Indonesia merupakan pemilik sumber daya panas bumi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Hingga Desember 2020, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya panas bumi Indonesia mencapai sebesar 23.965,5 Mega Watt (MW) atau sekitar 24 Giga Watt (GW).
Bila sampai akhir tahun 2022 ini tambahan kapasitas PLTP RI mencapai 2.347,63 MW, artinya pemanfaatan energi panas bumi untuk listrik baru sebesar 9,8% dari total sumber daya yang ada.
[-]
-
RI Punya Harta Karun Top 2 Dunia, Tapi Digarapnya Lelet(wia)
Sentimen: positif (100%)