Safira Machrusah
Informasi Umum
- Jabatan: kader Partai Kebangkitan Bangsa calon legislatif untuk DPR RI dari Jawa Tengah
- Tempat & Tanggal Lahir: Lahir di DI Yogyakarta
Karir
- Tidak ada data karir.
Pendidikan
- Tidak ada data pendidikan.
Detail Tokoh
Saya dilahirkan di Yogyakarta. Orangtua saya almarhum Prof. Dr. K.H. Mohammad Tolchah, S.H. bin K.H. Mansoer, atau lebih dikenal dengan Kyai Tolchah Mansoer. Dan ibu, Dra. Hj. Umroh Machfudzoh binti K.H.M. Wahib Wahab. Kedua orangtua saya penggiat organisasi di lingkungan Nahdlatul Ulama dan terjun dalam kancah politik nasional. Lahir dan dibesarkan dalam kondisi seperti itu maka naluri untuk berkiprah di organisasi Nahdlatul Ulama serta kemudian berpartisipasi dalam politik sudah terbentuk dalam diri saya sejak kecil. Masih di bangku sekolah saya aktif di IPPNU DIY. Semasa kuliah saya masuk Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Saya sempat menjabat wakil sekretaris KOPRI PMII komisariat IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada tahun 1990-1991. Saya juga tetap aktif di IPPNU Yogyakarta. Antara tahun 1988-1990 saya terpilih menjadi Ketua PW IPPNU DIY. Sejak menjadi Ketua PW IPPNU itulah saya mulai pula menjadi pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Yogyakarta (1990-1993) yang saat itu dipimpin oleh GBPH Joyokusumo. Selanjutnya saya mulai ikut berkiprah di Pengurus Pusat IPPNU di Jakarta. Kebetulan saat itu ibu terpilih menjadi anggota legislatif di Jakarta. Setelah pada kepengurusan sebelumnya saya menjabat Ketua I, maka pada tahun 1996 dalam Kongres XI IPPNU di Garut, Jawa Barat, saya terpilih menjadi Ketua Umum PP IPPNU. Jabatan ini saya emban sampai tahun 2000. Dalam kepengurusan KNPI, dari Yogyakarta pun akhirnya masuk di kepengurusan pusat. Saya menjadi anggota Dewan Pengurus DPP KNPI antara tahun 1993-1996 mewakili IPPNU. Pada kepengurusan periode 1996-1999, saya duduk sebagai sekretaris Majelis Pemuda Indonesia, sebuah organ penasehat tertinggi dalam struktur KNPI. Pada zaman Orde Baru di bawah Suharto, memang KNPI banyak disebut-sebut sebagai organisasi yang sudah terkooptasi oleh kekuasaan. Namun, perjuangan saya untuk membela sistem yang lebih adil, demokratis, dan memperjuangkan hak-hak perempuan tidak pernah luntur. Bersama tujuh organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) terkemuka saat itu, saya mewakili IPPNU memelopori terbentuknya Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia (FKPI) pada Februari 1997. Forum ini memprihatinkan kecenderungan memudarnya semangat kebangsaan yang ditandai berbagai kerusuhan bernuansa SARA di Indonesia saat itu, misalnya kerusuhan etnis di Sanggauledo Kalimantan Barat akhir 1996 awal 1997 dan juga Situbondo tahun 1997. Beberapa statemen yang dikeluarkan bersama-sama melalui forum tersebut bahkan banyak disebut-sebut sebagai menggembosi peran KNPI. Puncaknya, adalah saat FKPI mengkritik tajam secara kontinyu terhadap kepemimpinan nasional dan penyelewengan kenegaraan pada senja kala kekuasaan Orde Baru. Salah satu statemen FKPI yang sangat mendasar saat itu adalah agar Pak Harto mau legowo tidak tampil kembali sebagai pimpinan nasional pada pemilihan presiden 1998. Meski ajakan tersebut tidak mempan, namun ia merupakan salah satu embrio terjadinya reformasi dan mundurnya Pak Harto di tahun 1998.
Berita Terkait
Tidak ada berita terkait tokoh ini.