Informasi Umum

• Jabatan: Anggota DPR-RI (2014-2019)
• Tempat & Tanggal Lahir: Denpasar, Bali, Indonesia, 31 Desember 1960

Karir

• 1. Anggota DPR-RI (2014-2019)
• 2. Universitas Udayana, Bali

Pendidikan

• Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Nyoman Dhamantra merupakan seorang pengusaha yang sukses di Bali yang kini duduk di kursi DPR RI pada Komisi VI yang membidangi Perdagangan, Perindustrian, Investasi, koperasi, UKM, BUMN, dan Standarisasi Nasional) tahun 2009 - 2014. Sempat berkarier di PT Rims Energy Oil Company, nuraninya pun tergugah saat melihat tanah kelahirannya semakin 'dijajah' oleh para investor asing, maka ia pun memilih untuk berkarier di jalur politik demi memajukan potensi lokal Bali. Di panggung politik, Nyoman Dhamantra pun merintis karier politiknya dari bawah hingga akhirnya ia sukses menjadi anggota DPR RI Komisi VI tahun 2009 untuk urusan perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM, BUMN, dan standarisasi nasional. Selama menjadi seorang politisi, Nyoman Dhamantra pun terbilang cukup vokal dalam menyuarakan perekonomian Bali yang semakin tergerus oleh keberadaan toko dan ritel asing yang menyerbu Bali. Akibatnya banyak artshop yag terpaksa gulung tikar. Menurutnya hal ini terjadi karena peningkatan Gross Domestic Product (GDP) tidak berdampak dengan kenaikan Gross Domestic Happiness (GDH) atau peningkatan harapan hidup masyarakat Bali. Melihat kasus demikian, akhirnya Nyoman Dhamantra pun mengusulkan untuk merivisi UU Provinsi Bali dengan memasukkan beberapa poin. Pertama adalah pasal mengenai Dana Bagi Hasil (DBH) yang lebih proporsional. Kedua adalah pengaturan yang jelas dan tegas mengenai pelestarian budaya yang lebih harmoni. Seperti diketahui bahwa budaya merupakan menu utama (core business) pariwisata di Bali. Karena itu, pelestarian budaya menjadi kebutuhan mutlak yang tidak bisa dihindarkan. Sementara itu, yang terakhir adalah kejelasan posisi antara dinas dan adat (pekraman) sebab kedudukan antara dua lembaga masyarakat ini seringkali menimbulkan ambiguitas yang seringkali berujung pada konflik.