Fahmi Idris
Informasi Umum
- Jabatan: Menteri Perindustrian (2005-2009)
- Tempat & Tanggal Lahir: Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia, 20 September 1943
Karir
- 1. Pendiri PT Kwarta Daya Pratama
- 2. Pimpinan Kongsi Delapan Grup
- 3. Direktur PT Parama Bina Tani
- 4. Direktur PT Delta Santana
Pendidikan
- 1. Menteri Perindustrian (2005-2009)
- 2. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Detail Tokoh
Sebelum menjadi politikus dan pebisnis handal, Fahmi Idris sudah akrab dengan dunia politik sejak masih berstatus mahasiswa. Mengambil studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Fahmi aktif di lembaga ekstra-kampus yang pengaruhnya cukup besar pada masa Orde Baru: Himpunan Mahasiswa Islam. Di lembaga intra-kampus, Fahmi berhasil menduduki jabatan penting, yakni Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI pada 1965-1966. Tepat pada masa-masa genting republik, saat kekuasaan Soekarno beralih ke Soeharto. Soal bisnis, agaknya Fahmi mewarisi bakat dan gemblengan dari ayahnya: Haji Idris Marah Bagindo, seorang pedagang asal Minang. Haji Idris mendidik anak-anaknya sejak kecil agar taat beragama, juga disiplin yang cukup ketat. Maka, selepas sarjana, Fahmi Idris mulai mendirikan usaha bersama teman-temannya sesama eksponen '66, mendirikan PT Kwarta Daya Pratama. Kemudian, Fahmi menjadi pimpinan Kongsi Delapan Grup pada tahun 1979. Grup ini merupakan kumpulan perusahaan konglomerasi yang didirikan bersama Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, dan Pontjo Sutowo. Perusahaan bentukannya bergerak di bidang-bidang agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga perhotelan. Saat itu, PT Kwarta Daya Pratama dan Kongsi Delapan dipandang sebagai perusahaan yang sukses. Bahkan PT Kwarta Daya Pratama pada tahun 1980-an diakui sebagai salah satu perusahaan tersukses di Indonesia. Bisnis perhotelan yang dikelola oleh perusahaan Fahmi Idris berjaya tidak hanya di dalam negeri, namun juga di luar negeri. Perusahaannya menjangkau kawasan elit di luar negeri seperti Amerika, Beverly Hills, California. Di kawasan itu, berdirilah hotel bernama Regent Beverly Whilshire. Sebelum membangun sendiri perusahaan bersama rekan-rekannya, Fahmi Idris bekerja terlebih dahulu di beberapa perusaaan. Di perusahan-perusahaan ini ia mencuri ilmu manajemen perusahaan yang baik agar mantap mendirikan perusahaan sendiri. Perusahaan yang pernah menjadi tempatnya bekerja adalah PT Krama Yudha, sebuah perusahaan patungan dengan Jepang yang bergerak dalam bidang pembuatan mobil. Di perusahaan ini ia bekerja sebagai direktur perusahaan. Selema bekerja di sini, ia berhasil membangun kerjasama dengan Philips dari Belanda. Selain PT Krama Yudha, ia menduduki posisi direktur pula di PT Parama Bina Tani, PT Delta Santana, PT Wahana Muda Indonesia, PT Dharma Muda Pratama, PT Ujung Lima, dan CV Pasti. Masing-masing perusahaan yang pernah digarapnya bergerak di bidang penyuplai bahan-bahan pokok di Indonesia, misalnya agrokimia, perlengkapan industri minyak dan gas bumi, konstruksi dan rekayasa untuk pabrik metanol di Bunyu, pergudangan dan muatan, dan transpor. Setelah sukses membangun perusahaan. Ia tidak serta merta berkecimpung hanya di dunia itu saja. Tidak melupakan politik, Fahmi bergabung dengan Golkar sejak 1984. Pada periode pengurusan 1998-2004, Fahmi Idris mendapat posisi penting di partai ini, menduduki posisi Ketua DPP Golkar di Jakarta. Bergabung dengan partai memang menjadi langkah yang dilakukan pengusaha agar bisa masuk ke birokrasi pemerintahan. Saat menjadi Ketua DPP Golkar Jakarta, pemerintah mempercayakan jabatan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Fahmi, dan kemudian setelah reshuffle jabatannya rangkap dengan posisi Menteri Perindustrian. Menjelang pensiun, sosok politikus dan pebisnis sukses ini menyalurkan hobi bercocok tanamnya lebih sering. Sekarang ia membuka sebuah kebun sayur tak jauh dari rumahnya di Cibodas, Jawa Barat. Kegemarannya bercocok tanam membuatnya memiliki minat untuk menanam sayuran yang tak “biasa.” Sayuran yang ditanamnya adalah sejenis labu Jepang. "Kalau pensiun, saya ingin menjadi petani," kata bapak dua anak ini.
Berita Terkait
Tidak ada berita terkait tokoh ini.