Purnomo Yusgiantoro

Informasi Umum

  • Jabatan: Politisi Indonesia
  • Tempat & Tanggal Lahir: Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 16 Juni 1951

Karir

  • 1. Politisi Indonesia
  • 2. Abiturien SMA Kolese Loyola, Semarang
  • 3. Sarjana Teknik, Institut Teknologi Bandung (ITB) (1974)
  • 4. Magister Ekonomi, University of Colorado at Boulder Main Campus, Colorado, (1988)

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

September 2012 lalu, Purnomo Yusgiantoro diterpa isu miring soal pernikahannya dengan penyanyi Sundari Soekotjo. Namanya menghiasi beberapa media nasional, mantan menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan pertahanan ini jadi buah bibir. Peristiwa itu hanya sebagian dari episode perjalanan hidup dan karir sang tokoh multi bidang. Purnomo bukan anak kemarin sore di kancah politik, ekonomi, hingga militer tingkat elite di Indonesia. Kiprah dan karirnya juga konsisten. Ia termasuk dari sedikit orang yang bisa masuk kabinet beberapa kali periode. Kursi pemerintahan sudah dirasakannya sejak 2000 hingga berakhirnya pemerintahan Presiden SBY di 2014. Purnomo Yusgiantoro lahir di Semarang, 16 Juli 1951. Di kota ini, Purnomo menempuh sekolah menengahnya di SMA Kolose Loyola, Semarang. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan kuliah jurusan teknik di Instititut Teknologi Bandung (ITB). Berbekal gelar sarjana, Purnomo mengawali kariernya di bidang pendidikan terlebih dahulu dengan menjadi dosen di Fakultas Teknologi Mineral di Universitas Trisakti sejak 1974. Ia melanjutkan kuliah untuk mendapat gelar magister di universitas yang berbeda di Colorado, Amerika Serikat, untuk ilmu pertambangan dan ekonomi, pada 1986 dan 1988. Purnomo yang sempat mengajar di University of Colorado at Boulder sebagai dosen Departemen Ekonomi pada tahun 1989 pulang ke Indonesia dan melanjutkan karier dosennya dengan mengajar di program Magister Manajemen STIE LPMI. Pada 1993, Purnomo diangkat sebagai dosen tetap Pasca Sarjana Magister Manajemen dan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) Universitas Atmajaya. Pada 2002, ia diangkat menjadi guru besar di Universitas Atmajaya, dan 2009 gelar tersebut datang dari almamater pertamanya, ITB. Kariernya yang mentereng di pemerintahan dimulai sejak menjadi lulusan terbaik LEMHANNAS dan mendapatkan penghargaan Wibawa Seroja Nugraha pada 1992. Ia ditunjuk menjadi Ketua II Bidang Pemasaran Dalam dan Luar Negeri, Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP) untuk periode 1993-1998. Sebelum dipercaya sebagai menteri, Purnomo sempat menjabat sebagai Gubernur OPEC yang berkantor di Winna, Austria sepanjang tahun 1996-1998. Pada pemerintahan Presiden Gus Dur, Purnomo diminta pulang untuk mengemban tugas sebagai Menteri ESDM. Di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, Purnomo masih dipercaya menjadi menteri ESDM,  hingga dua periode pemerintahan Presiden SBY, dengan posisi yang berbeda yaitu menteri ESDM dan pertambangan.  Di sela-sela kegiatannya mengurusi sektor paling vital di Indonesia itu, Purnomo juga mengurus OPEC. Ia didaulat sebagai Sekjen dan Presiden OPEC pada 2004. Posisinya di OPEC yang mengurusi masalah-masalah mengenai produksi, harga dan hak konsesi minyak bumi dengan perusahaan-perusahaan minyak cukup membantu Purnomo selama menjadi menteri. Jabatan menteri terakhir yang dipangku Purnomo ada di masa pemerintahan Presiden SBY periode kedua, yaitu menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan. Jabatan yang cocok dengan latar belakangnya yang sempat berkecimpung dengan prestasi bagus di LEMHANAS.