Rachmat Gobel

Informasi Umum

  • Jabatan: Menteri Perdagangan (2014-2019)
  • Tempat & Tanggal Lahir: Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia, 3 September 1962

Karir

  • 1. Menteri Perdagangan (2014-2019)
  • 2. S-1 Perdagangan Internasional, Chuo University, Tokyo (1984)
  • 3. Doktor Kehormatan dari Takushoku University, Tokyo, Jepang (2002)
  • 4. Doktor Kehormatan dari Chuo University, Tokyo, (2014)

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Namanya sering disebut-sebut di bursa calon menteri perindustrian (menperin) dalam setiap periode penyusunan kabinet beberapa presiden. Rachmat Gobel akhirnya terpilih jadi menteri perdagangan (mendag) pada kabinet Jokowi-Jusuf Kalla pada 2014 lalu. Terpilihnya Gobel sebagai mendag sempat diragukan, karena Gobel lebih mendarah daging dalam dunia industri daripada perdagangan. Karirnya tak berjalan mulus, Gobel hanya mampu bertahan sebagai menteri perdagangan hanya dalam tempo kurang dari 10 bulan . Setelah itu Gobel maju dalam bursa calon ketua umum Kadin Indonesia, lagi-lagi Gobel kembali gagal. Gobel lahir di Jakarta pada 3 September 1962. Ayahnya adalah (alm) Drs. H. Thayeb Mohamad Gobel, pemimpin dan pendiri biduk usaha perusahaan ternama kelompok usaha Gobel, perintis industri elektronika di Indonesia. Prinsip tentang kerja keras di lingkungan kerja sudah ditanamkan sang ayah kepada Gobel kecil. Ayah Gobel ingin pewaris kerajaan bisnisnya nanti tumbuh menjadi pribadi dengan jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan. Setiap masa liburan sekolah, sang ayah selalu memerintahkan Gobel berkunjung ke pabrik untuk ikut pelatihan. Salah satu tujuan utamanya, selain untuk memperkenalkan lingkungan kerja, agar Gobel terbiasa dengan ritme kerja seorang karyawan pabrik. Selain pengalaman langsung, tempaan pengetahuan Gobel tentang segala macam persoalan dunia usaha juga didapatkannya secara teoritis oleh sang ayah lewat diskusi dan tukar pikiran. Gobel tamat sekolah menengah pada 1981. Gobel memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya ke Jepang, daripada ke Amerika Serikat. Pertimbangannya karena Gobel sudah menunjukkan bakat seorang pebisnis. Gobel ingin belajar sekaligus memperlancar hubungan dan komunikasi dengan Matsushita Group. Matsushita dikenal dengan nama Panasonic Group adalah salah satu rekan utama kelompok usaha Gobel.  Di Negeri Sakura, Gobel mendalami bahasa Jepang. Dalam empat tahun Gobel berhasil menyelesaikan program studi perdagangan internasional. Ia sempat magang di kantor pusat Matsushita Group di Osaka selama dua tahun. Magang ini jadi sarana menimba  ilmu sebanyak-banyak, dengan menjajal berbagai devisi di  Matsushita Group. Pada 1989, Gobel yang sudah ‘matang’ kembali ke tanah air, dan langsung menempati posisi sebagai Asisten Presiden Direktur di PT National Gobel. Sebuah perusahaan joint venture pertama antara Indonesia dan Jepang di bidang industri manufaktur elektronika. Kerja keras Gobel di perusahaan patungan tersebut mendapat apresiasi serta tanggung jawab baru. Pada 1991 ia diangat menjadi anggota dewan direksi. Ia pun bertanggung jawab penuh terhadap perencanaan manajemen perusahaan. Visi Gobel tak muluk-muluk. Ia dituntut untuk mempertahankan perusahaan ayahnya agar tak jatuh ke lubang krisis. Berbekal filosofi ‘air mengalir dari keran’ dari Konosuke Matsushita dan filosofi pohon pisang sang ayah, Gobel memimpin perusahaan dengan amat cemerlang. Perkembangan perusahaannya yang positif juga membuat Gobel gembira. Ia tak hanya mengejar keuntungan materi semata, namun juga ingin perusahaannya jadi tempat mencari nafkah bagi orang banyak. Perannya dalam meningkatkan kualitas hubungan perdagangan antara Indonesia dan Jepang, pada 2013 Gobel diganjar penghargaan “ANTARA Achievement Award” oleh Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA. Sebelumnya Gobel juga mendapat penghargaan Honorary Doctorate Degrees dari Takushoku University, Tokyo, Jepang, atas kerja kerasnya membuka jalan bagi para pebisnis di Jepang untuk berdagang di Indonesia. Selain sibuk mengurus perusahaan, Gobel juga jadi Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ). Ia juga sempat aktif jadi pengurus di Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Gobel sejak 2002. Di Kadin, Gobel berkesempatan mengetahui permasalahan pelaku industri, dan berusaha mencari solusinya. Gobel memegang jabatan Ketua Kadin Bidang Industri Logam, Mesin, Kimia, dan Elektronika.