Richard Joost Lino
Informasi Umum
- Jabatan: Mantan Direktur Pelindo II
- Tempat & Tanggal Lahir: Ambón, Kota Ambon, Maluku, Indonesia, 7 Mei 1953
Karir
- 1. Mantan Direktur Pelindo II
- 2. Teknik Sipil Institute Teknologi Bandung (ITB) (1976)
- 3. Diploma in Hydraulic Engineering, The International Institute for Hydroulic and Enviromental Engineering, Delft (1978)
- 4. International Course on Sediment Transport in Estuarine and Coastal Engineering, Coastal Research Centre, Poona, India (1979)
Pendidikan
- Tidak ada data pendidikan.
Detail Tokoh
Karir cemerlang Richard Joost Lino yang biasa disapa RJ Lino di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelindo II harus terhenti terkait dugaan kasus korupsi yang melilitnya. Lino dikenal sebagai sosok yang kenyang makan asam garam dunia pelabuhan. Pengalamannya tak hanya di level lokal, juga pernah mengelola pelabuhan di luar negeri. Rekam jejak akademik Lino juga tidak diragukan. Berbagai disiplin ilmu dan pelatihan di bidang pelabuhan ia tekuni. Hal ini membawanya meniti jenjang karir yang terus menanjak dengan karya-karyanya. Di Pelindo II, Lino berhasil mewujudkan sebuah mega proyek Pelabuhan New Tanjung Priok atau Pelabuhan Kalibaru. Berbagai pembenahan pelabuhan di daerah juga dikebut di bawah kepemimpinannya. Jauh sebelumnya, pada 1978-1979, Lino dipercaya menjadi manajer proyek pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok dari dana Bank Dunia. Sejak itu hingga 1990 Lino membina karir di PT Pelindo II. Sampai akhirnya, Sofyan Djalil saat menjadi menteri BUMN menempatkannya di Pelindo II pada 2009. Sebelum menjabat Direktur Utama Pelindo II, Lino yang pernah dijuluki “Manneke” (anak kecil) pernah menjadi Managing Director of Port Guigang, Guangxi, Cina. Kiprah pentingnya di Guigang, membawa perusahaannya berhasil mengakuisisi sebuah pelabuhan dan menyelesaikan persetujuan jual-beli. Port Guigang menjadi pelabuhan terpenting di Cina. Lino disebut-sebuat sebagai profesional Indonesia dengan kualitas standar global. Badai Besar Pada 17 Juni 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah besar saat di pelabuhan Tanjung Priok soal dwell time yang terlalu lama. Jokowi mengancam mencopot menteri dan semua pejabat lapangan jika masalah dwell time tak segera beres. Ucapan Jokowi terbukti, pada 12 Agustus 2015 Jokowi mencopot Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo digantikan oleh Rizal Ramli. Dua minggu setelah reshuffle, 28 Agustus 2015, Tim Bareskrim Polri menggeledah Kantor Pusat Pelindo II di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Penggeledahan terkait dugaan kasus korupsi di Pelindo II mengenai pengadaan 10 unit mobile crane. Masalah yang mendera Lino belum berakhir, anggota Komisi III DPR RI asal Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu menyerahkan laporan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan gratifikasi. Dugaan gratifikasi terkait pemberian furnitur oleh Lino untuk rumah dinas Menteri BUMN Rini Soemarno. Akhirnya, RJ Lino ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus pengadaan crane yang terjadi pada 2010. Pasca keputusan KPK ini, karir Lino di Pelindo II berakhir. Pada Desember 2015, melalui Dewan Komisaris PT Pelindo II menyampaikan pandangan agar Lino tidak dibebani tugas untuk mengelola perusahaan karena masalah hukum yang dihadapinya. Menanggapi surat Dewan Komisaris tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno, dalam RUPS Pelindo II, memutuskan memberhentikan Lino dari kursi orang nomor satu Pelindo II.
Berita Terkait
No | Judul | Tanggal | Media | Action |
---|---|---|---|---|
1 | Baru 7 Bulan, Pelindo 6 Tahun | 4/6/2023 | CNNindonesia.com | Lihat Berita |
2 | JK Kenang Sosok Eks Ketum MUI Ali Yafie sebagai Ulama yang Lemah Lembut | 26/2/2023 | Liputan6.com | Lihat Berita |
3 | Biodata Lengkap 3 Hakim yang Vonis Sambo Hukuman Mati, Satu Hakim Satu Marga dengan Ibunda Joshua | 15/2/2023 | Pojoksatu.id | Lihat Berita |
4 | Pengusutan Kasus Formula E Disebut Gak Jelas, KPK: Baru 7 Bulan Coy, Pelindo 6 Tahun | 13/2/2023 | Indozone.id | Lihat Berita |
5 | KPK Sebut Lukas Enembe Perlu Dirawat Sementara di RSPAD | 12/1/2023 | Koran-Jakarta.com | Lihat Berita |