Samin Tan

Informasi Umum

  • Jabatan: Pengusaha Indonesia
  • Tempat & Tanggal Lahir: Teluk Pinang, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Indonesia, 3 Maret 1964

Karir

  • 1. Pengusaha Indonesia
  • 2. Akuntansi di Universitas Tarumanegara (Tak Lulus) (1987)

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Namanya tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia versi Majalah ekonomi AS, Forbes 2011 dengan kekayaan 940 juta dolar atau di peringkat ke-28. Ia adalah Samin Tan, pemilik perusahaan batu bara PT Borneo Lumbung Energi. Lewat bisnis batu bara, Samin Tan memupuk pundi-pundi kekayaan hingga berurusan dengan bisnis keluarga Bakrie. Pria kelahiran Teluk Pinang, Riau, pada 3 Maret 1964 ini pisah kongsi dengan keluarga Bakrie. Semua gara-gara investasi yang berjalan tak sesuai harapan. Jumlah uangnya tak main-main, hingga mencapai 1 milliar dolar AS pada Januari 2012 yang ditransaksikan di bursa London. Uang investasi Samin Tan kepada keluarga Bakrie yang ditaruh di Bakrie Bumi Plc, perusahaan keluarga Bakrie dengan mitranya Rothschild yang berlokasi London. Tak disangka-sangka, saham tiba-tiba anjlok drastis. Dari jumlah total 100 persen, saham Bakrie Bumi Plc merosot hingga 20 persen. Aset yang dimilikinya sempat hanya tertinggal 140 juta dolar AS. Yang menyakitkan, uang itu hasil pinjaman. Selain masalah dengan Bakrie, langkah bisnisnya yang akan selalu dikenang Samin Tan adalah kegagalannya saat ingin menguasai induk PT Berau Coal Energy, Tbk (BRAU) yaitu Asia Resource Mineral Ltd (ARMS). Kegagalan bagi Samin adalah sesuatu yang wajar dalam dunia bisnis. Samin sempat mengenyam pendidikan tingkat perguruan tinggi di jurusan akuntansi di Universitas Tarumanegara, sayangnya tak dilanjutkannya sejak 1987. Artinya Samin Tan salah satu miliarder Indonesia yang tak lulus kuliah. Ia lebih memilih untuk aksi langsung dengan bergabung di kantor akuntan public (KAP) Peat Marwick. Kecemerlangan Samin selama bekerja sempat mengantarkan dirinya menjadi partner KPMG di 1995. Samin kemudian bergabung dengan perusahaan jasa akuntansi Deloitte&Touche. Berselang empat tahun, Samin bersama Surjadinata Sumantri mendirikan Renaissance Capital Asia dan menduduki jabatan sebagai direktur utama. Ambisi Samin menuntun dirinya untuk mulai menjalin relasi bisnis dengan Bakrie Group. PT Bumi Resource Mineral Tbk dari Bakrie Group memakai PT Renaissance Capital Asia milik Samin untuk mengakuisisi PT Kaltim Prima Coal dari Beyond Petroleum Plc dan Rio Tinto. Pada 2006 Samin mendirikan PT Republik Energi & Metal. Salah satu langkah penting yang dicapai Samin adalah mengambil alih PT Borneo Lumbung Energy dan mengubah perusahaanya menjadi perusahaan utamanya sekarang. Di tangan Samin, PT Borneo Lumbung Energy menjadi perusahaan tambang batu bara yang disegani di dalam negeri. Perusahaan batu baranya memproduksi batu bara jenis metalurgi yang bermutu tinggi, dan menjadi satu-satunya perusahaan di tanah air yang memproduksi barang mahal tersebut. Perusahaan tambang Samin Tan diperkirakan memiliki cadangan batu bara sebanyak 69,2 juta ton. Tingkat produksi tambangnya terus meningkat pada 2010, hingga membawanya sebagai orang terkaya di tahun berikutnya.