Soleh Solahuddin

Informasi Umum

  • Jabatan: Akademisi Bidang Pertanian dan Politisi
  • Tempat & Tanggal Lahir: Garut, Kotakulon, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia, 12 Mei 1944

Karir

  • 1. Akademisi Bidang Pertanian dan Politisi
  • 2. S3 Pertanian University of Wisconsin-Madison AS

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Di penghujung November 1998, Soleh Solahuddin ditemani Johannes Adrianus Bijmer bermain golf di Danau Bogor Raya, akhir pekan. Kebersamaan Menteri Pertanian bermain golf dengan Presiden Direktur PT Monagro Kimia tersebut berujung getir. Pasalnya, Monsanto, salah satu maskapai agrobisnis terbesar di dunia, tanpa melalui AMDAL telah divonis denda US$ 1,5 juta di kandangnya sendiri, AS tahun 2004. Monsanto terbukti menyuap 140 orang pejabat di Indonesia dalam kurun waktu 1997 hingga 2002, majalah GATRA, April 2004 dan Januari 2005. Beberapa pihak menilai, kesepakatan antara pemerintah dan Monsanto terjadi di lapangan golf tersebut. Februari 2001, Monsanto mendapatkan persetujuan dari Menteri Pertanian Indonesia untuk mengembangkan kapas transgenik Bollgard di Sulawesi Selatan. Akhir tahun 2001, Kantor Kementerian Lingkungan Hidup berencana melakukan amandemen terhadap UU Amdal. Salah satu aturan, yakni untuk produk agrikultural tertentu, seperti kapas Bollgard Monsanto, haruslah melalui pemeriksaan dampak lingkungan sebelum ditanam di Indonesia. Kebijakan ini tampak bertentangan dengan kepentingan bisnis Monsanto di Indonesia. Karena itu, melalui perusahaan afiliasinya di Indonesia dan Kantor Konsultannya, Monsanto melalukan lobi guna menolak kebijakan itu. Soleh, menjadi salah satu pejabat tinggi pertanian yang disebut-sebut telah disuap oleh Monsanto. Rabu, 14 November 2007, Soleh dimintai keterangan selama tujuh jam oleh Bagian Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung yang menyelidiki dugaan suap Monsanto. Beberapa hari setelah Soleh diperiksa, istri Soleh, Aan Siti Siamah, menyusul memasuki gedung Kejaksaan Agung guna dimintai keterangan, Kompas 15 November 2007. Sampai meninggalnya Soleh Solahuddin, Senin 17 November 2014 kasus suap massal tersebut masih gelap. Kehidupan Pribadi Prof. Dr. Ir. H. Soleh Solahuddin, adalah angkatan pertama Fakultas Pertanian di bawah IPB tahun 1963. Sewaktu Soleh memasuki bangku kuliah, kondisi sosial-ekonomi-politik Indonesia sedang bergolak. Mahasiswa menuntut Soekarno turun. Soleh, juga turut tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia. Ia masuk sebagai eksonen 66.  Ayah Soleh, Solahuddin, adalah Lurah Desa Leuwi Goong, Garut. Soleh dibesarkan di keluarga santri. Sewaktu di IPB, Soleh aktif di beberapa kegiatan kemahasiswaan;Ketua Umum HMI Cabang Bogor 1968-1969 maupun Ketua Umum Dewan Mahasiswa IPB 1969-1970. Sewaktu menjadi mahasiswa, Soleh bersama Dr. Harjadi Darmawan, Ketua Umum Dema UI menggagas pembentukan Persatuan Mahasiswa Indonesia. Model inilah yang selanjutnya diteruskan menjadi Persatuan Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian dan berbagai fakultas lainnya di Indonesia. Di HMI periode Nurcholis Madjid menjadi Ketua Umum PB HMI 1968-1970, Soleh adalah Ketua Bidang Kemahasiswaan. Setelah lulus kuliah, Soleh menjadi dosen Fakultas Pertanian IPB (1972) dan sempat menjadi mahasiswa teladan. Pada tahun 1974, Soleh mendapat kesempatan terbang ke Wisconsin untuk program master dan doktor. Awal tahun 1981, Soleh kembali ke Indonesia. Ia meneruskan statusnya sebagai dosen.  Sebagai alumni IPB yang menjadi Dekan Fakultas Pertanian IPB tahun 1986, Soleh menggagas perlunya Gedung Alumni IPB. Gedung Alumni akhirnya terwujud ketika Soleh menjadi Ketua Dies Natalis IPB yang ke 25 (tahun 1988). Gagasan kerjasama IPB dengan sektor bisnis untuk pemanfaatan hasil riset dimulai tahun 1989. Awalnya kerjasama dilakukan dengan PT Kodel yang dipimpin oleh Drs. Soegeng Sarjadi (eksponen 66). Pada tahun 1990 Soleh menjadi Rektor Universitas Haluoleo Kendari. Terobosan yang ia lakukan waktu di Kendari, salah satunya adalah pengiriman dosen ke Kanada melalui proyek EIUDP (Eastern Indonesia University Development Project) melalui kerjasama dengan Pemerintah Kanada. Pada tahun 1995 Soleh menjadi Rektor IPB. Setelah purna menjadi rektor dan menteri, Partai Nasional Demokrat sebagai Dewan Pembina. Ia juga aktif di ICMI sebagai penasehat. Ditahun itu pula, Soleh menjadi Dewan Pakar Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI). Di tahun 2004, Soleh menjadi Wakil Gubernur Lampung.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait tokoh ini.