Oscar Septianus Lawalata

Informasi Umum

  • Jabatan: Perancang busana Indonesia
  • Tempat & Tanggal Lahir: Pekanbaru, Riau, Indonesia, 1 September 1977

Karir

  • 1. Perancang busana Indonesia

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Dengan balutan busana yang feminin, dia berjalan di antara model-modelnya usai perhelatan busana di Jakarta Fashion and Food Festival 2015. Acara digelar di Kelapa Gading, Senin, 25 Mei 2015. Oscar nampak cerah wajahnya, gesturnya yang feminin menyampaikan rasa bangga pada prestasi yang berhasil dipertunjukkanya. Pilihan musik Opera Beijing menjadi andalan Oscar membangkitkan keunikan desain busananya dalam perhelatan malam itu. Peragaan busana bertajuk My Name Is Asia adalah salah satu bukti kepiawaian Oscar dalam merancang busana. Busana yang dipamerkan adalah rancangan Oscar yang menonjolkan kekuatan budaya Asia, khususnya Tionghoa. Oscar menginterpretasikan budaya Tionghoa yang sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak puluhan tahun tersebut dalam beberapa helai busana yang nampak terpadu indah dengan tubuh para model. Warna-warna cerah nan lembut malam itu menghiasai panggung. Para model berjalan bersama-sama dengan kompak. Dalam berbagai gradasi, para model berpose di atas panggung selama beberapa detik, sejurus kemudian berdiri mematung hingga akhirnya kembali lagi ke balik panggung. Saat semua model telah menunjukkan busana ready to wear rancangan Oscar itu, mereka bersama-sama dengan Oscar berkumpul di tengah panggung untuk menerima ucapan selamat. Oscar sudah akrab dengan kain tradisional sejak lama. Ia konsisten mengolah siluet busana yang terinspirasi dari kain-kain tradisional Indonesia. Sebelumnya, Oscar sudah pernah membawakan busana hasil olahan kain tenun dari Sumba, motif totem, dan pernah pula membawakan batik jawa dalam rancangan yang dekonstruktif sehingga memberikan kesan dramatis namun tetap elegan saat dikenakan. Dalam perhelatan Jakarta Fashion and Food Festival 2015 malam itu, Oscar memilih batik pesisiran sebagai inspirasi pembuatan koleksi. Lelaki kelahiran Pekanbaru, 1 September 1977 ini bernama lengkap Oscar Septianus Lawalata. Dia tidak pernah bercita-cita menjadi seorang desainer, dalam benaknya sampai saat ini dia hanya ingin menjadi seorang petani. Untuk mewujudkannya, saat ia pensiun dari dunia desain, Oscar berencana hidup nyaman di salah satu kawasan Ubud. Oscar bahkan sudah membeli tanah yang direncanakannya sebagai tempat ia menghabiskan masa tuanya. Di tengah-tengah para petani, dia berharap kehidupan yang lebih tenang dan dekat dengan pencipta. Dia mengkhayalkan bisa berladang, dan bermain dengan kerbau-kerbau di tengah sawah. Dia merasa semua itu bisa menjauhkannya dari hal-hal yang membuatnya pusing. Reggy Lawalata, ibu Oscar, bercerai dengan Alexander Polli, ayahnya, saat ia berusia lima tahun. Waktu kedua orang tuanya bercerai, Oscar mengaku tak merasakan dampaknya sebab tak merasa dekat dengan sang ayah. Oscar adalah tipikal anak yang suka bermain tapi tak suka diganggu. Sejak kecil ia sadar sudah berbeda dengan teman-temannya karena body language-nya. Mario Lawalata, sang adik seringkali menjadi pembelanya bila ada anak-anak yang suka mengganggu. Oscar semakin mantap meningkatkan kariernya di dunia mode semenjak perang dingin dengan ibunya terselesaikan dengan bicara dari hati ke hati. Perang dingin itu terjadi lantaran keresahan ibunya, Reggy Lawalata, yang mendapat kritik dari saudara-saudaranya. Sesuatu yang kurang nyaman itu akhirnya disampaikan Reggy secara terbuka pada Oscar. Saat itu Oscar sedang bersekolah di Esmod, sekolah khusus mode itu membangun keterampilan Oscar menjadi lebih baik. Dengan kemampuan menggambar dan memahami keindahan serta nilai seni, Oscar semakin detail dalam memperhatikan busana-busana rancangannya.  Tahun 1998, Oscar berhenti dari sekolah Esmod karena krisis moneter. Uang yang seharusnya menjadi biaya sekolah ia alokasikan sebagai dana untuk membuka butiknya sendiri. Dari sanalah membangun butik dengan namanya sendiri: Oscar Oscar. Saat baru membuka butiknya, pelanggan pertamanya adalah Titi DJ, yang saat itu sedang naik daun sebagai seorang penyanyi. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Oscar pun mengambil orderan dari Titi DJ. Lambat laun, bermula dari Titi DJ, orderan semakin ramai. Perang dingin dengan ibunya diakhiri dengan cara yang manis. Oscar dan ibunya duduk bersama. Walau Oscar sudah mulai sukses dengan karirnya sebagai desainer, ibunya masih resah dengan body language Oscar. Kesadaran Oscar atas perasaan ibunya membawa dirinya sendiri untuk terbuka pada ibunya. Permasalahan itu pun selesai dengan cara yang manis, kini baik ibu maupun adiknya, Mario Lawalata, bangga terhadap pilihan hidupnya. Perjalanan karirnya semakin baik dari hari ke hari. Jatuh bangunnya dalam membangun usaha, seperti relasi dan melatih karyawan dinikmatinya dengan seksama, sebab dia tahu tak ada hal yang lebih ia cintai daripada dunia desain dan mode. Oscar semakin berkonsentrasi dalam pengembangan tenun tekstil warisan nenek moyang sambil terus menyempurnakan manajerial bisnisnya. Dalam berbisnis, Oscar tidak bersikukuh pada pendapatnya sendiri. Dia juga mendengarkan pendapat karyawan. Oscar sadar bahwa kenyamanan karyawanan selama bekerja sama pentingnya dengan kenyamanan pelanggan. Maka dia dengan terbuka menerima masukan dari karyawan jika terjadi sesuatu masalah. Ini juga merupakan bentuk usaha Oscar agar karyawannya betah bekerjasama dengannya. Berkat rancangannya yang unik, terkesan etnik dan tak ada yang dapat menyamai, Oscar berhasil menyabet beberapa penghargaan dalam berbagai ajang mode. Oscar meraih juara kedua ASEAN Young Desaigner Contest, Singapura dan meraih penghargaan berupa Internasional Young Creative Entrepeneur (IYCY) di British Council. Dua penghargaan ini mengubah hidup dan jalan karirnya. Penghargaan Internasional Young Creative Entrepeneur (IYCY), membuat atase perdagangan KBRI London, Husniaty, berkeyakinan bahwa Oscar telah membuka jalan bagi produk busana Indonesia memasuki pasar internasional diawali dengan pasar Inggris. Penghargaan Internasional Young Creative Entrepeneur (IYCY) diraih Oscara pada Februari 2009. Di usia yang belum genap 30 tahun, Oscar sudah dijuluki sebagai desainer mahal oleh kalangan desainer, artis, dan penyanyi yang sering berlangganan dengannya. Sekarang, Oscar sudah memiliki tiga label utama yang ditawarkannya ke pasar. Tiga label tersebut ialah OscarOscar Couture, Oscar Lawalata Ethnic, dan OscarOscar ready to wear. Namanya makin melambung di dunia fashion dengan kegigihannya nyemplung ke peluang pasar internasional dengan menggarap label khusus Oscar L. for Uniform. Oscar telah memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya untuk berkesian di bidang mode sampai saat ia tahu kalau dia harus  pensiun. Kelak dia akan tinggal di Ubud dengan rumah singgahnya yang dekat dengan para petani.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait tokoh ini.