Nyi Raden Maria Dinariati Natanegara

Informasi Umum

  • Jabatan: Penyiar dan Reporter
  • Tempat & Tanggal Lahir: Bogor, 7 Desember 1948

Karir

  • 1. Penyiar dan Reporter
  • 2. University of Leicester United Kingdom (2004-2006)

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Sebagai salah satu ikon perempuan professional di Indonesia, Inke Maris Ia dikenal luas sebagai reporter, penyiar dan produser radio BBC London Seksi Indonesia sejak 1969-1982. Selain itu kiprah Inke di TVRI (1982-2001) membawanya pada serangkaian agenda mewawancarai tokoh-tokoh terkemuka berkaliber dunia dan nasional. Jejak karir Inke bermula di negeri Ratu Elizabeth, Inggris. Inke cukup lama bekerja di radio BBC, Bush House, Aldwych, London. Selama belasan tahun antara 1969-1981. Inke adalah reporter, penyiar, dan produser radio BBC London Seksi Indonesia (BBC World Service Indonesian Section). BBC World Service merupakan program radio yang dipancarkan dalam 45 bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. Sebagai penyiar Inke Maris memproduksi acara-acara yang membahas masalah ekonomi, perdagangan dan aspek-aspek kehidupan sosial dan kelembagaan di Inggris. Ia menangani acara mingguan "Ekonomi dan Perdagangan" (Economics and Trade), "Tamu Anda" dan "Inggris Dewasa Ini" (Britain Today). Di Inggris pula, Inke berkali-kali berkesempatan untuk sekolah dan mengikuti berbagai program pelatihan BBC.Di antaranya, Magazine Production (Agustus 1973), Features Production (Oktober 1975), Interview Techniques (September 1979), dan News Production (September 1991). Sejak 19876-1982, Inke menambah daftar pekerjaannya sebagai jurnalis. Kali ini ia menjadi korespondend harian Sinar Harapan. Inke yang sangat fasih berbahasa Inggris dan Jerman, serta Belanda, lahir dari keluarga diplomat yang bertugas di luar negeri. Ayahnya, Yusuf Natanegara, pernah ditugaskan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jerman, Inggris, dan Uni Soviet. Hal ini mmebuat Inke banyak mengenyam kehidupan serta pendidikan di luar negeri semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa. Kegemaran membaca yang dimiliki orang tuanya ikut menurun pada Inke. Inke lulus kuliah pada 1970 dan bekerja di radio BBC London, setelah itu.  Di saat itu, Inke sering dimintakan bantuan oleh kedutaan untuk menyelenggarakan acara, bahkan membawa rombongan penari ke festival-festival tari di Inggris. Inke ikut terlibat aktif biasanya bertugas di bidang komunikasi untuk menggalang liputan yang bagus dari media massa di sana, seperti radio atau televisi. Inke menjalani masa pendidikan berpindah-pindah negara karena berasal dari keluarga diplomat yang sering berpindah tugas. Inke mengawali pendidikan dasar di Nicholas Cusanus Gymnasium, Bad Godsberg, Jerman, kemudian menjalani pendidikan menengahnya pada Yayasan Perguruan Cikini, dan menyelesaikan pendidikan SMP di SMP Sumbangsih, Jakarta (1964) dan SMA Negeri III Teladan, Jakarta (1967). Inke kembali pergi ke luar negeri, kali ini menuju Inggris karena sang ayah ditunjuk sebagai Kepala Bagian Ekonomi dan Perdagangan KBRI London. Ia melanjutkan pendidikan dan mendapatkan sertifikat pendidikan dari London Business School, London Chamber of Commerce dan Cambridge University Proficiency in English dan memperoleh gelar MA mass communications dari University of Leicester, Centre for Mass Communication Research. Karir Inke di BBC London berakhir tahun 1982 karena harus kembali ke Indonesia mengikuti suaminya Rizal Maris, yang menikahinya di London tahun 1969. Rizal Maris adalah seorang perwira kapal niaga Ocean, yang kemudian memilih berkarir di perusahaan konsultan di London Rendel Palmer & Tritton Economic Studies Group, kemudian menjadi bankir di Citilease, Citibank group tahun 1982. Setiba di Indonesia, 1982 , Inke menjadi penyiar pertama ketika diluncurkan program khusus siaran berbahasa Inggris TVRI, English News Service. Di samping itu Inke Maris juga dikenal sebagai penyiar Dunia Dalam Berita, program berita andalan TVRI. Ia dikenal sebagai penyiar yang sangat fasih berbahasa Inggris. Ketika di Bandung diadakan Konferensi Asia Afrika, Inke menerjemahkan live on air pidato-pidato para presiden dan perdana menteri. Inke cukup sering muncul secara eksklusif mewawancarai tokoh-tokoh, khususnya tamu kenegaraan yang berkunjung ke Indonesia. Sebelum tamu tiba, wajah Inke biasanya sudah terlebih dahulu hadir membawakan berita features dan dokumenter, berisikan biografi dan ketokohan tamu berikut profil negara asalnya. Karir Inke dengan demikian semakin berkembang. Ia kemudian dipercaya mencari sendiri narasumber terkemuka, untuk diwawancara secara esklusif. Mulai dari menteri, hingga presiden. Wawancara-wawancara Inke mengubah gaya dan cara wawancara di TVRI menjadi lebih tajam menyasar masalah, dan ritmenya menjadi lebih cepat. Sejak Oktober 1997 hingga November 2001, Inke kembali berkesempatan menghadirkan acara baru yang bertajuk News & Views di TVRI. Program ini, muncul sekali dalam seminggu setiap hari Selasa malam, berisi wawancara eksklusif dengan tokoh-tokoh kaliber dunia dan nasional. News & Views adalah sebuah usaha Inke untuk memproyeksikan Indonesia yang baru pasca runtuhnya rezim Soeharto. Karenanya sasaran utama News & Views adalah orang asing, menyajikan berbagai pandangan yang berkembang di Indonesia dalam masa pergolakan kekuatan dan transisi ke era demokrasi. Melalui News & Views dihadirkan tokoh-tokoh reformasi, seperti Ketua MPR RI (1999-2004) Amien Rais, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (2009-2014) Andi Mallarangeng, Menteri Negara BUMN (1999-2004) Laksamana Sukardi, Menteri Keuangan Kabinet Persatuan Rizal Ramli, Menko Ekonomi RI, 1999-2000 Kwik Kian Gie, juga Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani. Selama hampir lima tahun mengudara, News & Views berhasil menghadirkan 200 orang tokoh dari dalam dan luar negeri. Di usia paruh baya, di luar kegiatan resmi sebagai pelaku bisnis ke-PR-an yang terbilang sukses, Inke juga aktif mengabdikan diri di bidang sosial. Inke masih saja mempunyai waktu dan aktif di bidang pendidikan. Bersama suami, perusahaannnya, Inke Maris & Associates dipercaya mengelola dan menyalurkan dana beasiswa dari Singapore Airlines (SIA) untuk para siswa SD, SMP dan SMA di Jakarta, serta mahasiswa kurang mampu karena terkena dampak krisis ekonomi 1997. Program Singapore Airlines untuk Pendidikan (SIAP), itu dimulai sejak tahun akademik 2001/2002. Hingga tahun 2007/2008 telah tersalurkan dana beasiswa terhadap 3.039 siswa SMA di Jakarta dan 616 mahasiswa UI, ITB, Unair dan ITS Surabaya, UGM, UNS Solo, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Klabat, Universitas Pasundang Bandung, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, STIE Perbanas Surabaya, Universitas Brawijaya, ITS Solo, UPN Veteran Surabaya, Universitas Airlangga jumlah total Rp 10 milyar. Dalam rangka membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya kanker serviks, yang merupakan penyebab kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia Inke Maris melalui Ipkasi dan Female Cancer Program dengan disponsori oleh PT Pertamina Tbk memotori tercetusnya "Gerakan Perempuan Melawan Kanker Serviks" yang dicanangkan oleh Ibu Negara, Ani Yudhoyono pada 6 Oktober 2011. Dalam rangka Hari Ibu tg 22 Desember 2011, Inke juga memberikan konsultasi kepada Female Cancer Program, dalam rangka peluncuran Bulan Cegah Kanker Serviks, yang mentargetkan 6000 perempuan untuk melakukan pemeriksaan di 34 Puskesmas yang tersebar di Jakarta, secara gratis. Selanjutnya di tahun 2012 Inke Maris juga memotori produksi dan penayangan iklan layanan masyarakat tentang kanker serviks dengan bantuan dana dari program kemasyarakatan Pertamina.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait tokoh ini.