Christine Hakim
Informasi Umum
- Jabatan: Aktris, Produser Indonesia
- Tempat & Tanggal Lahir: Jambi, Kota Jambi, Jambi, Indonesia, 25 Desember 1956
Karir
- 1. Aktris, Produser Indonesia
Pendidikan
- Tidak ada data pendidikan.
Detail Tokoh
Herlina Christine Natalia Hakim atau yang akrab disapa Christine Hakim merupakan sineas kenamaan asal Indonesia. Kariernya sebagai aktris diawali dengan tidak sengaja karena dia enggan menolak permintaan Teguh Karya untuk membintangi filmnya Cinta Pertama (1973). Tak disangka, film itu membuatnya meraih Piala Citra untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik.Sejak itu, dia memilih untuk mengubah cita-citanya dari arsitek atau psikolog menjadi aktris. Wanita keturunan Minangkabau-Aceh ini pun mantap menekuni dunia keaktoran. Tahun berikutnya, dia membintangi film lain Teguh Karya, yaitu Kawin Lari. Beberapa film baik nasional ataupun internasional telah dibintanginya, di antaranya film Badai Pasti Berlalu (1997), Tjoet Nja' Dhien (1988), dan Eat, Pray, Love (2010). Selain sebagai aktris, dia juga aktif sebagai produser dan juri di berbagai festival film. Hakim memulai debutnya sebagai produser di film Daun di Atas Bantal. Film yang juga disutradarai oleh Garin Nugroho itu ditayangkan di presentasi Un Certain Regard pada tahun 1998. Produksi film dia selanjutnya, Pasir Berbisik (2001), diputar di Festival Film Asia Deauville. Pada tahun 2002, dia menjadi juri di Festival Film Cannes bersama dengan Sharon Stone, David Lynch, dan Michelle Yeoh. Selain aktif sebagai sineas, dia juga aktif sebagai aktivis pendidikan, terutama pendidikan tentang autisme. Dia merupakan pendiri Christine Hakim Foundation.Pada tahun 2018, suami dari Jeroen Lezer ini menjadi Ketua Komite Seleksi Oscar 2019 untuk Indonesia (Indonesia Academy Awards Selection Commitee). Indonesia Academy Awards Selection Commitee menetapkan film berjudul Marlina si Pembunuh 4 Babak sebagai film pilihan dan berhak mewakili Indonesia dalam kompetisi Academy Awards ke-91 kategori Best Foreign Language Film.Pada tahun 2018 ini Christine terlibat penggarapan film pendek berjudul “Sekar (Kamila Andini, 2018)” sebagai Ibu, film yang digarap oleh Happy Salma dan Ifa Isfansyah ini mengisahkan hubungan sang ibu, seorang pembatik, dan Sekar, anak perempuannya. Lebih dari sekadar kain, batik menjadi metafora yang mewakili dunia personal mereka.
Berita Terkait
No | Judul | Tanggal | Media | Action |
---|---|---|---|---|
1 | Kemenbud Gelar Festival Noken, Ada Fashion Show Hingga Flashmob di CFD - Halaman all | 21/12/2024 | Tribunnews.com | Lihat Berita |
2 | Diplomasi Budaya di Film, Menyejahterakan dan Memantik Kesadaran | 9/12/2024 | Tirto.id | Lihat Berita |
3 | Diproduseri Christine Hakim, Film Dokumenter Smong Aceh Jadi Edukasi Gempa dan Tsunami | 7/12/2024 | Harianjogja.com | Lihat Berita |
4 | Percaya dengan Fedi Nuril, Cara Hana Saraswati Dapat Chemistry Saat Berperan pada Film Bila Ibu Esok Tiada | 30/11/2024 | Beritasatu.com | Lihat Berita |
5 | Jadwal Bioskop di Bali Selasa (19/11): Film Bila Esok Ibu Tiada Masih Merajai | 20/11/2024 | JPNN.com | Lihat Berita |