Irwandi Yusuf

Gubernur Aceh 16

lahir di Bireuen, Aceh, Indonesia, 2 Agustus 1960

  • Gubernur Provinsi Aceh periode 2007–2012
  • Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh (1988-sekarang)
  • Pendiri dan pengurus lembaga swadaya Fauna dan Flora Internasional (1999–2001)
  • S2 Fakultas Kedokteran Hewan, Oregon State University (1993)
  • Sarjana Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh (1987)
  • Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree

drh. H. Irwandi Yusuf, M.Sc. (lahir di Bireuen, Aceh, Indonesia, 2 Agustus 1960; umur 59 tahun) adalah Gubernur Provinsi Aceh periode 2007–2012 dan 2017[2] sampai 2018. Bersama wakilnya Muhammad Nazar, S.Ag, ia dilantik pada 8 Februari 2007 oleh Menteri Dalam Negeri Mohammad Ma'ruf di hadapan 67 anggota DPR Aceh. Hadir dalam pelantikan itu adalah beberapa mantan kombatan dan sipil GAM juga para aktivis Sentral Informasi Referendum Acheh (SIRA), Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil dan sejumlah anggota DPR-RI seperti Ferry Mursidan Baldan, Ahmad Farhan Hamid, serta Nasir Djamil. Undangan dari luar negeri di antaranya Duta Besar Inggris, Duta Besar Kanada, Duta Besar Finlandia, serta Wakil Duta Besar Amerika Serikat, perwakilan lembaga internasional, seperti Bank Dunia dan perwakilan dari Uni Eropa. Pada Tanggal 5 juli 2018, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf. Irwandi sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana korupsi suap pengalokasian dan penyaluran Dana Otonomi Khusus Tahun Anggaran 2018 pada Pemerintah Provinsi Aceh. Empat tersangka itu antara lain Gubernur Aceh Irwandi Yusuf (IY) dan Bupati Bener Meriah Provinsi Aceh Ahmadi (AMD) serta dua orang dari unsur swasta masing-masing Hendri Yuzal (HY) dan T Syaiful Bahri (TSB). Setelah menamatkan pendidikan setara sekolah menengah pertama, dia melanjutkan ke Sekolah Penyuluhan Pertanian di Saree dan kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Setelah meraih gelar dari Fakultas Kedokteran Hewan pada 1987, dia menjadi dosen pada 1989 di jurusan yang sama. Ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan S-2 di College of Veterinary Medicine State University (Universitas Negeri Oregon), Amerika Serikat. Dia juga merintis berdirinya lembaga swadaya Fauna dan Flora Internasional pada 1999–2001 dan pernah bekerja di Palang Merah Internasional (ICRC) pada tahun 2000.[butuh rujukan] Selain sebagai senior Perwakilan GAM (TNA) untuk Misi Pemantau Aceh (AMM), ia masuk Gerakan Aceh Merdeka dan dipercaya menduduki posisi Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM dari tahun 1998-2001.[butuh rujukan] Keterlibatan Irwandi sebagai Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM membuat ia berurusan dengan aparat keamanan Indonesia dan ditangkap pada awal 2003. Ia divonis 9 tahun dalam kasus Makar.[butuh rujukan] Dengan adanya bencana Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, ia berhasil lolos dari penjara Keudah, Banda Aceh. Ia melarikan diri ke Finlandia, dan ia diberikan tugas oleh petinggi GAM di Swedia sebagai Koordinator Juru Runding GAM. Saat rapat pertama Aceh Monitoring Mission, dia tampil sebagai koordinator Juru Runding GAM di Aceh (2001–2002).[butuh rujukan] "Mungkin karena isi buku Singa Aceh yang begitu melekat di kepala, saya kemudian masuk GAM," kata Irwandi kepada wartawan Tempo pada Desember 2006.[butuh rujukan] Ia sudah membaca buku itu semenjak berusia tujuh tahun. Cerita tentang kepahlawanan tokoh-tokoh Aceh pada masa kerajaan itu adalah inspirasi yang membuatnya berjuang bersama GAM. Hasil perhitungan cepat yang dilakukan PT Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bekerja sama dengan Jaringan Isu Publik (JIP) menunjukkan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar menempati urutan teratas perolehan suara sebesar 39,27%.[3] Pada 29 Desember 2006, KIP Aceh mengumumkan penghitungan resmi akhir pemilihan kepala daerah untuk periode 2007–2012 dan ia berhasil terpilih menjadi Gubernur Aceh dengan perolehan 768.745 suara (38,2 persen). Suara sah yang masuk mencapai 2.012.370, sedang suara tidak sah mencapai 158.643.[butuh rujukan] Rekapitulasi hasil perhitungan suara ditetapkan Komisi Independen Pemilihan (KIP) di Banda Aceh. Pasangan ini memenangi perolehan suara di 15 dari 21 kabupaten atau kota di Aceh. Namun, ia kalah di Kota Banda Aceh, Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah, Singkil, dan Aceh Tamiang Wikipedia.co.id

Berita Terkait
Tanggal Judul Media
28 July 2022 20:19:33 Bendum PBNU Menyerahkan Diri, 5 Buronan KPK Ini Masih Misterius solopos.com 2022-07-28 20:19:33
04 July 2022 11:07:22 Kantongi SK Kemenkumham, PNA Versi Irwandi Yusuf Ditetapkan KIP sebagai Peserta Pemilu 2024 rmol.id 2022-07-04 11:07:22
08 June 2022 22:30:51 Ditanya Update Harun Masiku, Firli: Emang Kerjaan KPK Cari Dia Doang? idntimes.com 2022-06-08 22:30:51
04 June 2022 01:31:59 DPRA mengusulkan pemberhentian Gubernur Aceh ke Presiden antaranews.com 2022-06-04 01:31:59
02 June 2022 07:46:41 Deretan Koruptor yang Tak Kunjung Tertangkap, Harun Masiku Salah Satunya okezone.com 2022-06-02 07:46:41
01 June 2022 12:30:42 Selain Harun Masiku, KPK Masih Harus Temukan Tiga Buron Ini idntimes.com 2022-06-01 12:30:42
26 May 2022 13:52:12 Baru Bebas, Mantan Bupati Bener Meriah Ditangkap Lagi vivanews.com 2022-05-26 13:52:12
20 May 2022 23:18:28 Harun Masiku Masih Buron, Novel Baswedan: Harusnya Firli yang Tidak Boleh Tidur Nyenyak merahputih.com 2022-05-20 23:18:28