Sentimen
Undefined (0%)
4 Nov 2025 : 23.17
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung

Mendaki Tanpa Mengotori: Saatnya Ecobrick Jadi Tradisi Pendaki Indonesia

4 Nov 2025 : 23.17 Views 4

Espos.id Espos.id Jenis Media: Eco

Mendaki Tanpa Mengotori: Saatnya Ecobrick Jadi Tradisi Pendaki Indonesia

GenDarling — Sampah di gunung masih menjadi masalah klasik. Banyak pendaki yang enggan membawa turun sampah karena alasan sepele—tas sudah penuh, sampah kotor, atau sulit dibawa secara ringkas.

Akibatnya, plastik kemasan, botol air mineral, hingga bungkus mie instan kerap ditinggalkan di pos pendakian atau bahkan di jalur menuju puncak. Padahal, sampah tersebut bisa bertahan ratusan tahun di alam dan merusak ekosistem pegunungan.

Salah satu solusi cerdas untuk mengatasi masalah ini adalah ecobrick. Pendaki cukup membawa satu botol plastik kosong, lalu mengisi botol itu dengan sampah plastik bersih dan kering yang dihasilkan selama perjalanan. Sampah ditekan padat menggunakan tongkat kecil hingga botol terisi penuh dan rapat. Dengan cara ini, semua sampah bisa dikemas rapi dan ringkas tanpa menimbulkan bau.

Melalui cara ini, pendaki tidak lagi direpotkan dengan kantong sampah besar yang sulit dibawa. Semua limbah plastik bisa dimasukkan ke satu wadah praktis yang muat di saku ransel.

Di pos pendakian, ecobrick yang sudah jadi dapat dikumpulkan oleh pengelola atau komunitas untuk dikelola agar tidak menjadi limbah yang tidak berguna. Jadi, daripada meninggalkan jejak sampah, pendaki justru meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar gunung.

Gerakan ecobrick mengajarkan bahwa menjaga gunung tidak sulit. Cukup ubah cara berpikir, bukan menambah beban bawaan, tetapi membawa pulang tanggung jawab. Karena pendakian sejati bukan tentang menaklukkan puncak, melainkan menaklukkan ego agar bumi tetap lestari.

Tulisan ini bagian dari program Gen-Darling Movement hasil kolaborasi antara Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) dengan Solopos Media Group (SMG). Tulisan ini karya Bagus Bintang Prayoga, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sentimen: neutral (0%)