Sentimen
Undefined (0%)
4 Nov 2025 : 23.34
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Event: Ramadhan

Kab/Kota: Solo

Tokoh Terkait

Sampah Digital: Masalah Kecil dari Layar, Dampak Besar untuk Bumi

4 Nov 2025 : 23.34 Views 12

Espos.id Espos.id Jenis Media: Eco

Sampah Digital: Masalah Kecil dari Layar, Dampak Besar untuk Bumi

GenDarling -- Di era serba digital, hampir semua aktivitas manusia meninggalkan jejak di dunia maya. Mulai dari mengunggah foto, mengirim pesan, menyimpan dokumen di cloud, hingga menonton video. Di balik semua kemudahan itu, tanpa sadar kita sedang menumpuk jenis sampah baru yang tak terlihat: sampah digital.

Sampah digital berasal dari file, foto, dan video yang tidak lagi digunakan tapi tetap tersimpan di perangkat atau server. Setiap data yang kita simpan membutuhkan energi listrik untuk dijaga dan diproses. Semakin banyak data tersimpan, semakin besar pula energi yang dibutuhkan. Dampaknya memang tidak langsung terlihat, tetapi kontribusinya terhadap pemanasan global cukup nyata.

Server tempat data disimpan harus terus menyala agar file kita tetap bisa diakses kapan saja. Itu berarti penggunaan listrik yang tinggi dan menghasilkan emisi karbon. Jadi, meski hanya menyimpan foto lama atau pesan yang sudah tak dibaca, secara tidak langsung kita ikut menambah jejak karbon digital di bumi.

Menariknya, kini mulai tumbuh gerakan baru di kalangan anak muda: digital decluttering, atau bersih-bersih dunia maya. Komunitas digital dan pegiat lingkungan mulai mengajak masyarakat untuk lebih sadar dalam mengelola data pribadi. Mereka menyarankan agar pengguna rutin menghapus file ganda, membersihkan email lama, menonaktifkan akun tak terpakai, dan mematikan backup otomatis.

“Kalau kita bisa menjaga lingkungan dari sampah plastik, kenapa tidak mulai juga dari sampah digital?” ujar salah satu mahasiswa di Solo yang kini rutin membersihkan datanya setiap akhir pekan. Kebiasaan sederhana itu membuat perangkat jadi lebih ringan sekaligus terasa lebih lega-baik secara mental maupun bagi lingkungan.

Sampah digital memang tak terlihat, tapi dampaknya nyata. Dengan menjaga penyimpanan tetap efisien, kita ikut mengurangi beban energi global. Kepedulian terhadap lingkungan tidak selalu harus dimulai dari taman atau sungai, melainkan bisa juga dari layar di tangan kita sendiri.

Jadi, sebelum menyimpan file baru atau memotret lagi, coba tanya diri sendiri: apakah file lama itu masih benar-benar dibutuhkan? Karena menjaga bumi kadang sesederhana menekan tombol hapus.

Tulisan ini bagian dari program Gen-Darling Movement, hasil kolaborasi antara Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) dengan Solopos Media Group (SMG). Tulisan ini karya Suci Ramadhan Widyawati, Program Studi Aqidah dan fIlsafat Islam, Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta.

Sentimen: neutral (0%)