Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Purwodadi
Sampah Plastik Makanan, Hal Kecil yang Berdampak Besar di Masa Depan
Espos.id
Jenis Media: Eco
GenDarling – Kebiasaan membeli makanan tiap hari sudah menjadi hal yang lumrah, terutama bagi anak indekos yang tidak sempat memasak. Hana Jihan Fadhila, 22, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), asal Purwodadi, mengaku hampir setiap hari membeli lauk atau makanan siap saji.
“Beli tiap hari karena enggak masak,” ujarnya saat diwawancarai melalui pesan WhatsApp pada Senin (3/11/2025). Namun tanpa disadari, setiap pembelian membawa dampak kecil yang menumpuk, yakni penggunaan plastik sekali pakai.
Sekali beli, Hana biasanya menerima hingga tiga kantong plastik, tergantung apa yang ia beli. Plastik kecil yang didapat biasanya langsung dibuang, sedangkan yang besar dan masih bersih ia simpan untuk dipakai lagi.
“Kalau kecil dibuang, kalau besar dan masih bersih disimpan,” katanya. Meski begitu, ia sadar bahwa plastik-plastik itu akan tetap menumpuk. “Tentu bakal numpuk kalau disimpan, tapi untung sampah kost diangkut tiap hari,” tambahnya.
Hana menilai salah satu cara praktis tetap bisa jajan tanpa memakai plastik adalah beralih ke kemasan ramah lingkungan. Ia sendiri lebih sering memesan makanan secara daring karena beberapa penjual kini menggunakan paperbag sebagai pengganti plastik.
“Aku jajan atau beli makan lebih sering via online jadi enggak tiap pesan makan dapatnya plastik, biasanya ada paperbag sebagai ganti plastik. Menurutku paperbag bisa lebih berguna/reusable,” ujarnya.
Kebiasaan sederhana seperti memilih kemasan yang ramah lingkungan atau membawa wadah sendiri bisa menjadi langkah kecil untuk mengurangi sampah plastik. Meski tampak sepele, keputusan harian setiap individu berperan besar dalam menjaga lingkungan tetap nyaman dan tidak khawatir terhadap kelanjutan dari penguraian sampah plastik tersebut
Tulisan ini bagian dari program Gen-Darling Movement hasil kolaborasi antara Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) dengan Solopos Media Group (SMG). Tulisan ini karya Pramesti Kusumawardhani, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sentimen: neutral (0%)