Sentimen
Undefined (0%)
29 Sep 2025 : 16.40
Partai Terkait
Tokoh Terkait

Perubahan Iklim Merusak Siklus Air Dunia

29 Sep 2025 : 16.40 Views 26

Espos.id Espos.id Jenis Media: Eco

Perubahan Iklim Merusak Siklus Air Dunia

Espos.id, JENEWA - PBB memperingatkan bahwa siklus air Bumi akan terganggu karena perubahan iklim yang semakin tidak menentu. Hal ini akan mengakibatkan perubahan ekstrem, seperti banjir besar dan kekeringan di seluruh dunia.

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis (18/9/2025) Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan bahwa siklus air global menjadi semakin tidak dapat diprediksi. Hal ini ditandai dengan menyusutnya gletser, kekeringan, ketimpangan distribusi air, dan banjir bandang. 

"Sumber daya air dunia berada di bawah tekanan yang semakin besar. Dan pada saat yang sama, bahaya terkait air yang lebih ekstrem berdampak semakin besar pada kehidupan dan penghidupan," ujar Kepala WMO, Celeste Saulo dalam sebuah pernyataan yang menyertai rilis laporan tahunan State of Global Water Resources, seperti dilaporkan Aljazeera. Laporan itu didasarkan pada penelitian ilmuwan internasional terhadap ketersediaan air tawar dan penyimpanan air di seluruh dunia, termasuk danau, aliran sungai, air tanah, kelembapan tanah, tutupan salju, dan pencairan es.

Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan di wilayah utara Amerika Selatan, Lembah Amazon, dan Afrika Selatan. Laporan tersebut juga menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Afrika Tengah, Eropa, dan Asia menghadapi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya. Kondisi tersebut mengakibatkan banjir maupun badai yang dahsyat. 

Di tingkat global, WMO menyatakan bahwa selama enam tahun berturut-turut hingga tahun 2024, terjadi ketidakseimbangan di wilayah sungai di dunia. “Dua pertiganya memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit air. Mencerminkan siklus hidrologi yang semakin tidak menentu,” kata Saulo.

Bumi sendiri juga memiliki siklus alami variabilitas iklim dari tahun ke tahun. Tren jangka panjang yang dijelaskan dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa siklus air pada skala global semakin cepat.

Direktur Hidrologi WMO di Divisi Air dan Kriosfer, Stefan Uhlenbrook, mengatakan bahwa para ilmuwan merasa hal ini semakin sulit diprediksi. “Siklus air sekarang lebih tidak menentu. Jadi aliran rata-rata per-tahunnya terlalu banyak atau terlalu rendah,” katanya.  “Perubahan iklim dapat mengubah banyak hal dan akan berdampak pada dinamika siklus air,” tambahnya.

Saat pemanasan global mendorong meningkatnya suhu global, atmosfer menampung lebih banyak air yang menyebabkan periode kering yang lebih panjang atau curah hujan lebih tinggi.  WMO juga menyoroti bagaimana kualitas air di danau-danau utama menurun akibat cuaca yang menghangat, dan penyusutan gletser di semua wilayah selama tiga tahun berturut-turut.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa air lelehan itu telah menyebabkan meluapnya air laut di seluruh dunia sebanyak 1,2 mm dalam kurun waktu satu tahun. Sebuah keadaan yang berkontribusi terhadap risiko banjir bagi ratusan juta orang yang tinggal di wilayah pesisir.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa, WMO menyerukan untuk lebih banyak melakukan pemantauan dan pembagian data secara menyeluruh, serta memahami dan mengukur sumber daya air dan kondisi ekstrem hidrologi untuk mengelola risiko.

Sentimen: neutral (0%)