Sentimen
Undefined (0%)
24 Agu 2025 : 12.37
Informasi Tambahan

Event: Olimpiade

Kab/Kota: Klaten

Diresmikan Bupati Klaten, MA CNWK Digadang-gadang Cetak Generasi Emas

24 Agu 2025 : 12.37 Views 10

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Diresmikan Bupati Klaten, MA CNWK Digadang-gadang Cetak Generasi Emas

Esposin, KLATEN – Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo meresmikan Madrasah Aliyah (MA) Cendekia Nashirul Wasathiyyah Klaten (CNWK) yang berlokasi di Jl. Ki Ageng Penjawi Desa Jebugan, Kecamatan Klaten Utara, Sabtu (23/8/2025). Lembaga pendidikan itu menjadi amal usaha baru Yayasan Jamaah Haji Klaten.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti. Setelah menandatangani prasasti, Hamenang bersama tamu mengunjungi sejumlah fasilitas yang ada di MA CNWK.

Fasilitas itu mulai dari ruang kelas, auditorium hingga perpustakaan. Hamenang dibuat takjub dengan fasilitas yang ada di madrasah tersebut.

MA CNWK berdiri di atas tanah wakaf H. Muchtar Harjotaruno seluas 14.800 meter persegi. Selain ruang kelas modern, auditorium hingga laboratorium dengan fasilitas lengkap, madrasah itu memiliki fasilitas asrama untuk pendidik serta siswa hingga lapangan olahraga. Di sisi depan madrasah terdapat Masjid H Muklas Himawan yang berdiri megah.

Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo mengungkapkan pendidikan menjadi hal paling mendasar untuk mencetak generasi lebih maju. Apalagi, 20 tahun mendatang digadang-gadang memasuki Indonesia Emas.

Lantaran hal itu, Hamenang mengungkapkan dibutuhkan lembaga pendidikan yang mumpun untuk mencetak generasi muda cendekia. “Maka dibutuhkan gotong royong dari pihak lain bersama-sama menyelenggarakan sistem pendidikan baik formal maupun nonformal,” kata Hamenang.

Hamenang mengungkapkan CNWK menjadi salah satu lembaga pendidikan yang terbaik di Klaten. Dia berharap madrasah itu bisa terus berkembang.

“Saya dengar peminatnya sampai 200 orang dan yang masuk seleksi sekitar 25 siswa. Artinya ini bukan main-main dan kualitas menjadi hal yang utama. Mencetak generasi muda yang cerdas dengan fondasi agama yang kuat bisa dibangun di pondok pesantren seperti ini,” kata Hamenang.

Ketua Yayasan Jamaah Haji Klaten, Rofiq Muttaqien, mengungkapkan CNWK mencontoh MAN Insan Cendekia Serpong yang merupakan madrasah yang digagas Presiden ketiga RI BJ Habibie dan menjadi salah satu madrasah terbaik di Indonesia. Seluruh materi pembelajaran mengikuti madrasah tersebut.

Bahkan, dalam proses rekrutmen guru hingga seleksi santri dipandu langsung dari MAN Cendekia Serpong. “Kami berharap dengan mendirikan amal usaha di bidang pendidikan ini, bisa membantu negara dalam hal mencerdaskan bangsa. Tidak hanya mencetak generasi yang cerdas ilmu, tetapi juga cerdas keimanan dan ketakwaan,” kata Rofiq.

Sekretaris Umum Yayasan jamaah Haji Klaten, Sunarto, mengungkapkan pendirian MA CNWK sebagai wujud merealisasikan cita-cita pendiri Yayasan. Sebelumnya, Yayasan Jamaah Haji Klaten sudah memiliki sejumlah amal usaha di antaranya rumah sakit, perbankan, hingga radio.

Sunarto mengungkapkan setelah mendapatkan wakaf tanah seluas 14.800 meter persegi, Yayasan kemudian mulai bergerak untuk memproses pendirian lembaga pendidikan itu.

Untuk menentukan bentuk lembaga pendidikan yang didirikan, sebelumnya pengurus studi tiru di sekitar enam madrasah hingga pondok. Pengurus yayasan kemudian memutuskan meniru cara pendidikan yang dilakukan di MAN Cendekia Serpong.

“Seluruh rekrutmen kami kerja sama dengan MAN Insan Cendekia Serpong yang memang sudah diakui di tingkat nasional maupun internasional,” jelas Sunarto.

Kepala MAN CNWK, Alifian Ramadhany, mengungkapkan para santri berasal dari berbagai daerah. Sebelumnya, mereka mengikuti tahapan seleksi dari total 200an orang yang mendaftar. Dari jumlah itu, sebanyak 25 santri menjadi angkatan pertama MA CNWK.

Dia menjelaskan kurikulum yang diberlakukan di MAN CNWK seperti kurikulum nasional. Namun, ada penyesuaian kurikulum seperti di MAN Insan Cendekia Serpong. “

Standar sekolah yang sering mengerjakan soal-soal olimpiade,” kata Alifian.

MAN CNWK dengan sistem boarding school atau sekolah berasrama. Selama 24 jam, para santri hidup bersama dengan guru.

“Dalam pengasuhan ada empat pilar, ada guru asuh, wali kelas, Pembina asrama dan bimbingan konseling,” jelas Alifian.

Sebanyak 25 santri sebelumnya sudah tinggal di asrama madrasah tersebut selama 40 hari sebelum acara peresmian. Hal itu dilakukan sekaligus menjadi pengenalan santri dengan lingkungan sekolah dan pondok selama mereka menempuh pendidikan di madrasah tersebut.

Sentimen: neutral (0%)