Sentimen
Undefined (0%)
18 Agu 2025 : 16.52
Informasi Tambahan

BUMN: PLN, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Institusi: Institut Pertanian Bogor, IPB, ITB, UGM, UNAIR, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, Universitas Tidar, Universitas Udayana, UNJ

Kab/Kota: bandung, Bogor, Pati, Purwokerto, Surabaya

Partai Terkait

Desa Bumi Donasikan Paket Pembelajaran Sistem Energi Surya ke 20 Kampus

18 Agu 2025 : 16.52 Views 13

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Desa Bumi Donasikan Paket Pembelajaran Sistem Energi Surya ke 20 Kampus

Esposin, JAKARTA – Desa Bumi, program strategis Corporate Social Responsibility (CSR) dan filantropi Daya Bumi Group di bawah Yayasan Mochammad Thohir, menyalurkan donasi “Energi untuk Generasi Muda” berupa inverter Schneider kepada 20 kampus jaringan Society of Renewable Energy (SRE) di seluruh Indonesia. 

Kegiatan ini sebagai wujud komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui pemerataan akses energi dan konektivitas. Selain itu, juga untuk merayakan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. 

Selain itu, Desa Bumi juga menghadirkan “Daya Bumi Telekomunikasi” yaitu layanan internet berbiaya terjangkau di wilayah pedesaan yang dikelola bersama dengan komunitas lokal.

”Bagi kami, makna kemerdekaan adalah ketika setiap anak bangsa, tanpa memandang daerah asal mereka, memiliki akses yang sama terhadap energi dan informasi,” jelas Co-Founder Daya Bumi Group sekaligus Pendiri Desa Bumi Gamma Thohir, Senin (18/8/2025).

Donasi “Energi untuk Generasi Muda” dari Desa Bumi ini terdiri dari perangkat Schneider Electric yang menargetkan laboratorium energi terbarukan dan student chapter SRE agar dapat memperkuat kegiatan riset-praktik, demonstrasi pembelajaran, dan proyek kewirausahaan energi bersih di kampus maupun pengimplementasian di masyarakat.

Penerima donasi terdiri dari 20 kampus di seluruh Indonesia yaitu SRE Universitas Jenderal Soedirman, SRE Universitas Sumatera Utara, SRE Universitas Telkom Purwokerto, SRE Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, SRE Universitas Tidar, SRE Institut Teknologi Bandung, SRE Institut Teknologi Kalimantan, SRE Universitas Gadjah Mada, SRE Student Chapter Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, SRE Student Chapter Politeknik Negeri Medan, SRE Universitas Airlangga, SRE Universitas Udayana, SRE Institut Pertanian Bogor (IPB University), SRE Universitas Hasanuddin, SRE Universitas Telkom, SRE Institut Teknologi Sepuluh Nopember, SRE Universitas Negeri Jakarta, SRE Universitas Lampung, dan SRE Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, dan SRE Institut Teknologi PLN.

Co-Founder Daya Bumi Group & Founder SRE Indonesia Zagy Berian menjelaskan, “Membangun desa berarti membangun masa depan Indonesia. Kami memulai dari energi dan konektivitas, karena keduanya adalah fondasi ekonomi modern. Dengan dukungan teknologi, kolaborasi, dan suara anak muda, desa-desa di Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang berkelanjutan dan berkeadilan.”

Zagy Berian yang baru saja ditunjuk sebagai anggota Youth Advisory Group on Climate Change oleh Sekretaris Jenderal PBB, menjadi orang Indonesia dan Asia Tenggara pertama dalam kelompok penasihat global ini, menambahkan bahwa bisnis sosial yang dirancang bersama Gamma Thohir yaitu “Daya Bumi Telekomunikasi” ini mengusung arsitektur Satellite to The Home (STTH), model Community as a Service, dan pemantauan real-time penerima manfaat sehingga layanan mudah digunakan dan dikelola bersama komunitas lokal.

Lokasi pertama “Daya Bumi Telekomunikasi” akan dijalankan secara independen di Kelompok Tani Hutan (KTH) Sukobubuk, Pati, Jawa Tengah, dengan target 150 rumah tangga. Skema melibatkan akses hingga tingkat rumah tangga, kolaborasi tiga pihak untuk pemeliharaan dan langganan data, serta pengelolaan biaya sewa infrastruktur dan layanan oleh komunitas.

“Ke depannya, kami percaya bahwa industri telekomunikasi menjadi kunci lompatan inovasi Indonesia untuk menjadi negara maju serta mewujudkan Indonesia Emas. Dengan konektivitas yang tercipta di desa-desa, menjadi peluang untuk meningkatkan sumber pendapatan desa serta integrasi pasar yang semakin luas,” ujar Gamma.

Model di Desa Pati terintegrasi dengan solusi energi desa seperti PLTS 10 kWp (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan baterai 20 kWh, sehingga konektivitas dapat bersinergi dengan kebutuhan produktif yaitu cold storage, kolam ikan, dan irigasi, serta dimonitor melalui dasbor digital.

Program ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai daerah serta sejalan dengan program nasional yaitu swasembada energi dan pangan, di mana keduanya membutuhkan konektivitas dari teknologi telekomunikasi. 

Sentimen: neutral (0%)