Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Kristen
Kab/Kota: Maumere, Salatiga, Serang, Sorong
Tokoh Terkait
UKSW Upacara HUT RI, Harmoni Nasionalisme dan Seni dalam Bingkai Indonesia Mini
Espos.id
Jenis Media: News

Esposin, SALATIGA -- Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali menghidupkan julukannya sebagai “Kampus Indonesia Mini” melalui perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Minggu (17/8/2025). Di Lapangan John Osok UKSW, upacara berlangsung penuh khidmat namun tak kehilangan kehangatan. Kesakralan detik-detik kemerdekaan berpadu manis dengan pesona kebudayaan nusantara, menghadirkan sebuah kolaborasi seni yang jarang tersaji dalam upacara serupa.
Sejak pagi, ribuan civitas academica UKSW, dari pimpinan universitas, guru besar, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga keluarga besar pegawai purna, dan keluarga besar para pendiri universitas hadir mengenakan busana adat dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.
Tampilan keberagaman itu kian semarak dengan partisipasi siswa SD, SMP, dan SMA Kristen Satya Wacana, 600 mahasiswa baru peserta Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) angkatan 2025, delapan mahasiswa Program Satya Wacana International Scholarship (SWIS) asal Myanmar, Korea Selatan, Madagaskar, Bangladesh, Ghana, Gambia, serta mahasiswa volunteer dari Jepang.
Orkestra dan Tarian Etnis
Keunikan upacara tahun ini terletak pada kolaborasi Satya Symphony Orchestra, yang menghimpun Voice of Satya Wacana Christian University, paduan suara SMP dan SMA Kristen Satya Wacana beserta sekolah lainnya di Salatiga, dosen, alumni, juga tim penari yang mewakili 23 etnis di UKSW.
Dalam momen puncak, empat lagu daerah asal Indonesia Timur yaitu Sajojo (Sorong), Hela Rotane (Maluku), Poco-poco (Ternate), dan Gemu Fa Mi Re (Maumere) dibawakan secara kolosal. Uniknya, para penari tidak hanya menampilkan koreografi dari etnis masing-masing, tetapi juga mengajak seluruh peserta upacara untuk larut dalam tarian bersama. Riuh tepuk tangan, tawa, dan keceriaan menyatu dengan lantunan orkestra, menghadirkan pengalaman spiritual dan budaya yang menggugah hati.
Ketua Panitia Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia di UKSW Ryan Tuelah Bundt, S.SI., menyebut bahwa kolaborasi seni ini menjadi representasi nyata identitas UKSW sebagai Indonesia Mini. “Kita ingin menunjukkan bahwa kebhinnekaan bukan sekadar slogan, melainkan kolaborasi yang nyata. Dari sekolah hingga universitas, dari anak-anak hingga dosen dan alumni, semua berharmoni dalam satu panggung,” ujarnya.
Nasionalisme, Keilmuan, dan Kebhinekaan
Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami, yang tampil anggun dalam busana adat Aceh, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya upacara ini. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa perayaan kemerdekaan sekaligus menjadi ajang penyambutan mahasiswa baru sebagai warga UKSW.
“Selamat datang para mahasiswa baru, bukan sekadar warga UKSW, tetapi sebagai creative minority yang akan mewarnai Kampus Indonesia Mini ini,” sambutnya.
Rektor Intiyas menyampaikan tiga pesan kebangsaan. Pertama, bahwa kekayaan bangsa Indonesia harus digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, bukan golongan tertentu. Kedua, pentingnya menjaga ketahanan bangsa di tengah tantangan kemiskinan, ketidakmerataan ekonomi, dan perubahan peradaban akibat teknologi. Ketiga, komitmen untuk merawat Pancasila dan kedaulatan rakyat melalui toleransi, anti perundungan, serta penguatan kebhinnekaan di lingkungan UKSW.
“Rumah UKSW terbuka lebar untuk pembelajaran yang memanusiakan manusia. Kita rawat kebhinnekaan ini dengan tanggung jawab, sebab dari sinilah toleransi dan persatuan bangsa dipelihara,” tegasnya.
Harmoni yang Menyatukan
Antusiasme peserta terasa dari awal hingga akhir upacara. Kenzie Sebastian Timothy, mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKSW asal Serang, mengaku terkesan dengan kemeriahan yang ditampilkan. “Tadi ada dance, saya ditarik ikut menari. Rasanya seru sekali, kita nari rame-rame. Perpaduan orkestra dengan pakaian adat menambah suasana toleransi yang tinggi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ramanantsitoera Rojotiana Aron’ny Aina, mahasiswa asal Madagaskar, menyebut pengalaman menari bersama sebagai momen berharga. “Bagus sekali, sangat seru. Ada inovasi dan kreativitas yang luar biasa, antara musik dan tarian. Saya merasa bangga bisa ikut dalam perayaan ini,” tuturnya.
Wakil Dekan Fakultas Teologi, Pendeta Irene Ludji, MAR., Ph.D., menambahkan bahwa busana adat yang dikenakan civitas academica bukan sekadar simbol, melainkan cermin semangat kemerdekaan dan kekhasan UKSW. “Ini adalah manifestasi nyata Bhinneka Tunggal Ika, bahwa kemerdekaan adalah milik bersama. UKSW meneguhkan dirinya sebagai rumah inklusif yang merayakan perbedaan,” jelasnya.
Mengalun sebagai Cahaya Toleransi
Seiring tema nasional “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” dan tema Dies Natalis ke-69 UKSW “Tetaplah Berakar, Bertumbuh, dan Berbuah”, kampus ini menegaskan komitmennya untuk terus berdiri sebagai mercusuar kebhinnekaan, cahaya toleransi, dan ladang pembentukan generasi kreatif, sebuah Creative Minority yang membawa Indonesia ke arah yang lebih maju.
Upacara HUT ke-80 RI di UKSW tidak berhenti pada seremoni formal, melainkan menjadi sebuah perayaan kebangsaan yang selaras dengan Asta Cita UKSW poin 1 menjadi universitas yang mengembangkan kebhinnekaan dalam kebersamaan, Asta Cita poin 2 menjadi universitas yang mengakar pada konteks Indonesia, Asta Cita poin 3 menjadi universitas yang membangun toleransi dan perdamaian, dan Asta Cita 8 menjadi universitas yang melahirkan generasi kreatif. Serta mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS) ke-4 pendidikan berkualitas, SDGS ke-16 perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, serta SDGS ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (NA)
Sentimen: neutral (0%)