Sentimen
Undefined (0%)
17 Agu 2025 : 19.56
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Karanganyar

Tokoh Terkait
Rober Christanto

Rober Christanto

Desa Berjo Bangun TPA Atasi Sampah dari Telaga Madirda dan Air Terjun Jumog

17 Agu 2025 : 19.56 Views 28

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Desa Berjo Bangun TPA Atasi Sampah dari Telaga Madirda dan Air Terjun Jumog

Esposin, KARANGANYAR-- Pelaku usaha wisata di Kabupaten Karanganyar mulai menuntaskan pengelolaan sampah selesai di tingkat desa. Salah satunya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Madirda Abadi Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, selaku pengelola objek wisata Air Terjun Jumog dan Telaga Madirda.

Sampah dua objek wisata ini yang sebelumnya menjadi persoalan tahunan kini sudah ditangani. Direktur Utama BUMDes Madirda Abadi Berjo, Sularno mengatakan telah membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk pengelolaan sampah di Desa Berjo.

Sampah di Desa Berjo, menurutnya disumbang terbanyak dari sampah di kawasan wisata Air Terjun Jumog dan Telaga Madirda. Selain itu sampah yang berasal dari resto, kafe dan rumah makan di Desa Berjo.

Rata-rata dalam satu pekan sampah ini mencapai 3 ton. Sampah itu sebelumnya tidak tertangani secara tuntas. "Jadi dulu sering jadi masalah. Sampah hanya ditumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap," ungkapnya kepada Espos, Minggu (17/8/2025).

Namun kemudian, Pemdes Berjo melalui BUMDes Madirda Abadi membangun TPA dengan memanfaatkan lahan milik desa setempat. Sampah-sampah dari kawasan wisata dan resto maupun kafe itu kini dikelola melalui TPA tersebut. Di mana sampah yang tidak bisa diurai atau nonorganik dibakar atau dimusnahkan. Sementara sampah organik dijadikan pupuk atau kompos.

"Sampah kita pilah-pilah. Yang organik ditimbun dan jadikan pupuk. Sedangkan yang plastik dan lainnya kita bakar," kata dia.

Pengelolaan sampah ini dinilai menyelesaikan persoalan sampah yang menjadi momok bagi warga Berjo. Lingkungan Berjo menjadi lebih sehat. Kemudian pengunjung objek wisata alam baik Air Terjun Jumog maupun Telaga Madirda lebih nyaman dengan udara yang sehat. Dia mengatakan penuntasan sampah di tingkat desa sekaligus menindaklanjuti instruksi Bupati Karanganyar Rober Christanto. Dia mengatakan bahwa Jumog dan Telaga Madirda masih menjadi primadona jujukan wisatawan dari berbagai daerah. 

Pendapatan dua objek wisata ini selama satu semester ini mencapai Rp5,6 miliar. Dari pendapatan itu, BUMDes Madirda Abadi mampu menyetor ke Desa Berjo senilai Rp3 miliar atau sebesar 60 persen dari pendapatan. Kemudian setor ke Pemkab Karanganyar senilai Rp65,67 juta. "Setoran ke Pemkab ini dihitung dari tiket masuk pengunjung Air Terjun Jumog dan Telaga Madirda. Nilai per tiket Rp500 per pengunjung," katanya.

Kepala Desa (Kades) Berjo Dwi Haryanto mengatakan telah membentuk tim percepatan di Desa Berjo. Tim percepatan ini dibentuk dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, RT dan RW dalam membentuk program desa dengan meluncurkan program Semua Bisa Sehat, Semua Bisa Sejahtera, Semua Bisa Sarjana (3 SBS). 

Tiga SBS ini menjadi bukti implementasi untuk mencapai tujuan dari Desa untuk Desa sekaligus bagian dari upaya Desa Berjo hadir dalam mewujudkan hak atas pendidikan bagi warganya. Kemudian Pemdes hadir dalam perlindungan sosial atau kesehatan dan hadir dalam mensejahterakan bagi warga Berjo. 

"Program unggulan 3 SBS sudah kami realisasikan di tahun 2024 lalu. Yang pertama adalah Semua Bisa Sarjana (SBS)  2024 dengan memberikan dukungan bagi siswa miskin, berprestasi, dan beasiswa pendidikan kepada 640 penerima senilai Rp654.500.000," katanya.

Sebanyak 640 pelajar di Desa Berjo mendapatkan dana bantuan pendidikan mulai dari pelajar SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Masing-masing jenjang pendidikan mendapat dana bantuan dengan nominal berbeda. Untuk siswa SMP mendapat bantuan senilai Rp500.000 per anak, jenjanga SMA Rp1.000.000 per anak, dan Perguruan Tinggi Rp2.500.000.

Menurut Dwi, bantuan dana pendidikan ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah Desa Berjo untuk mendorong putra dan putri setempat menjadi generasi yang cerdas dan pintar. Bantuan pendidikan untuk jenjang SMP dan SMA diberikan satu kali dalam setahun. Sementara untuk perguruan tinggi diberikan per semester Rp2,5 juta per orang atau setahun Rp5 juta. Dikatakannya bantuan pendidikan diberikan bagi anak warga Berjo dengan dibuktikan kartu keluarga (KK) dan Kartu Pelajar.

Bantuan pendidikan diberikan bagi pelajar dan mahasiswa baik negeri maupun swasta. Selain memberikan bantuan pendidikan, juga menyerahkan satu unit mobil ambulans yang digunakan untuk menunjang layanan kesehatan warga Berjo. Lalu 3 SBS yang kedua, Semua Bisa Sehat (SBS) tahun 2024 berupa pengadaan 1 unit mobil siaga dan pos Sekretariat relawan Rp442.147.500. Kendaraan ini digunakan warga untuk berobat dan lainnya sehingga tidak ada lagi kesulitan untuk mobilisasi untuk berobat.

Kemudian untuk 3 SBS yang terakhir, Dwi mengatakan Semua Bisa Sejahtera (SBS). Dimana dalam program Semua Bisa Sejahtera di tahun 2024 telah disalurkan 12 unit Cultivator Cakar Baja Rp174.000.000,  yang dimanfaatkan melaui Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Berjo. Bantuan alat ini memudahkan petani dalam bercocok tanam. Selain itu Desa Berjo juga menyalurkan program Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada 275 keluarga penerima manfaat (KPM) senilai Rp110.000.000. Bantuan ini untuk membantu masyarakat rentan seperti dhuafa, yatim, lansia, dan lainnya.

"Selanjutnya pada tahun 2025, merujuk pada aturan Peraturan Desa Nomor 4 Tahun 2024 tentang Pedoman Pengelolaan Pendapatan Asli Desa (PAD) dan Peraturan Desa Nomor 6 Tahun 2024 tentang APBDesa 2025, kita memberikan bantuan pangan atau THR warga dengan jumlah sasaran 1.426 keluarga nilainya Rp500.000 per keluarga," katanya.

Dia mengatakan Pemdes menyiapkan dana Rp713 juta untuk pencairan THR bagi 1.426 keluarga ini. THR diberikan per keluarga sebesar Rp500.000. Selain THR, Dwi mengatakan program lainnya juga dikerjakan dalam bidang pembagunan berupa betonisasi jalan dusun/pertanian, pengaspalan jalan, pembangunan talud jalan, irigasi pertanian dan lainnya. Lalu juga ada program peningkataan insentif atau honorarium lembaga desa.

Seluruh program tersebut mayoritas didanai dari Pendapatan Asli Desa (PADes) dari bagi hasil BUMDesa Berjo dalam mengelola objek wisata Air Terjun Jumog dan Telaga Madirda. Dimana di tahun ini, PADes Berjo ditargetkan mencapai Rp8 miliar. Naik dibanding 2024 lalu yang hanya Rp3,78 miliar. PADes tersebut diperoleh hanya dalam kurun waktu delapan bulan di 2024 silam. 

"APBDes Berjo tahun ini kita proyeksikan Rp10,9 miliar dengan PADes target Rp8 miliar," kata dia.

Dwi mengatakan bahwa program 3 SBS menjadi bukti bahwa sudah sepantasnya dari desa untuk desa, sebagaimana sesuai slogan Sejahtera Wargane Gawe Tresno Desone.

Sentimen: neutral (0%)