Sentimen
Undefined (0%)
13 Agu 2025 : 20.26
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Tokoh Terkait

Doktor Baru Teknik Industri UNS Solo Tawarkan Alternatif Kebijakan Motor Listrik

13 Agu 2025 : 20.26 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Doktor Baru Teknik Industri UNS Solo Tawarkan Alternatif Kebijakan Motor Listrik

Esposin, SOLO — Program Studi Doktor Teknik Industri (PSDTI) Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo meluluskan satu doktor baru. Gelar tersebut diraih Roni Zakaria Raung setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam ujian tertutup yang digelar Kamis (31/7/2025) lalu. 

Melalui disertasinya yang berjudul Pengembangan Model Kebijakan Subsidi pada Pasar Sepeda Motor Listrik di Indonesia Menggunakan Simulasi System Dynamics, Roni menawarkan pendekatan baru dalam memetakan dan memproyeksikan pasar sepeda motor listrik di Indonesia. 

Penelitian ini tidak hanya mengevaluasi efektivitas kebijakan pemerintah yang berlaku saat ini, tetapi juga menyusun 72 skenario untuk mengidentifikasi strategi subsidi dan insentif paling tepat, sesuai dengan karakteristik pasar domestik.

“Dengan kebijakan yang ada saat ini, target adopsi motor listrik nasional pada 2030 hanya akan tercapai 15,9 persen. Ini menjadi alarm bahwa intervensi pemerintah perlu diarahkan ulang secara cermat dan berbasis data,” ujar Roni dalam konferensi pers Yudisium Promosi Doktor di Ruang Sidang Senat Fakultas Teknik UNS, Rabu (13/8/2025).

Dosen Teknik Industri UNS Solo itu mengadopsi pendekatan Powertrain Technology Transition Market Agent Model (PTTMAM) atau kerangka prediksi pasar kendaraan listrik roda empat, dan memodifikasinya agar sesuai untuk sepeda motor listrik.

Model ini mempertimbangkan empat aktor pasar: pengguna, produsen, penyedia infrastruktur, dan pemerintah. Selain itu, juga diintegrasikan dengan variabel lain seperti willingness to consider (WTC), total cost of ownership (TCO), gaya hidup, dan kesadaran lingkungan memperkuat akurasi pendekatan tersebut.

Pendekatan WTC dinilai lebih sesuai untuk menganalisis adopsi teknologi baru seperti sepeda motor listrik, dibandingkan variabel tradisional seperti willingness to buy atau purchase intention. Model dikembangkan menggunakan pendekatan system dynamics, divalidasi melalui data historis (2013–2023), analisis sensitivitas, dan uji skenario ekstrem.

“Model ini bukan hanya akademis, tetapi juga aplikatif. Ini menjadi alat bantu pengambilan keputusan bagi pemerintah sekaligus peta jalan [roadmap] strategi bagi produsen dan pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem kendaraan listrik nasional,” jelas dia.

Menurut Roni, ada lima kebijakan untuk menjalankan 72 skenario subsidi dan insentif motor listrik, yaitu subsidi harga pembelian dan infrastruktur, insentif tarif listrik untuk charging, penalti emisi dan subsidi BBM (baik pencabutan dan mempertahankan subsidi yang sudah ada).

3 Alternatif Kombinasi Kebijakan

Dari lima kebijakan itu didapatkan tiga alternatif kombinasi kebijakan terbaik untuk mempercepat pencapaian target 13 juta sepeda motor listrik pada 2030. Pertama, subsidi pembelian 12 juta dengan insentif tarif listrik 30%, pencabutan subsidi BBM, penalti Rp 1000/kg CO2 tanpa kewajiban pembangunan infrastruktur charging station di provinsi.

Kedua, subsidi pembelian 10,5 juta dengan insentif tarif listrik 30%, pencabutan subsidi BBM, penalti Rp1.000/kg CO2 tanpa kewajiban pembangunan infrastruktur charging station di provinsi.

Ketiga, subsidi pembelian 7 juta dengan insentif tarif listrik 30%, pencabutan subsidi BBM, penalti Rp1.000/kg CO2 tanpa kewajiban pembangunan infrastruktur charging station di provinsi.

Berdasarkan tiga alternatif kombinasi kebijakan itu, Roni menyimpulkan skenario yang paling efisien adalah skenario ketiga. Hasil riset ini telah dipublikasikan dalam jurnal internasional bereputasi Q1, Transportation Research Interdisciplinary Perspectives, dengan judul Scenario Analysis of Subsidy Policies on Electric Motorcycle Market in Indonesia Using System Dynamics Simulation.

Penelitian ini diklaim sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 7: Energi Bersih dan Terjangkau. “Disertasi ini merupakan wujud nyata kontribusi akademik dalam mendukung transisi energi dan percepatan implementasi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia,” jelas Roni.

Total Roni menempuh masa pendidikan doktoral selama tiga tahun tujuh bulan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,93. Dengan capaian tersebut dia berhak mendapatkan predikat lulus dengan pujian atau cumlaude.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik dan Ketua Promotor, Profesor Wahyudi Sutopo, menyampaikan Roni Zakaria Raung melakukan waktu penelitian selama kurang lebih dua tahun. Wahyudi menilai riset yang dilakukan Roni menghadirkan kebaharuan berupa teori dan model baru untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi komersialisasi teknologi inovasi sepeda motor listrik.

“Roni juga memberikan tiga alternatif kombinasi kebijakan yang bisa diaplikasikan pemerintah untuk mendukung program subsidi dan insentif sepeda motor listrik agar tercapai target 13 juta motor listrik tercapai seratus persen pada 2030 mendatang,” terang dia.

Disertasi Roni dibimbing oleh tim promotor sebagai berikut:

Ketua Promotor, Profesor Wahyudi Sutopo
Ko-Promotor I, Muhammad Hisjam
Ko-Promotor II, Profesor Djoni Hartono dari Universitas Indonesia
Ujian tertutup juga melibatkan tim penguji internal dan eksternal:

Ketua Tim Penguji Profesor Eko Surojo dari UNS
Sekretaris Tim Penguji Profesor Eko Pujiyanto
Anggota Tim Penguji I, Eko Setiawan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
Anggota Tim Penguji II, Fakhrina Fahma dari UNS. 

Sentimen: neutral (0%)