Sentimen
Undefined (0%)
13 Agu 2025 : 18.50
Informasi Tambahan

Agama: Kristen

BUMN: Garuda Indonesia

Kab/Kota: Palu, Salatiga, Yogyakarta

Tokoh Terkait

Rasakan Harmoni Budaya Jepang dan Indonesia dalam Culture Sharing EASE di UKSW

13 Agu 2025 : 18.50 Views 14

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Rasakan Harmoni Budaya Jepang dan Indonesia dalam Culture Sharing EASE di UKSW

Esposin, SALATIGA -- Nuansa pertukaran budaya Indonesia dan Jepang kental terasa dalam kegiatan “Culture Sharing” East Asia Student Encounter (EASE) Tahun 2025, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bersama Kwansei Gakuin University (KGU) Jepang di Balairung Universitas, Kamis (7/8/2025) sore. EASE tahun ini mengambil tema “A Light for The World: Extending Friendship Through Joyfulness” atau "Terang bagi Dunia: Memperluas Persahabatan dengan Sukacita".

Leader EASE UKSW Novriest Umbu Walangara Nau, S.Hub.Int., M.A., menyampaikan bahwa culture sharing ini merupakan bagian dari rangkaian EASE yang menekankan pertukaran budaya dua negara.

“Program EASE tidak hanya mengenai pertukaran akademik melainkan juga menonjolkan pertukaran budaya. Kegiatan ini bertujuan agar para peserta saling mengenal budaya Indonesia dan Jepang melalui berbagai performance. Acara ini juga menjadi wadah untuk saling membangun jejaring dan koneksi,” tuturnya.

Ruang Membangun Pemahaman

Hubungan persahabatan dua kampus yang sudah terjalin selama 48 tahun ini tercermin jelas dalam berbagai penampilan budaya yang disuguhkan dengan penuh kehangatan oleh para peserta. Sebagai Kampus Indonesia Mini, kelima belas peserta EASE UKSW menghadirkan penampilan budaya dari berbagai penjuru nusantara.

Kekayaan budaya Indonesia ditampilkan dengan penuh semangat mulai dari drama, lagu daerah, hingga tarian daerah. Salah satunya, penampilan drama Malin Kundang yang memberikan sentuhan budaya Sumatera sebagai penampilan pembuka mereka. Penampilan mereka kian memikat dalam balutan busana adat Batak dengan membawakan tarian tradisional Tor-Tor dan seremoni Mangulosi khas Sumatera Utara. 

Saat dentingan gamelan mengiringi lantunan lagu daerah “Suwe Ora Jamu” yang dimainkan oleh peserta EASE UKSW, nuansa budaya pun beranjak ke Pulau Jawa. Penampilan ini mengajak mahasiswa KGU Jepang untuk mengenal lebih dekat keindahan budaya nusantara.

Pertukaran budaya Indonesia dan Jepang disajikan dalam kegiatan “Culture Sharing” East Asia Student Encounter (EASE) Tahun 2025 antara Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bersama Kwansei Gakuin University (KGU) Jepang di Balairung Universitas, Kamis (7/8/2025) sore. (Istimewa)
Pertukaran budaya Indonesia dan Jepang disajikan dalam kegiatan “Culture Sharing” East Asia Student Encounter (EASE) Tahun 2025 antara Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bersama Kwansei Gakuin University (KGU) Jepang di Balairung Universitas, Kamis (7/8/2025) sore. (Istimewa)

 

Kegembiraan dalam acara semakin kental terasa ketika peserta EASE KGU memperkenalkan berbagai permainan tradisional Jepang kepada para hadirin. Berbagai permainan tersebut adalah Fukuwarai, permainan yang sering dimainkan pada saat tahun baru dan Taketombo sebuah permainan baling-baling kecil dari bambu yang bisa terbang ke udara saat diputar dengan tangan.

Lainnya, Otedama merupakan sebuah permainan melempar kantong kacang ke udara yang ditangkap berulang kali. Kendama, sebuah permainan tradisional menggunakan kayu berbentuk palu dan memasukkan bola yang diikat tali ke salah satu lubang. Kemudian Daruma, sebuah permainan yang menguji ketepatan dan strategi.

Gelak tawa mahasiswa UKSW dan KGU saat memainkan permainan tradisional tersebut menciptakan suasana yang akrab. Tarian khas Jepang, Soran Bushi yang dibawakan dengan gerak energik dan penuh semangat menyerupai aktivitas nelayan seperti menarik jala dan mendayung turut diperkenalkan dalam culture sharing kali ini.

Turut hadir dalam acara istimewa ini, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kealumnian (WR KK) UKSW Profesor Yafet Yosafet Wilben Rissy, sejumlah pimpinan fakultas dan direktorat, mahasiswa UKSW serta alumni EASE.

Dalam sapaan hangatnya, Profesor Yafet Yosafet Wilben Rissy menyampaikan bahwa program yang telah berlangsung puluhan tahun ini terus melestarikan kegiatan culture sharing sebagai rangkaian penting dalam program EASE.

“Acara ini tidak hanya sebagai panggung pertunjukan budaya, melainkan menjadi ruang untuk membangun pemahaman, merajut persahabatan, serta meresapi keindahan dalam keberagaman,” jelasnya.  

Merasakan Keindahan Perbedaan

Momen pertukaran budaya ini melukis kesan yang membekas di hati para peserta. Berdiri dengan anggun mengenakan kebaya, Tarisa Debora Damayanti salah satu peserta EASE UKSW dari Fakultas Hukum mengaku senang dan bahagia mengikuti kegiatan ini. “Senang banget bisa memperkenalkan budaya Indonesia. Saya berharap melalui culture sharing ini seluruh peserta bisa merasakan keindahan perbedaan, meningkatkan kebersamaan dan toleransi antar negara,” katanya.

Sementara itu, student leader EASE KGU Mami Tamaki juga mengungkapkan rasa bangganya bisa memperkenalkan budaya Jepang melalui berbagai performance kepada peserta EASE UKSW.

Culture sharing ini sangat menarik. Kami bisa saling mengetahui dan mengerti berbagai budaya Indonesia. Dalam kesempatan ini pun kami bisa mengajak teman-teman dari Indonesia untuk bersama-sama mengikuti permainan tradisional Jepang,” ungkapnya.

Rangkaian EASE tahun 2025 masih akan berlanjut dengan kunjungan budaya ke Yogyakarta pada Sabtu (09/08/2025) yakni di Ullen Sentalu Museum dan Candi Borobudur. Kemudian pada Senin (11/08/2025) akan bertolak ke Bali untuk mengunjungi Pantai Kuta, Garuda Wisnu Kencana (GWK), dan menonton Tari Kecak.

Sebelumnya telah dilaksanakan sejumlah kegiatan yakni food sharing dan paper presentation yang dikemas dalam sejumlah topik di antaranya “Cloth of Identity: Comparison Study of Philosophical and Communal Values in Batik Sidomukti and Shiromuku Kimono”, “From Happiness to Friendship: The Impact of Japanese's Entertainment in Indonesia”, dan “How Japanese Obon and Indonesian Kuningan Shape Communal Life: A Comparative Study”.

Program EASE ini menjadi salah satu wujud nyata UKSW terhadap program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan Pendidikan. Program ini menegaskan kiprah UKSW dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin ke-4 pendidikan berkualitas dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (NA)

Sentimen: neutral (0%)