Esposin, PATI — Nama Bupati Pati Sudewo tengah menjadi sorotan publik. Politikus senior dari Partai Gerindra ini sedang menghadapi gelombang aksi demonstrasi yang mewarnai Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sejak 13 Agustus 2025.

Aksi unjuk rasa itu dipicu kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250%. Pernyataan Sudewo yang menantang warga untuk “demo 50.000 orang” memicu kontroversi dan viral di media sosial. Meski kebijakan itu telah dibatalkan, protes warga tetap bergulir, bahkan ada tuntutan pemakzulan.

Perjalanan Politik Sudewo

Lahir di Pati pada 11 Oktober 1968, Sudewo memulai kariernya di birokrasi sebagai pegawai Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Karanganyar. Tahun 2006, ia mundur dari status PNS untuk bergabung dengan Partai Demokrat. Bersama partai tersebut, ia berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2009–2013.

Usai meninggalkan Partai Demokrat, Sudewo berlabuh ke Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto. Di partai ini, ia kembali memenangkan kursi DPR RI periode 2019–2024, sekaligus menjabat sebagai Ketua Bidang Pembangunan Masyarakat DPP Gerindra 2020–2025.

Dari DPR RI ke Kursi Bupati

Pada Pilkada 2024, Sudewo maju sebagai calon Bupati Pati berpasangan dengan Risma Ardhi Chandra dari PKB. Pasangan ini memenangkan pemilihan dan resmi memimpin Pati. Namun, tahun pertama masa jabatannya diwarnai gejolak akibat kebijakan PBB-P2 yang kontroversial.

Sorotan dan Ujian Kepemimpinan

Bagi Sudewo, ujian ini menjadi salah satu fase terberat dalam kariernya. Dari panggung DPR RI hingga kursi bupati, ia kini dihadapkan pada tantangan menjaga stabilitas daerah dan memulihkan kepercayaan publik. Bagaimana langkah politik selanjutnya, menjadi pertanyaan besar yang masih menunggu jawaban.