PBB Kota Semarang Dipastikan Tahun Ini Tak Naik, Pemkot Tetap Target Rp704,6 M
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memastikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2025 tidak mengalami kenaikan. Kebijakan ini menjadi kabar baik bagi warga di tengah tren sejumlah daerah lain yang menaikkan PBB.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang, Indriyasari mengatakan target penerimaan PBB tahun ini dipatok sebesar Rp704,6 miliar. Hingga awal Agustus, realisasi pembayaran telah mencapai sekitar 70 persen.
“Meskipun di beberapa daerah ada isu kenaikan PBB, ibu Wali Kota Semarang luar biasa memberikan kebijakan pro masyarakat sehingga PBB tidak naik. Tarifnya sama seperti tahun kemarin,” ujar Indriyasari saat dikonfirmasi Espos, Rabu (13/8/2025).
Iin sapaan akrabnya menyarankan warga untuk memanfaatkan program bebas denda yang berlaku hingga 31 Agustus 2025. Setelah lewat tenggat tersebut, wajib pajak yang menunggak akan kembali dikenakan denda.
“Bagi warga yang belum membayar, kami tunggu sampai akhir Agustus. Ada undian berhadiah bagi yang membayar tepat waktu, salah satunya rumah,” papar Iin.
Selain itu, dia menambahkan pembebasan PBB juga berlaku bagi warga dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tertentu. Terakhir kali PBB di Kota Semarang naik sekitar tahun 2023, sementara pada 2024 dan 2025 tarifnya tetap. “Pembayaran di bawah Rp250.000 itu digratiskan,” imbuhnya.
Selain PBB, Bapenda Kota Semarang turut memantau Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang kini baru terealisasi 40 persen. Menurut Iin, sejak skema PKB berubah dari bagi hasil menjadi opsen, pendapatan Kota Semarang meningkat karena dana langsung masuk kas daerah.
Untuk meningkatkan kepatuhan, Bapenda bersama Pemprov Jawa Tengah (Jateng) kini gencar melakukan sosialisasi dan jemput bola, termasuk melalui program pemutihan PKB selama enam bulan. Sosialisasi dilakukan di jalan, kantor pemerintahan, hingga kantor swasta, dan akan diperluas ke berbagai sektor lain.
“Jadi saat masyarakat membayar, hasilnya langsung dimanfaatkan untuk pembangunan. Walaupun kenaikan tarifnya tidak signifikan, penerimaannya lebih besar,” tukasnya.
Sentimen: neutral (0%)