Espos.id, SOLO - Jika ada kemerdekaan yang dipaksakan, itulah yang terjadi pada Singapura pada tanggal ini.

1945

Proyek Manhattan yang dirintis oleh Amerika Serikat berhasil mengembangkan bom atom yang diuji coba di gurun New Mexico pada Juli 1945. Pada bulan Agustus, mereka berhasil menciptakan dua rancangan bom yang diberi nama “Little Boy” dan “Fat Man”. Little Boy dijatuhkan oleh AS di Kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus. Setelah peristiwa tersebut, Presiden Amerika Serikat, Henry S. Truman meminta Jepang untuk menyerah 16 jam kemudian dan memberikan ancaman bahwa akan terdapat serangan besar-besaran dari udara yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus 1945, AS akhirnya menjatuhkan bom Fat Man di Kota Nagasaki. Dalam tragedi tersebut, setidaknya terdapat 39.000—80.000 orang tewas. Enam hari setelah pengeboman tersebut, Jepang menyatakan menyerah kepada sekutu. Pada tanggal 2 September 1945, Jepang menandatangani Dokumen Kapitulasi Jepang yang menandai berakhirnya Perang Dunia II.

1965

Singapura merupakan salah satu dari negara bagian Malaysia yang dibentuk pada 16 September 1963 bersama dengan Federasi Malaya, Borneo Utara, dan Sarawak. Adanya penggabungan ini sekaligus menandai berakhirnya 144 tahun pemerintahan Inggris di Singapura yang sudah ada sejak tahun 1819.

Namun, adanya penggabungan ini menjadi tidak stabil karena terdapat perbedaan ideologi dari para pemimpin Negara Bagian Singapura dan Pemerintahan Federal Malaysia. Selain itu, Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) yang merupakan partai politik yang menguasai  pemerintahan federal menganggap bahwa Partai Tindakan Rakyat (PAP) milik Singapura menjadi ancaman politik, terlebih saat PAP mengikuti pemilu Malaysia pada tahun 1964. Situasi semakin diperparah dengan kerusuhan rasial antara etnis Tionghoa dan Melayu di Singapura. 

Akibat ketegangan yang terus meningkat, Perdana Menteri Malaysia, Tunku Abdul Rahman memutuskan untuk memisahkan Singapura dari federasi. Singapura pun secara resmi mendeklarasikan hari kemerdekaannya pada 9 Agustus 1965. 

1982

Pada tanggal ini, terjadi pertemuan pertama Kelompok Kerja PBB tentang masyarakat adat dari Sub-Komisi Promosi dan Perlindungan Hak Asasi Manusia pada 1982 di Jenewa, Swiss. Hari tersebut kemudian ditetapkan oleh Majelis Umum PBB sebagai Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) pada tahun 1994. Hari ini dirayakan di seluruh dunia untuk melindungi, mempromosikan, dan menegakkan hak-hak, praktik, kebiasaan, dan pengetahuan masyarakat adat, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan di seluruh dunia.