Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Pemalang, Tegal
Kasus: pengangguran, PHK
Tokoh Terkait
600 Pekerja Pabrik Kabel Tegal Kena PHK, Disnakertrans Jateng Siap Carikan Kerja
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, TEGAL – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah (Disnakertrans Jateng) memberi perhatian serius kepada ratusan pekerja PT Manunggal Kabel Indonesia (MKI) Tegal yang terancam pemutusan hubungan kerja (PHK). Perhatian itu diwujudkan dengan siap mencarikan lapangan pekerjaan baru kepada eks karyawan pabrik tersebut yang terkena PHK.
Kepala Disnakertrans Jateng, Ahmad Azis, mengatakan jumlah karyawan yang berpotensi kehilangan pekerjaan ada sebanyak 445 tenaga kerja, sesuai data PT MKI Tegal. Namun berdasarkan catatan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah ada sekitar 600 karyawan yang terkena PHK.
“Kami sudah komunikasi dengan kepala Dinas Tenaga Kerja di Kota Tegal dan Pemalang. Apabila membutuh tenaga kerja yang pengalaman, ambil mereka yang dari PT MKI Tegal,” kata Azis kepada Espos, Rabu (6/8/2025).
Tak hanya menunggu permintaan tenaga kerja, lanjut Azis, kepala Dinas Ketenagakerjaan di sekitaran Kabupaten Tegal juga diminta untuk memetakan perusahaan-perusahaan yang dalam waktu dekat membuka lowongan pekerjaan. Langkah ini sebagai komitmen Disnakertrans Jateng untuk mengantisipasi meningkatnya angka pengangguran di wilayahnya.
“Selain itu kami juga minta kepada Pak Kepala Dinas, [mencari] perusahaan yang sedang membutuhkan tenaga kerja. Sehingga, kalau benar-benar terjadfi PHK, bisa langsung diantisipasi," ungkapnya.
Sekretaris KSPI Jateng, Aulia Hakim, menilai peluang eks buruh PT MKI Tegal untuk kembali bekerja sangat terbuka lebar. Apalagi ratusan pekerja itu mayoritas masih di usia produktif.
“Mayoritas usia 25 tahun. Jadi usia muda tapi enggak fresh graduate. Jadi harusnya bisa segera disalurkan ke tempat kerja lain di sekitaran Kabupaten Tegal, sehingga bisa menekan angka pengangguran dan kemiskinan," ungkap Aulia.
Aulia juga menyarankan Disnakertrans Jateng untuk melakukan analisis atau pengecekan menyeluruh ke sektor-sektor industri di 35 kabupaten/kota. Menurutnya, penutupan pabrik di luar sektor garmen itu menjadi indikasi bahwa dunia industri di Jateng sedang tidak baik-baik saja.
“Saya khawatir fenomena ini karena tarif 19% Trump [Presiden Amerika Serika]. Jadi jangan sampai kita berhasil tarik investor baru, tapi investasi yang lama malah tidak dijaga, akhirnya tumbang," imbuhnya.
Sentimen: neutral (0%)