Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PT Pertamina
Kab/Kota: Palembang, Solo
Kasus: stunting
Tokoh Terkait

Lani Darmawan
Suara Triana, “Local Hero” dari Solo: Mereka Bukan Gila, Hanya Perlu Didengarkan
Espos.id
Jenis Media: Bisnis

Esposin, SOLO--Salah satu ruangan di Rumah Penampungan Griya Peduli, PMI Solo, yang berada di Jalan Sumbing Raya, Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa (3/6/2025) terdengar riuh. Belasan penghuni atau pasien gangguan kejiwaan berkumpul jadi satu dengan membawa mug putih.
Salah satu penghuni Griya Peduli PMI Solo, Faleria, terlihat khusyuk mengamati mug di tangan. Ia mengenakan pakaian tabrak warna yang memadukan kemeja batik warna cokelat dengan rok biru mencolok.
Perempuan paruh baya tersebut sesekali melihat sekitar. Tangan kirinya memegang gagang mug, sementara tangan kanannya memegang kuas untuk menggambar.
Pelan-pelan, ia mulai menggambar bulatan besar disusul bulatan-bulatan kecil sebagai kelopak bunga matahari. Bunga matahari kesukaannya itu diberi warna kuning pucat.
“Aku tu suka gambar, tapi enggak pinter menggambar,” kata Faleria tersenyum lebar.
“Aku suka bunga matahari,” kata dia lagi sembari memamerkan mug bergambar bunga matahari warna kuning.
Tingkah Faleria sepanjang acara Pengabdian Kepada Masyarakat Hibah Grup Riset 2025 yang diadakan Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu seolah menggambarkan betapa bahagia dia siang itu.
“Iya, saya senang sekali,” kata Faleria saat ditanya lagi.
Tak hanya Faleria, gelak tawa juga terdengar dari belasan penghuni Rumah Penampungan Griya PMI Peduli lain.
Mereka meluapkan ekspresi seninya dengan berbagai gambar sebagai penghias mug. Siang itu, mereka juga didampingi sejumlah relawan dari Komunitas Griya Schizofren.
Pelatihan menggambar ini bukanlah kali pertama bagi Faleria dan para penghuni Rumah Penampungan Griya Peduli PMI Solo.
Hampir sepekan sekali, mereka diajak mengikuti art therapy maupun pembagian buah segar dari para relawan Griya Schizofren.
Meski sering diadakan, Faleria, selalu menanti-nanti kesempatan belajar bersama para relawan tersebut.
“Saya mau lagi, kalau ada acara lagi ya,” kata dia lagi saat diwawancara.
Tak hanya penghuni yang merupakan para penyintas gangguan kejiwaan, pengelola Griya PMI juga ikut terbantu atas kehadiran para relawan.
Kepala Seksi Pelayanan Sosial PMI Solo, Eny Wulandari, merasakan kebahagiaan yang sama.
Eny ikut lega mendengar gelak tawa para penghuni Griya PMI siang itu. Kegiatan art therapy diakuinya membuat para penghuni Griya PMI lebih bahagia.
“Alhamdulillah terima kasih. Ini [art therapy] membuat warga di sini [Griya PMI] punya kegiatan variatif. Mereka [penghuni] senang sekali,” kata Eny lagi.
Azan Magrib
Sebenarnya, nama Griya Schizofren tidak lah asing bagi Griya PMI Peduli Solo. Mereka telah berkolaborasi sejak komunitas sosial ini kali pertama didirikan oleh pengajar di Program Studi (Prodi) Sosiologi, FISIP UNS, Triana Rahmawati, 33, pada 2012 lalu. Saat itu Tria, sapaan akrabnya, masih mahasiswa sarjana di Prodi Sosiologi FISIP UNS.
Sejak didirikan pada 2012 itu pula, Tria dan sejumlah relawan Griya Schizofren melakukan pendampingan kepada ratusan penyintas masalah kejiwaan, baik orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) maupun orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Ketertarikan Tria melakukan pendampingan ODGJ berawal dari suara azan di kala Ramadan saat masih menjadi mahasiswi UNS belasan tahun silam.
Layaknya mahasiswa lain, sore itu Tria bergegas ke warung makan membeli lauk untuk persiapan buka puasa.
Di sela-sela memilih makanan, ia mendengar suara azan. Padahal, seingatnya waktu Magrib masih lama. Ia kemudian bertanya kepada penjaga warung, apakah sudah tiba waktu Magrib?
Pemilik warung meminta Tria mengabaikannya. “Tidak usah didengar. Orang gila itu,” kenangnya.
Bukannya ikut mengabaikan suara azan, ia, justru merasa sangat gelisah.
Kata-kata si pemilik warung membekas dalam pikirannya. Bagaimana bisa suara seorang manusia diabaikan hanya karena dia memiliki masalah kejiwaan. Padahal, mereka juga manusia yang butuh dikasihi dan dimengerti.
Kegelisahan itu kemudian membuatnya mengusulkan pendampingan ODGJ dalam kegiatan program kreativitas mahasiswa (PKM) UNS. Usulannya disetujui. Setelah itu, ia menjadi relawan Griya PMI, sampai hari ini.
Tak sendirian, Tria selalu dibantu relawan muda yang jumlahnya puluhan orang. Namun, tiap ada event besar, ia melibatkan lebih banyak kolaborator.
Sampai hari ini, ada 500-an relawan yang pernah berkolaborasi dengan Griya Schizofren. Selama itu pula, sebanyak 10.000 lebih paket bantuan telah didistribusikan. Sementara, penyintas gangguan jiwa penerima manfaat programnya telah mencapai ratusan orang.
Mengusung tagline Merawat Nurani, Menjaga Asa, Menjadikan Manusia Seutuhnya, Tria, mengedepankan tiga program penting dalam mengimplementasikan pendampingan penyintas kejiwaan.
Pertama yakni setop stigma negatif ODMK maupun ODGJ. Kedua, terapi interaksi untuk membuka akses kesetaraan lewat berbagai aktivitas. Ketiga, pendampingan untuk mendukung pemberdayaan mereka.
“Sasaran kami ya pendampingan masalah kejiwaan. Kalau untuk masyarakat umum berarti ODMK, sedangkan kalau di PMI berarti ODGJ,” terang Tria saat diwawancarai di area kampus UNS Solo, Senin (28/7/2025) lalu.
Kegiatan pendampingan yang Tria inisiasi tersebut konsen pada perluasan akses bagi penyintas masalah kejiwaan melalui sejumlah terapi, mulai dari menyanyi, mengaji, hafalan, hingga terapi menggambar.
Sekarang ini, kegiatan yang rutin diadakan yakni terapi menggambar dan agenda pembagian buah atau fruit day sepekan sekali.
Melalui Griya Schizofren, Tria dan relawan lain juga menggalang bantuan berupa bahan makanan, popok, dan pakaian layak pakai.
Perempuan asal Palembang ini tak pernah berhenti memberi inspirasi. Tak lama setelah Griya Schizofren tumbuh dan berkembang, ia menginisiasi Solvenesia.
Solvenesia hadir untuk menopang Griya Schizofren. Mereka mengusung empat pilar utama yakni kesehatan mental, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan penelitian.
“Salah satunya [fungsi Solvenesia] memang untuk menyokong kebutuhan Griya Schizofren,” kata Tria.
Melalui Solvenesia, ia membantu mengolah karya para penyintas gangguan kejiwaan agar memiliki nilai jual. Keuntungannya kembali digunakan untuk kesejahteraan para ODGJ dan ODMK.
Dikutip dari situs resmi mereka, hingga saat ini ada 1.000 lebih penerima manfaat Solvenesia, 1.000 lebih produk pemberdayaan terjual, dan Rp500 juta dana sosial tersalurkan.
Relawan Pendidikan
Tak selesai pada isu sosial, pemenang Pertamina Foundation Muda Young Leader 2023 ini melebarkan sayap sebagai relawan pendidikan.
Atas dukungan sang suami, Tria membuka beasiswa social entrepreneurship yang dilengkapi asrama gratis di Solo dan Padang. Program itu bernama Happiness Family Scholarship.
Melalui Happiness Family Mentoring Scholarship, ia memberikan bantuan pendidikan sebanyak 375 mahasiswa dari 24 provinsi di Indonesia.
“Momen saat ibuku sakit. Itu yang membuat aku menyadari betul, ternyata apa yang di dunia ini benar-benar tidak dibawa mati,” kenangnya saat ditanya alasan mendedikasikan dirinya sebagai penggiat sosial.
“Sejak saat itu, aku bertekad mendedikasikan hidup suntuk memberi manfaat dan memberi dampak untuk orang lain,” kata Tria lagi.
Layaknya manusia biasa, Tria pernah merasakan Lelah dan ingin lepas dari semua aktivitas kerelawanannya itu pada 2019 silam.
Kala itu, dia baru saja melahirkan anak pertamanya. Namun, akhirnya dia kembali lagi di dunia kerelawanan yang membuatnya merasa lebih tumbuh dan hidup.
“Saat itu aku merasa sangat sendirian. Padahal aku merasa, selalu ada setiap orang membutuhkan. Ternyata itu hanya karena psikosis postpartum, kebingungan sebagai ibu pertama,” kata dia.
Dibantu sang mentor, ia mencoba mengurai perasaannya. Pelan-pelan, masalah itu justru membuatnya jauh lebih baik dalam mengelola komunitas sosialnya.
“Karena sosial [menjadi aktivis sosial] adalah pembelajaran. Itu selalu membuat aku merasa hidup dan senang. Aku suka sosial karena dari situ punya banyak ruang untuk belajar dan bertumbuh.”
Local Heroes CIMB Niaga
Berbagai upaya yang dilakukan Tria tak hanya memberi banyak manfaat bagi para kelompok rentan, tapi juga dilirik banyak pihak. Dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, ia meraih berbagai penghargaan bergengsi.
Di antaranya SATU Indonesia Awards by Astra International, Most Favorite Paragon innovation Awards 2020, Pertamina Foundation Muda Young leader 2023, dan CIMB Local Heroes 2019.
Berbagai penghargaan tersebut membantunya makin berkembang dan memberikan dampak yang lebih luas.
Saat mendapatkan penghargaan Local Heroes CIMB Niaga pada 2019 misalnya, ia diajak melakukan kampanye soal isu sosial kerelawanan dengan menjadi pembicara di sejumlah tempat. Hal itu membuat gerakannya makin dikenal luas.
Menurutnya, sebuah gerakan sosial sangat membutuhkan dukungan dan kepercayaan dari pihak lain. Selain sebagai upaya menjaga relasi, hal itu juga penting agar ia makin tumbuh.
“Jadi senang ketika dipercaya brand-brand besar. Dengan CIMB misalnya, program local heroes waktu itu memberikan dampak yang sangat besar,” kata dia.
Dulu, Tria tidak terlalu suka menjalin kerja sama. Dia menolak ajakan kolaborasi maupun bantuan dari pihak lain. Tapi, lama-lama pikiran itu ia koreksi.
Menurutnya, di masa sekarang ini semua hal butuh kolaborasi. “Masalah sosial di dunia ini sangat banyak. Semuanya tidak akan selesai jika tidak berkolaborasi dan membuat gerakan bersama,” kata Tria.
Selepas menjadi Local Heroes CIMB Niaga 2019, Tria saat ini kembali berkolaborasi dengan CIMB Niaga dalam program Kejar Mimpi.
Kejar Mimpi bertujuan menginspirasi dan memotivasi generasi muda Indonesia agar berani mengejar mimpi dan mengembangkan potensi diri. Dalam program tersebut, Tria konsen pada isu keluarga, parenting, dan literasi keuangan.
Sustainability Sosial
Dilansir dari situs resmi CIMB Niaga, Local Heroes merupakan bagian dari program corporate social responsibility (CSR) yang bertujuan mengembangkan potensi generasi muda Indonesia di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, sosial, dan kewirausahaan.
Program ini sejalan dengan komitmen PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) yang ingin berkontribusi pada kemajuan bangsa melalui pengembangan sumber daya manusia.
Local Heroes maupun Kejar Mimpi merupakan bagian dari program social sustainability untuk memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat dan lingkungan.
Selain Kejar Mimpi, social sustainability juga mereka kembangkan dalam program pemberdayaan ekonomi bernama Community Link, serta isu kesehatan dan kesejahteraan anak-anak untuk mencegah stunting.
Dikutip dari rilis yang dikirimkan kepada para jurnalis, pada 2023 lalu Komunitas Kejar Mimpi CIMB Niaga telah berkembang di 35 kota dengan lebih dari 800 anggota aktif di seluruh Indonesia.
Ke depan, Komunitas Kejar Mimpi akan terus memperluas dampak positif dan kegiatan sosialnya, sehingga dapat menjadi ekosistem yang inspiratif bagi anak muda dalam mengejar mimpi.
CIMB Niaga berharap semakin banyak anak muda yang terinspirasi dan berpartisipasi dalam gerakan sosial Kejar Mimpi.
Head of Marketing, Brand, and Customer Experience CIMB pada 2023 lalu, Niaga Toni Darusman, kala itu mengatakan Komunitas Kejar Mimpi hadir sebagai komitmen CIMB Niaga dalam memberikan wadah positif bagi generasi muda untuk belajar, berkarya, dan mewujudkan mimpinya.
Sejak berdiri pada 2018, Komunitas Kejar Mimpi telah menyelenggarakan lebih dari 1.000 kegiatan sosial serta menginspirasi lebih dari 146.000 masyarakat dalam mengembangkan diri.
Hal itu sejalan dengan pilar CSR CIMB Niaga yang konsen pada bidang pendidikan, lingkungan, filantropi, dan pembangunan ekonomi sosial.
“Kami mengajak anak muda untuk menghidupkan komunitas di berbagai daerah dengan kegiatan-kegiatan positif, sehingga dapat membentuk karakter, daya juang, dan kepedulian untuk berkontribusi kepada masyarakat sekitar,” kata Toni.
Penghargaan
Sementara itu, dilansir dari Laporan Keberlanjutan 2024 CIMB Niaga, mereka berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja operasional secara berkelanjutan melalui tagline #SekarangUntukMasaDepan.
Strategi ini mengintegrasikan keberlanjutan sebagai elemen utama dengan memperhatikan aspek mitigasi risiko lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Pada 2024 lalu, implementasi sustainability tersebut diapresiasi sejumlah penghargaan bergengsi.
Di antaranya Responsibility Awards 2024 for Strangthening Stratetic Collaboration to Support Environmental Preservation and Humanitarian Activies, dan Excellence Bank Empowering Sustainability pada CNBC Awards 2024 sektor Best Banking & Financial Services.
Dalam rangkaian peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-70 di Makassar, Jumat (2/5/2025), Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan perseroan selalu menekankan semangat inovasi, kolaborasi, dan kontribusi kepada masyarakat.
Dilansir dari siaran pers mereka di https://www.cimbniaga.co.id/, dalam menghadapi kondisi yang semakin dinamis saat ini, CIMB Niaga tetap berkomitmen memberikan nilai berkelanjutan kepada seluruh stakeholders, termasuk nasabah, pemegang saham, dan masyarakat luas.
Saat ini, CIMB Niaga berada dalam posisi yang solid untuk mendukung kemajuan ekonomi Indonesia serta mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Sebagai bagian dari corporate citizenship, CIMB Niaga memiliki perhatian besar pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, Perseroan bekerja sama dengan United Nations Children's Fund (Unicef) mendukung upaya pemerintah dalam mencegah dan mengurangi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia.
Melalui Program Community Link #JadiBerkelanjutan, CIMB Niaga juga aktif melakukan Program Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perempuan dan disabilitas di wilayah Indonesia Timur.
Program yang telah dilakukan sejak 2022 ini sukses memberdayakan 423 UMKM daerah tersebut.
Selain itu, sebagai bank yang aktif mengimplementasikan sustainability, hampir 25% dari total pembiayaan (atau setara dengan Rp56,6 triliun) digunakan untuk mendukung transisi yang berkeadilan, ekonomi rendah karbon, dan pencapaian SDGs dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Komitmen ini ditunjukkan melalui terpilihnya CIMB Niaga sebagai salah satu dari tujuh bank yang mewakili industri perbankan nasional dalam mendukung target net zero emission (NZE) Indonesia.
“Sejalan dengan komitmen ini, kami juga berpartisipasi dalam peresmian perdagangan karbon internasional di Bursa Karbon Indonesia pada Januari tahun ini,” terang Lani.
Sentimen: neutral (0%)