Esposin, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp3 miliar dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanganan bencana sepanjang 2025. Dana terbesar digunakan untuk menangani bencana tanah gerak di Kabupaten Brebes, yang mencapai Rp2,01 miliar.

Menurut Sanadi, Kepala Bidang Bendahara dan Kas Daerah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Jateng, total anggaran BTT Jateng tahun 2025 mencapai Rp8 miliar, dan hingga akhir Juli sudah terealisasi sekitar 0,37 persen untuk penanganan bencana alam seperti banjir, longsor, dan tanah gerak.

“Realisasi sudah 0,37% untuk kebencanaan, ada banjir, longsor, dan tanah gerak,” ujar Sanadi, Rabu (30/7/2025).

Rincian Penggunaan Anggaran BTT untuk Bencana di Jateng:

• Tanah Gerak di Brebes: Rp2.010.000.000
• Banjir di Demak: Rp240.450.000
• Longsor di Banjarnegara: Rp395.000.000

Sanadi juga menjelaskan bahwa pagu BTT tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini merupakan bagian dari strategi efisiensi anggaran yang diterapkan Pemprov.

“Normalnya Rp25–30 miliar untuk BTT. Tapi karena efisiensi, sebagian disimpan di BTT dulu. Nantinya saat perubahan anggaran, akan dibagi lagi ke program prioritas,” tambahnya.

Kronologi Bencana di Jateng:

1. Tanah Gerak di Brebes

Bencana ini terjadi pada April 2025 di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog akibat curah hujan tinggi. Pergerakan tanah memaksa puluhan warga mengungsi karena rumah mereka terancam.

2. Tanah Longsor di Banjarnegara

Longsor melanda dua desa di Kecamatan Pejawaran pada Januari 2025. Di Desa Ratamba, 16 rumah rusak berat dan 7 rumah lainnya terancam. Di Desa Panusupan, 2 rumah rusak ringan, 32 rumah terancam, dan jalan kabupaten amblas, memutus akses warga.

3. Banjir di Demak

Terjadi sekitar Mei 2025 di Desa Karangrejo dan Kembangan, Kecamatan Bonang. Ribuan warga terdampak banjir dengan ketinggian air antara 20–70 sentimeter.