Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Bank Mandiri, BRI, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Shanghai, Tiongkok
IHSG Dibuka Menguat, Hasil Negosiasi Dagang AS-China Jadi Perhatian
Espos.id
Jenis Media: Bisnis

Espos.id, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (30/7/2025) diperkirakan bergerak mendatar di tengah pelaku pasar mencermati perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. IHSG dibuka menguat 20,80 poin atau 0,27% ke posisi 7.638,71. Kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,87 poin atau 0,11% ke posisi 805,93.
Saham berkapitalisasi pasar jumbo yang menguat antara lain PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan kenaikan 1,89% ke Rp8.075. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga menguat 0,60% ke Rp8.450. Selain itu, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) meningkat sebesar 0,53% menjadi Rp66.050 dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga tumbuh sebesar 0,35% menjadi Rp2.890.
Di sisi lain, saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mencatatkan penurunan sebesar 0,53% menjadi Rp18.800 dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah 0,51% menuju posisi Rp3.900 per saham. Tiga saham big caps lainnya terpantau melemah pada perdagangan pagi ini. Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) melemah 0,53% ke level Rp9.350, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) turun 0,21% ke level Rp4.690, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) terdepresiasi 0,6% ke posisi Rp8.325 per saham.Sementara itu saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) sedang dalam suspensi BEI.
Saham yang masuk jajaran top gainers hari ini meliputi saham PT Saraswanti Indoland Development Tbk. (SWID) yang naik 32,10% ke Rp107 dan saham PT Jhonlin Agro Raya Tbk. (JARR) meningkat 20,18% ke Rp655. Sedangkan saham dengan penurunan paling besar atau top losers dihuni oleh PT Vastland Indonesia Tbk. (VAST) yang turun 14,96% menjadi Rp199, dan saham PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. (PGLI) turun sebesar 9,47%.
Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, mengatakan investor domestik masih menanti sejumlah sentimen eksternal, mulai dari pertemuan dagang Amerika Serikat–Tiongkok, rapat Federal Reserve, laporan kinerja emiten, hingga pemberlakuan tarif impor baru pada 1 Agustus 2025.
Secara teknikal, IHSG sempat pullback dan menutup gap di level 7.568 sebelum berbalik menguat. Namun, penutupan perdagangan membentuk pola candlestick doji di tengah kondisi indikator teknikal yang sudah overbought. “Perlu diwaspadai jika IHSG menembus level support 6.500-6.550, yang dapat membuka peluang profit taking lanjutan. Sebaliknya jika bertahan di atas level 7.600-7.620, peluang penguatan lanjutan masih terbuka,” kata Valdy.
Dari sisi eksternal, Standard & Poor’s (S&P) mempertahankan peringkat utang jangka panjang Indonesia di level BBB dengan prospek stabil. Lembaga pemeringkat itu memperkirakan defisit fiskal Indonesia tetap terjaga di bawah 3% dari PDB hingga 3 tahun mendatang.
Data ekonomi yang akan menjadi perhatian pasar hari ini mencakup pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 dari Jerman dan kawasan Euro. Dari Amerika Serikat, pasar menanti rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II, laporan perubahan tenaga kerja ADP, serta indeks harga PCE. Pelaku pasar juga menantikan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang tengah dalam ketidakpastian.
Kantor Duta Dagang AS (US Trade Representative) mengatakan bahwa perundingan dengan China berjalan ke arah yang benar, namun tidak memberikan petunjuk apapun, apakah kedua belah pihak semakin dekat dengan kesepakatan atau perpanjangan penundaan tarif akan berlanjut. Apabila jeda tarif China tidak diperpanjang, barang-barang dari China akan dikenakan tarif sebesar yang diumumkan pada 2 April 2025 lalu, yaitu sebesar 34%.
Di sisi lain, pelaku pasar menantikan hasil pertemuan bank sentral AS The Fed yang akan diumumkan pada hari ini, yang diprediksi masih akan mempertahankan suku bunga tetap pada level 4,25%-4,5%. Pelaku pasar mencari pertanda apakah ada indikasi penurunan suku bunga The Fed akan dilakukan pada September 2025 mendatang.
Sementara itu The International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, dengan proyeksi mencapai 3% pada 2025 dan 3,1% pada 2026, yang merupakan revisi naik dari laporannya pada April 2025. IMF menyatakan kenaikan proyeksi itu seiring ekonomi global lebih tangguh dibandingkan proyeksi sebelumnya, yang didukung oleh tarif impor AS yang lebih rendah dari sebelumnya, serta pelonggaran kondisi keuangan dan beberapa negara yang meningkatkan ekspor.
Pada perdagangan Selasa (29/7/2025), bursa saham Eropa ditutup menguat, di antaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,84%, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,60%, indeks DAX Jerman naik 1,03%, serta indeks CAC Prancis naik 0,72%.
Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup variatif pada perdagangan Selasa, di antaranya indeks S&P melemah 0,30% berakhir di level 6.370,86, indeks Nasdaq Composite melemah 0,38% ke posisi 21.098,29, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 204,57 poin atau 0,46% ditutup di 44.632,99.
Pantauan pembukaan bursa saham regional Asia pagi ini menunjukkan antara lain indeks Nikkei menguat 6,45 poin atau 0,61% ke 40.673,50, indeks Shanghai menguat 15,45 poin atau 0,44% ke 3.625,76, indeks Hang Seng melemah 130,95 poin atau 0,55% ke 25.284,00, indeks Straits Times turun 4,47 poin atau 0,10% ke 4.224,00.
Sentimen: neutral (0%)