Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Gunung, Karanganyar, Solo
Kasus: PHK
Pemkab Karanganyar Targetkan Tarik Investasi Rp1 Triliun
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, KARANGANYAR--Pemkab Karanganyar menargetkan menarik investasi hingga Rp1 triliun dalam event temu investor sebagai penutup gelaran Soloraya Great Sale (SGS) yang akan digelar di de Tjolomadoe pada 3 Agustus mendatang.
Dalam kesempatan itu, Pemkab Karanganyar akan menawarkan lahan-lahan tidur kepada para calon investor.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karanganyar, Heru Joko Sulistyono, menyebut beberapa peluang investasi dapat ditarik ke Karanganyar baik di bidang manufaktur, pariwisata, pertanian, hingga perumahan.
Salah satu kawasan yang akan ditonjolkan adalah Gondangrejo, terutama desa-desa di luar kawasan cagar budaya yang telah masuk dalam zona industri. Selain itu, Karanganyar juga menawarkan sejumlah aset milik Pemkab seperti Pujasera dan lahan di Popongan. Aset-aset tersebut ditawarkan tidak hanya kepada investor lokal, tetapi juga terbuka untuk investor asing.
"Pujasera akan banyak diminati karena posisinya sangat strategis, dekat Alun-alun dan pusat kota. Skemanya fleksibel, bisa sewa, kerja sama, atau bangun dan lainnya. Yang penting legalitas dan tata ruangnya sudah clean and clear,” kata Heru usai rapat koordinasi rencana event temu investor di Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Karanganyar pada Selasa (29/7/2025).
Heru memastikan aset yang ditawarkan tidak bermasalah baik status kepemilikannya ataupun zonasi tata ruangnya. Di sektor perumahan, Heru mengatakan akan difokuskan di wilayah Karanganyar kota, Jaten, Tasikmadu, dan sebagian Gondangrejo. Sementara untuk sektor wisata, Karanganyar masih unggul dibandingkan kabupaten/kota lain di Soloraya karena kekayaan alam dan budaya yang dimiliki, terutama di kawasan lereng Gunung Lawu seperti Tawangmangu, Ngargoyoso, serta Karangpandan.
"Kami akan menawarkan skema kemitraan bisa sewa berlaku tiga tahun dan diperpanjang, kerja sama tiga tahun atau lebih, sementara bangun guna serah bisa minimal 10 tahun," tuturnya.
Menurut Heru, pemanfaatan aset tidak hanya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), tapi juga menjaga agar aset tidak terbengkalai. Meski begitu, ia mengakui masih ada aset yang belum bisa langsung ditawarkan karena masalah legalitas atau status zonasi. “Kami tidak buru-buru. Semua harus aman secara hukum dan sesuai tata ruang agar investor percaya,” katanya.
Heru mengatakan Pemkab Karanganyar menargetkan investasi senilai Rp5,2 triliun pada tahun 2025. Untuk mencapai angka tersebut, gelaran event temu investor dalam penutupan Soloraya Great Sale (SGS) 2025 3 Agustus di De Tjolomadoe, menjadi momen penting mempromosikan peluang investasi yang dimiliki daerah. Berdasarkan data, hingga semester I 2025, Karanganyar telah membukukan realisasi investasi senilai Rp1,8 triliun.
Heru mengatakan realisasi investasi Karanganyar sudah menembus Rp1,8 triliun hingga pertengahan tahun, terutama dari sektor kecil hingga besar. Namun angka ini belum mencakup pelaku mikro yang tersebar di berbagai sektor perdagangan, pengolahan makanan, dan kriya. Sektor tekstil, farmasi, makanan olahan, dan peternakan masih menjadi kontributor utama investasi. Dengan promosi besar-besaran di SGS, ia menargetkan tambahan Rp500 miliar hingga Rp1 triliun.
"Penutupan SGS akan kami manfaatkan untuk menyampaikan peluang investasi kepada publik dan calon investor, baik di bidang manufaktur, pariwisata, pertanian, hingga perumahan,” jelas Heru.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Karanganyar, Joko Sutrisno, menyebut penutupan SGS bukan hanya menjadi akhir dari rangkaian agenda belanja, tetapi juga ajang strategis memperkenalkan kekuatan ekonomi Karanganyar.
Menurutnya, SGS kali ini menyatukan potensi perdagangan, pariwisata, investasi, hingga pelaku UMKM dalam satu panggung besar. Acara ini menjadi etalase potensi Karanganyar. Ada presentasi investasi dari tiap kabupaten/kota, pertunjukan seni, lomba keterampilan jerami, dan UMKM lokal yang akan tampil.
"Kami ingin masyarakat dan investor melihat langsung potensi riil di lapangan,” ujar Joko.
Ia juga menambahkan bahwa kehadiran UMKM di acara ini tidak hanya penting untuk ekonomi lokal, tetapi juga sebagai bagian dari strategi memperkuat aglomerasi ekonomi Soloraya.
“Kalau omzet UMKM meningkat, ekonomi bergerak, dan itu akan berdampak langsung pada sektor lain, termasuk investasi,” tuturnya.
Saat ini, Joko mengatakan Karanganyar mulai menjadi perhatian investor global, terutama di sektor manufaktur padat karya. Salah satunya pabrik tas berorientasi ekspor yang memproduksi untuk brand internasional seperti Hermes dan Coach telah beroperasi di Tasikmadu, menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja.
Industri tersebut akan terus berkembang. Rencana ekspansi di wilayah Kaliwuluh menargetkan tambahan tenaga kerja sebanyak 2.000 orang, sekaligus menjadi solusi penyerapan tenaga kerja yang terdampak PHK di sektor tekstil.
Sementara itu, kegiatan SGS yang berlangsung serentak di wilayah Solo Raya ikut mendorong aktivitas ekonomi lokal, termasuk pelaku UMKM di Karanganyar. “UMKM Karanganyar berperan signifikan, kontribusinya terhadap investasi bisa mencapai 40% jika digabungkan dengan sektor mikro,” jelasnya.
Sentimen: neutral (0%)