Sentimen
Undefined (0%)
27 Jul 2025 : 17.11
Informasi Tambahan

Hewan: Babi

Kab/Kota: Solo, Sukoharjo, Yogyakarta

Partai Terkait

Stigma Ciu Bekonang, Kuliner Babi dan Satai Jamu Masih Lekat dengan Solo

27 Jul 2025 : 17.11 Views 16

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Stigma Ciu Bekonang, Kuliner Babi dan Satai Jamu Masih Lekat dengan Solo

Esposin, SOLO — Minuman keras ciu dari Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo, serta kuliner daging babi maupun satai jamu, dianggap masih lekat sebagai bagian dari Kota Solo, di mata masyarakat luar.

Hal itu diungkapkan Manajer Pendidikan dan Pelatihan Halal dari lembaga halalkita.id, Ahmad Syafrudin, saat acara penyerahan 50 sertifikasi halal bagi UMKM Solo, Sabtu (26/7/2025).

Penyerahan 50 sertifikasi halal dilakukan oleh Wali Kota Solo, Respati Ardi, dan dihadiri Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Solo, Moh Chamim Irfani, di Loji Gandrung Solo.

"Teman di Jakarta itu kenalnya Solo dua. Satu Bekonang. Anak-anak muda Jakarta tahunya kalau ke Solo cari ciu Bekonang. Kedua, mohon maaf kalau tidak B-2 ya satai jamu," ujar dia.

Sebagai orang yang pernah kuliah di Solo, Syafrudin mengaku kerap ditanya teman-temannya di Jakarta tentang apa yang menarik dari Solo. Termasuk aneka produk kuliner kota ini.

"Saya seringkali ditanya soal Solo. Faktanya anak-anak Jakarta rela bayar Rp200.000-Rp300.000 untuk beli tiket kereta ke Solo dan merasakan momen malam Minggu di Solo," kata dia.

Menurut Syafrudin, fenomena itu merupakan potensi bagi Solo untuk terus bertumbuh dan berkembang menjadi kota wisata. Para pemangku kepentingan mesti terus bersiap untuk itu.

"Bagi saya ini potensi. Lha belajar saya di manajemen bisnis. Solo ini akan jadi kota wisata besar dan cocok untuk jualan. Untuk meyakinkan pasar, salah satunya sertifikasi halal," urai dia.

Syafrudin mengatakan image Solo sebagai kota dengan konsumsi tinggi satai jamu atau daging babi, pelan-pelan harus digeser. Sehingga para wisatawan yang berkunjung ke Solo kian nyaman.

"Ini soal imej gambaran Kota Solo yang hari ini dikenal konsumen mohon maaf, satai jamu yang paling tinggi di Jawa itu konsumennya di sini. Image itu harus pelan-pelan kita geser," pesan dia.

Lebih jauh Syafrudin mengakui perkembangan pesat Solo dalam satu dekade terakhir. Ketika dulu momen malam Minggu di Solo relatif sepi jarang hiburan, sekarang situasinya berubah drastis.

Banyak event dan hiburan yang menjadi jujugan warga maupun kalangan pendatang untuk menikmati momen. Saking ramainya Solo sampai disebut-sebut telah menggeser Yogyakarta.

"Orang luar melihat Solo sebagai destinasi wisata menarik. Bahkan dibandingkan Jogja. Terbukti sekarang malam Minggu di Solo macet di mana-mana. Dulu pas saya kuliah sepi," aku dia.

Syafrudin meyakini Solo merupakan kota yang akan terus berkembang mengikuti derap kemajuan zaman. "Orang-orang sudah beralih ke Solo. Transportasi ke Solo mudah," tutur dia.

Sentimen: neutral (0%)