Sentimen
Undefined (0%)
27 Jul 2025 : 13.15
Informasi Tambahan

Event: CFD

Kab/Kota: Kartini, Kembangan, Solo

Tokoh Terkait
Dr Restu Gunawan

Dr Restu Gunawan

Slamet Riyadi

Slamet Riyadi

Peringati Hari Kebaya Nasional, Ratusan Orang Parade Berkebaya di CFD Solo

27 Jul 2025 : 13.15 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Peringati Hari Kebaya Nasional, Ratusan Orang Parade Berkebaya di CFD Solo

Esposin, SOLO — Ratusan orang mengikuti parade berkebaya dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional pada Car Free Day Solo di Pasar Triwindu Kota Solo, Minggu (27/7/2025).

Acara dimulai dengan jalan dari depan Gedung Wuryaningratan, Jalan Slamet Riyadi No. 261, Purwosari, Laweyan, Sriwedari, hingga area Pasar Triwindu, Jalan Diponegoro, Keprabon, Banjarsari, Solo.

Acara berlangsung meriah dengan penampilan musisi seperti Sinden asal Solo, Sruti Respati dan Pemain Saxophone, Yuyun George. Kemudian juga diadakan peragaan busana oleh sejumlah komunitas, termasuk siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Solo.

Pada peragaan busana. Puluhan perempuan yang tergabung dalam berbagai komunitas itu menggunakan ragam gaya kebaya gaya nusantara. Ada yang menampilkan kebaya Kartini klasik, dipadukan dengan kain wiru batik motif Sogan Solo dan hiasan kepala cunduk yang biasa dikenakan putri keraton.

Lainnya memamerkan kebaya kutu baru berbahan brokat yang elegan. Termasuk para anggota Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) yang tampil serasi dengan kebaya kutu baru kembangan, lengkap dengan sanggul dan aksesoris pendukung..

Peragaan busana ditutup oleh para siswa dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Solo dengan percaya diri berlenggak-lenggok.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, dalam sambutannya menegaskan bahwa Solo dipilih sebagai lokasi perdana karena statusnya sebagai jantung kebudayaan. 

"Pengakuan sebagai warisan budaya UNESCO itu baru awal. Tugas kita adalah menghidupi dan menghidupkan," katanya, Jumat.

Acara ini menjadi bagian untuk terus melestarikan kebaya. Restu mengatakan menghidupkan warisan budaya adalah tugas pemerintah dan komunitas melalui acara dan gerakan.

"Tapi tugas kita juga menghidupi komunitasnya. Komunitasnya harus kita gerakkan bersama-sama," tambahnya. 

Termasuk, menurutnya tradisi dan warisan budaya seperti kebaya berhasil bertahan berkat peran ibu yang menuturkan cerita kepada anak-anaknya.

Sebagaiman dikatakan oleh Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Kebudayaan, Katarine Grace Fadli Zon. Ia menyatakan bahwa kebaya adalah representasi identitas perempuan Indonesia yang anggun dan tangguh. 

"Acara ini bukan pula sekedar perayaan, namun merupakan wujud nyata kecintaan kita terhadap kebaya sebagai simbol budaya," ujarnya, dalam sambutan.

Pihaknya berkomitmen untuk mengarusutamakan kebaya agar tak hanya menjadi pakaian seremonial. Ia berharap komunitas dan masyarakat luas turut melestarikan busana asli Nusantara itu.

Pelestarian Kebaya

Sementara itu, Anggota Tim Nasional Pengusul, Febri Hapsari Dipokusumo menjelaskan upaya pelestarian kebaya dituangkan melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023 adalah hasil kerja keras selama dua tahun oleh 12 komunitas dari seluruh Indonesia. 

"Tujuannya agar berkebaya ini bukan cuma untuk jagong (kondangan) atau acara resmi, tetapi juga santai," jelasnya.

Febri mengatakan, kebaya sebetulnya tidak hanya sekedar berhenti pada perayaan budaya, namun juga ada potensi ekonomi yang sangat besar. 

"Dengan berkebaya kan sanggulnya, kemudian bros, kebaya, sarung, jarik, selop, tas, itu semua memberikan dampak ekonomi. Ini bisa membangkitkan semangat perekonomian," paparnya.

Hal itu juga diungkap oleh Wali Kota Solo, Respati Ardi yang turut hadir dalam perayaan hari kebaya pagi itu. Ia berharap ada efek ekonomi sembari melestarikan busana tradisional seperti kebaya.

"Besar harapan kebaya tak hanya menjadi warisan budaya, namun menjadikan kebaya sebagai komoditi yang unggul," katanya. 

Ia mengatakan perlu mendukung ekosistem kebaya dan batik. Terlebih Kota Solo, menjadi salah satu penghasil produk batik dan kebaya di Indonesia

"Untuk menghormati dan menghargai para pengrajin batik kita, kita tentu harus mengetahui apa itu batik tulis dan batik cap. Ini sebuah karya seni," pungkasnya.

Sentimen: neutral (0%)