Sentimen
Undefined (0%)
22 Jul 2025 : 10.13
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang, Solo, Sukoharjo

Lakukan Langkah-Langkah Ini Jika Terkena Serangan Jantung saat Mengemudi Mobil

22 Jul 2025 : 10.13 Views 49

Espos.id Espos.id Jenis Media: Lifestyle

Lakukan Langkah-Langkah Ini Jika Terkena Serangan Jantung saat Mengemudi Mobil

Esposin, SOLO-Kasus orang terkena serangan jantung saat mengemudikan mobil beberapa kali pernah terjadi. Lalu langkah apa yang harus dilakukan agar pengemudi tetap aman dan tidak membahayakan pemakai jalan lainnya?

Salah satu kasus pengemudi terkena serangan jantung menimpa seorang pria berinisial JP, warga Klipang, Kota Semarang yang ditemukan meninggal dunia di dalam mobil di pinggir Jalan Solo-Jogja di wilayah Salakan, Desa Sraten Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Senin (21/7/2025) sekitar pukul 13.00 WIB. Pengemudi mobil itu meninggal dunia diduga akibat serangan jantung. 

Di Indonesia, penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi, dan jumlah penderitanya terus meningkat. Pada tahun 2022, penyakit jantung menduduki peringkat pertama sebagai penyakit katastropik dengan 15,5 juta kasus. Selain itu, penyakit jantung juga menjadi penyumbang terbesar dalam pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional, dengan total Rp 15,37 triliun pada tahun 2022.

Di luar negeri, kasus orang terkena serangan jantung saat mengemudikan mobil cukup sering dijumpai. "Kami cukup sering menerima telepon yang melaporkan adanya kendaraan yang berhenti di pinggir jalan. Paramedis kami membawa EKG [elektrokardiogram, perangkat yang memeriksa masalah pada aktivitas listrik jantung Anda] agar mereka dapat melakukan penilaian klinis pada jantung pasien tanpa penundaan," kata seorang paramedis dan Kepala Kepemimpinan Klinis di Netcare 911, David Stanton, dikutip dari discovery.co.za pada Selasa (22/7/2025). 

Menurutnya hal itu terjadi karena orang-orang sering mengabaikan gejala-gejala tersebut karena mengira gejala tersebut akan hilang begitu saja. "Yang penting, jika Anda mengalami nyeri dada atau nyeri di lengan, atau gejala serangan jantung lainnya, jangan diabaikan," tambah Stanton.

Stres di jalan bisa memicu terjadinya serangan jantung.  "Ada hubungan yang menarik antara stres di jalan dan serangan jantung. Apa pun yang memicu adrenalin akan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, dan pada saat yang bersamaan, meningkatkan risiko serangan jantung. Dalam kasus kardiomiopati stres, pasien mengalami situasi yang menegangkan dan mengalami serangan jantung akibat stres tersebut - meskipun arteri koroner mereka sehat atau normal," jelas ahli jantung Dr. Tony Dalby.

"Anda juga berisiko terkena serangan jantung jika Anda kelebihan berat badan, perokok, penderita diabetes, memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, pola makan tidak sehat, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, dan menjalani gaya hidup yang tidak aktif – diperparah oleh riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kondisi terkait. "Hipertensi adalah kondisi di mana pembuluh darah Anda terus-menerus mengalami tekanan tinggi," jelas Spesialis Klinis di Discovery Vitality, Dr. Deepak Patel. 

Agar terhindar dari serangan jantung saat mengemudi mobil, kenali terlebih dahulu beberapa gejala awalnya sebagai berikut:

1. Nyeri dada yang disalahartikan sebagai gangguan pencernaan atau nyeri seperti gas

2. Perasaan tidak nyaman di bagian tengah dada dan menjalar ke lengan, leher, atau bahu

3. Tekanan atau nyeri di bagian tengah dada yang dapat menjalar ke lengan

4. Nyeri punggung atas, bahu, atau tenggorokan

5. Nyeri rahang atau nyeri yang menjalar ke rahang

6. Sesak napas atau kelelahan

7. Nyeri perut, leher, atau gigi, rasa tidak nyaman di lambung

8. Keringat dingin

9. Mual dan sesak napas

10. kelelahan yang tidak biasa berlangsung selama beberapa hari atau kelelahan parah yang tiba-tiba, pusing

11. Gangguan tidur

12. Kecemasan

Berikut ini  langkah-langkah penting yang harus diikuti saat mengalami serangan jantung saat mengemudi mobil:

1. Jika Anda sedang mengemudi dan mengalami gejala serangan jantung, kurangi pedal gas dan cobalah mencari celah di arus lalu lintas agar Anda dapat mengarahkan kendaraan ke tempat yang aman dan menghentikan kendaraan sesegera mungkin.

2. Jika Anda membawa penumpang, mintalah bantuan mereka untuk mengarahkan kendaraan ke tempat yang aman.

3. Baik pengemudi maupun penumpang yang mengalami serangan jantung, kondisi medis ini akan semakin parah karena panik. Tetap tenang.

4. Beberapa sumber medis menyarankan agar penderita batuk berulang-ulang secara berirama untuk meningkatkan aliran darah kaya oksigen dan mengatur pernapasan kembali. Namun, baik Dalby maupun Stanton merasa metode ini tidak efektif. "Batuk berirama tidak akan menentukan hidup dan mati," tambah Stanton. "Batuk berirama hanya akan memperpanjang waktu beberapa detik, bukan menit."

5. Bawa pasien ke rumah sakit yang memiliki fasilitas angiogram dalam waktu satu jam setelah gejala muncul.

"Jangan pergi ke dokter umum Anda - pergilah ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Jika Anda dekat dengan rumah sakit, mintalah penumpang Anda untuk mengantar Anda ke unit gawat darurat. Waktu sangatlah penting dalam menangani gejala serangan jantung, karena semakin cepat dikenali, semakin cepat kondisinya dapat ditangani," jelas Stanton.

6. Hubungi layanan darurat

Jika Anda terkena serangan jantung saat mengemudi dan sudah berhasil mencari tempat aman, disarankan hubungi layanan darurat. "Jika Anda agak jauh dari rumah sakit atau tidak dapat mengemudi ke sana, segera hubungi layanan darurat dan beri tahu mereka di mana Anda parkir dan jenis mobil yang Anda kendarai," kata Stanton.

7. Minum aspirin

Langkah ini bisa dilakukan saat Anda menunggu layanan darurat datang. "Sebelum layanan darurat tiba, jika tersedia, dan sesegera mungkin - berikan aspirin melalui mulut. Dosisnya tidak perlu besar. Tablet Disprin 150-300 mg sudah cukup," jelas Dalby.

"Ini satu-satunya cara yang bisa Anda lakukan untuk mengobati sendiri gejala serangan jantung," tambah Stanton. "Di mulut, kunyah, lalu telan."

 

 

Sentimen: neutral (0%)