Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Klaten
Tokoh Terkait
Koperasi Merah Putih dan Optimisme Pemerataan Kesejahteraan di Klaten
Espos.id
Jenis Media: Solopos
Esposin, KLATEN – Kabupaten Klaten bakal mengukir sejarah dengan menjadi lokasi peluncuran Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih secara nasional oleh Presiden Prabowo Subianto. Peluncuran 80.000 Kopdes/Kopkel secara nasional dipusatkan di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten, Senin (21/7/2025).
Kopdes Merah Putih Bentangan menjadi salah satu koperasi percontohan nasional. Selain Bentangan, dua Kopdes lainnya di wilayah Klaten juga menjadi percontohan.
Pembentukan Kopdes/Kopkel Merah Putih di Kabupaten Klaten sudah bergulir sejak akhir April lalu. Bupati-Wabup Klaten bersama dinas terkait menggelar roadshow menyosialisasikan pembentukan koperasi.
Bergerak cepat, seluruh desa/kelurahan di Klaten berjumlah 401 langsung menggelar musyawarah desa/kelurahan guna pembentukan koperasi. Mereka membentuk kepengurusan hingga mengurus legalitas kelembagaan. Pada 30 Juni 2025, Kopdes/Kopkel di 401 desa/kelurahan sudah berbadan hukum.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten, Anang Widjatmoko, mengungkapkan dari 401 desa/kelurahan, awalnya Pemkab mengusulkan dua Kopdes di Klaten menjadi mock up atau percontohan.
Kedua Kopdes itu yakni di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo serta Desa Karangdukuh, Kecamatan Jogonalan.
“Kami usulkan karena memang sejak awal mereka cepat dalam arti merespons awal dalam pembentukan ini dengan mengadakan Musdesus [musyawarah desa khusus]. Kemudian memiliki planning dan fisik [calon lokasi koperasi] yang sudah jelas. Makanya secara kelembagaan kami usulkan,” kata Anang.
Seiring perkembangan waktu, ada penambahan satu Kopdes sebagai percontohan yakni Kopdes Merah Putih Bentangan, Kecamatan Wonosari, yang menjadi lokasi peluncuran.
Sesuai penilaian tim dari pemerintah pusat yang melakukan monitoring secara langsung, Kopdes Merah Putih Bentangan sudah siap untuk diluncurkan.
“Artinya, dari 10 Kopdes/Kopkel percontohan di Jawa Tengah, Klaten ada tiga yang menjadi percontohan,” jelas Anang.
Greget Desa/Kelurahan Bentuk Koperasi Merah Putih
Anang mengakui sejak awal ada greget dari desa maupun kelurahan untuk membentuk Kopdes/Kopkel Merah Putih. Salah satu faktornya lantaran ada optimisme program Kopdes/Kopkel menggerakkan ekonomi kemasyarakatan.
Optimisme itu muncul seiring gencarnya sosialisasi yang digulirkan Pemkab Klaten. Tim dari Kementerian Koperasi juga rutin ke Klaten, meyakinkan para pemangku di desa/kelurahan bahwa program tersebut tak sekadar seremonial tetapi gerakan nyata membangun ekonomi rakyat dari desa.
“Dari situlah mulai muncul kepercayaan bahwa program ini memang luar biasa untuk meningkatkan perekonomian di desa. Memang prosesnya tidak semudah yang dibayangkan. Tetapi kalau selama ada semangat dan kemauan, insyaallah semuanya bisa,” kata Anang.
Jenis usaha Kopdes/Kopkel Merah Putih meliputi gerai sembako, apotek desa, klinik desa, unit usaha simpan pinjam, cold storage/cold chain, serta logistik atau distribusi.
Anang mejelaskan masing-masing Kopdes/Kopkel tak harus keenam jenis usaha itu ada. Jenis usaha yang dijalankan tergantung kebutuhan serta kemampuan dari masing-masing koperasi.
Keberadaan Kopdes/Kopkel juga dipastikan tak bakal menjadi pesaing Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Sebagai contoh, Desa Ponggok yang sukses mengembangkan Bumdes dengan salah satu usaha di bidang pariwisata. Melalui Bumdes, desa itu bisa beromzet miliaran rupiah per tahun.
Desa tersebut kini juga mengembangkan Kopdes Merah Putih serta menjadi salah satu percontohan. Mengutip informasi yang dibagikan melalui akun IG @desawisataponggok, Kepala Desa Ponggok, Junaedhi Mulyono, menjelaskan Kopdes Merah Putih Ponggok bersinergi dengan kelompok tani dan kelompok ikan.
Kopdes Ponggok akan mengelola hasil pertanian dan perikanan. Hilirasi pengelolaan hasil produksi di Ponggok mulai dari pertanian dan perikanan akan dikelola melalui Kopdes Merah Putih Ponggok.
“Jadi Kopdes dan Bumdes ini bisa saling melengkapi. Karena memang arahnya berbeda. Bumdes itu profit oriented dengan tujuan untuk pendapatan asli desa. Sementara, Kopdes Merah Putih itu untuk kesejahteraan anggota,” ungkap Anang.
Penguatan SDM Kopdes/Kopkel
Lebih lanjut, Anang mengungkapkan pendampingan pasti dilakukan agar Kopdes/Kopkel yang sudah dibentuk bisa tetap bergulir. Salah satunya dengan memberikan peningkatan kapasitas para pengurus Kopdes.
“Sudah dilaksanakan pelatihan sekitar 34 pengurus sudah kami berikan pelatihan kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Kementerian Tenaga Kerja. Setelah mengikuti pelatihan, mereka akan mendapatkan sertifikat. Nantinya, semua pengurus di 401 desa/kelurahan itu harus seperti itu,” kata Anang.
Sementara itu, Kopdes Merah Putih Bentangan berdiri di tanah kas desa yang sebelumnya puluhan tahun tak produktif. Koperasi itu terdiri dari berbagai gerai, yakni klinik, apotek, kios sembako, epliji, pupuk serta sarana prasarana pertanian, logistik hingga gudang pertanian.
Pengurus koperasi berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna mengisi gerai usaha.
Ketua Kopdes Merah Putih Bentangan, Bambang Gunarsa, mengatakan saat ini ada lima pengurus Kopdes. Sementara, anggota koperasi mencapai lebih dari 1.000 orang, seluruhnya warga Desa Bentangan. Hal itu sesuai ketentuan jika anggota koperasi yakni warga yang ber-KTP desa setempat.
Bambang mengungkapkan usaha-usaha yang ada di koperasi diprioritaskan untuk anggota yang notabene warga setempat. Tak menutup kemungkinan, usaha koperasi bisa menjangkau warga luar desa.
“Harapan kami dengan adanya koperasi ini semua kebutuhan masyarakat untuk sehari-hari itu bisa tercukupi dengan harga terjangkau. Yang jelas, tujuan utama untuk mencukupi kebutuhan dan menyejahterakan anggota dan masyarakat desa sini,” jelas Bambang.
Bambang mengungkapkan salah satu fokus usaha Kopdes Merah Putih Bentangan yakni di bidang pertanian. Hal itu menyesuaikan dengan kondisi di desa setempat dengan 60 persen penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Salah satu praktik kegiatan yakni penyerapan gabah hingga penyewaan alsintan. Untuk pengelolaan tersebut, Koperasi bekerja sama dengan Gapoktan.
Selain itu, Kopdes berupaya turut memajukan potensi yang ada di Bentangan yakni kerajinan gerabah. “Jadi dengan adanya koperasi ini, perajin gerabah bisa bersama-sama gabung juga di koperasi sebagai anggota,” jelas Bambang.
Optimisme Kesejahteraan Masyarakat Desa/Kelurahan
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengungkapkan pemilihan Klaten sebagai lokasi peluncuran 80.000 Kopdes/Kopkel menjadi kado indah di Hari Jadi ke-221 Klaten yang diperingati 28 Juli.
Lebih dari itu, kedatangan Presiden Prabowo yang direncanakan bersama Wapres Gibran Rakabuming Raka, kian menguatkan optimisme bergulirnya Kopdes/Kopkel membangkitkan perekonomian di Klaten.
“Realitanya Kabupaten Klaten ini bisa maju karena desa. Klaten memiliki 391 desa dan 10 kelurahan yang kemudian harus dioptimalkan bersama. Caranya adalah melalui Kopdes dan Bumdes. Alhamdulillah Bumdes sudah banyak yang jalan. Tinggal bagaimana Kopdes ini bisa benar-benar berjalan,” kata Hamenang.
Hamenang kembali menegaskan optimistisnya terhadap Kopdes/Kopkel Merah Putih yang bisa menggerakkan perekonomian dari level terbawah.
“Tidak ada kata pesimis, harus optimis. Pasti yang namanya berkegiatan itu ada kendala, namanya usaha ada hambatan. Tetapi insyaallah kalau kita teguh pendirian, visinya jauh ke depan serta fokus, saya yakin pasti sukses,” kata Hamenang.
Hal senada disampaikan Wabup Klaten, Benny Indra Ardhianto. Dia menjelaskan Kopdes Bentangan serta dua Kopdes lainnya menjadi embrio bergulirnya Kopdes/Kopkel yang sudah terbentuk di 401 desa/kelurahan.
“Ke depan tentu koperasi ini akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat di desa. Soal nanti unit usahanya seperti apa, itu tergantung kemampuan desa masing-masing,” jelas Benny.
Sentimen: neutral (0%)