Esposin, SRAGEN—Sebanyak 1.300-an alumnus SMAN 2 Sragen dari 45 angkatan bertemu dalam musyawarah besar (mubes) dan reuni akbar di halaman sekolah setempat, Sabtu (19/7/2025). Para alumnus tersebut tergabung dalam Keluarga Alumi SMAN 2 Sragen (Kasmanda) Keren.

Mereka memberikan kontribusi kepada sekolah dalam bentuk beasiswa bagi siswa yang kurang mampu.

Dalam acara tersebut dihadiri Bupati Sragen Sigit Pamungkas. Sejumlah alumnus SMAN 2 Sragen yang sudah cukup dikenal seperti Guru Besar Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Prof. Sriyana, mantan Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno, dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Sragen.

Ketua Panitia Mubes dan Reuni Akbar Alumni SMAN 2 Sragen Prawoto Prayitno saat berbincang dengan Espos, Sabtu, menyampaikan Kasmanda terbentuk pada 2021 dan kemudian menggelar reuni akbar pertama pada 2022 dan reuni akbar kedua di 2025 ini.

Salah satu tujuan reuni ini, kata dia, merajut kenangan, menjalin silaturahmi, paseduluran selawase.

“Kasmanda Keren ini unik karena organisasi ini tidak lepas dari jejaring sesama alumni dan tetap merangkul sekolahan serta berkontribusi kepada sekolah. Banyak yang diberikan sebagai kontribusi ke sekolah, bentuknya ada beasiswa anak sekolah, seperti bantuan langsung membiayai siswa tidak mampu untuk melanjutkan kuliah sampai lulus. Harapannya tiga tahun ke depan lebih baik lagi,” kata Prawoto.

Dia menyampaikan beasiswa itu diberikan sejak 2022-2023. Dia mengatakan ada dukungan ke sekolah seperti bantuan sosial kepada anak didik serta peduli terhadap guru-guru yang purnatugas.

Dia menyampaikan dalam reuni akbar ini alumnus yang hadir sesuai dengan kuota, yaitu sebanyak 1.300-an orang dari 45 angkatan, yaitu angkatan 1979-2024.

Dalam mubes dan reuni akbar itu disepakati Prof. Sriyana sebagai Ketua Umum Kasmanda Keren. Selain itu juga dikukuhkan tim formatur yang terdiri atas sembilan orang oleh Bupati Sragen.

Dalam kesempatan itu, Sigit Pamungkas menyampaikan alumni SMAN 2 Sragen yang datang membawa memori masing-masing tentang masa-sama bersekolah di SMAN 2 Sragen. Dia mengatakan dulu pernah mengalami masa-masa menyenangkan dan tidak menyenangkan.

Kini, kenangan yang tidak menyenangkan itu, kata dia, menjadi kisah indah yang dibicarakan dalam satu angkatan atau antarangkatan.

“Misalnya, dulu ada yang dilempar penghapus oleh gurunya. Saat itu jadi hal yang tidak menyenangkan tetapi sekarang jadi cerita indah. Ada juga kenangan romantika anak-anak muda dan kegembiraan sesama kelas atau antarkelas. Reuni menjadi temu suka cita. Cerita bolos dan trek-trekan menjadi sesuatu yang menyenangkan,” kata dia.