Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Kristen
Event: Pilkada Serentak
Kab/Kota: Jayapura, Salatiga, Sumba
Tokoh Terkait
Empat Mutiara Timur Raih Doktor Studi Pembangunan di Fakultas Interdisiplin UKSW
Espos.id
Jenis Media: News

Esposin, SALATIGA - Empat sosok inspiratif yang menjadi motor penggerak perubahan di kawasan Indonesia Timur menapaki tonggak baru dalam perjalanan intelektualnya.
Mereka resmi menyandang gelar Doktor Studi Pembangunan dari Fakultas Interdisiplin, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kamis (17/07/2025) sore. Momen membanggakan ini menjadi cerminan komitmen UKSW dalam melahirkan creative minority yang berdampak bagi masyarakat melalui kajian ilmiah lintas disiplin ilmu.
Mereka adalah Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumba Timur periode 2014-2019 Dr. Ir. Umbu Manggana, M.Si., Sekretaris Inspektorat Kabupaten Jayapura Dr. Fika Zumrotun, SE., MM., Dosen Universitas Halmahera, Tobelo Dr. Aveanty Miagina, S.E., M.M., serta Dosen Universitas Kristen Wira Wacana Sumba Dr. Norlina Rambu Jola Kalunga, S.Si (Teol), M.Si, D.Th.
Keempatnya resmi dinyatakan lulus dalam Sidang Yudisium dan Promosi Doktor Studi Pembangunan yang dipimpin Wakil Dekan Fakultas Interdisiplin, Titi Susilowati Prabawa, S.Pd., M.A., Ph.D., di Diplomacy Room Kampus UKSW. Kelulusan ini menandai bahwa Program Studi (Prodi) Doktor Studi Pembangunan kini berhasil mencetak 91 doktor.
Dalam sapaan hangatnya, Titi Susilowati Prabawa menyampaikan ungkapan terima kasihnya kepada keempat doktor baru tersebut karena telah berhasil menyelesaikan proses studi dengan penuh semangat dan perjuangan. Ia juga berharap gelar baru ini menjadi batu loncatan untuk menghasilkan lebih banyak lagi riset bagi masyarakat.
“Terima kasih sudah memilih pendidikan akhir di Doktor Studi Pembangunan Fakultas Interdisiplin. Semoga proses yang selama ini dijalani bersama kami memberikan manfaat dalam pengembangan karir dan pengabdian masyarakat bapak ibu semua,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Doktor Studi Pembangunan Profesor Daniel Kameo, Ph.D., menyampaikan bahwa disertasi yang dibuat oleh doktor baru tersebut tak hanya menjadi karya ilmiah semata, tetapi akan dikemas menjadi executive summary atau policy brief yang kemudian dapat didiseminasikan secara luas kepada pemangku kepentingan.
“Policy brief ini diharapkan menjadi jembatan antara data ilmiah dan aksi nyata guna memberikan dampak bagi stakeholder yang relevan seperti pemerintah, gereja, Lembaga Swadaya Masyarakat, hingga universitas,” katanya.
Profesor Daniel Kameo menegaskan bahwa isu yang diangkat merupakan isu strategis berskala nasional, di mana akar masalahnya berasal dari daerah-daerah di wilayah Indonesia Timur. “Isu yang mereka angkat dari permasalahan yang ada di daerah-daerah tersebut kemudian dikemas dalam karya ilmiah. Tentunya karya ini memberikan dampak luas bukan hanya secara nasional tetapi secara global,” tegasnya.
Denyut Nadi Persoalan
Mengangkat langsung denyut nadi persoalan di berbagai daerah Indonesia Timur, disertasi yang dihasilkan oleh keempat doktor baru ini hadir sebagai karya ilmiah yang tak hanya bersifat empirik, tetapi juga sarat dengan makna sosial. Berbasis pada fenomena nyata yang terjadi di lapangan, penelitian mereka menyoroti dinamika pembangunan berkelanjutan, ekonomi, sosial, kesetaraan gender, budaya, kesenjangan, infrastruktur, hingga politik.
“Mutiara di Peripheral Halmahera Utara: Kisah Sukses Tiga Wirausaha Perempuan di Tengah Hentakan Budaya Patriarki” merupakan tajuk inspiratif yang diangkat oleh Dr. Aveanty Miagina dalam disertasinya. Ia mengupas tentang perjuangan wirausahawan perempuan pada sektor pariwisata di daerah pinggir Kabupaten Halmahera Utara Maluku Utara.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kewirausahaan di bidang pariwisata mampu memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan daerah pinggir dan terpencil, di mana perempuan mengambil peran sebagai aktor lokal melalui industri pariwisata.
“Upaya yang dilakukan wirausaha perempuan dalam mempertahankan keberlanjutan usaha pariwisatanya, secara tidak langsung mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan yaitu program pengentasan kemiskinan dan kesetaraan gender,” imbuhnya.
Beranjak pada sektor layanan publik, kajian ilmiah dari Dr. Fika Zumrotun yang berjudul “Persepsi Masyarakat Terhadap Implementasi Pelayanan Publik Secara Daring” menghasilkan rekomendasi kebijakan yang relevan untuk wilayah dengan akses internet terbatas yakni daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Kabupaten Jayapura.
“Adapun rekomendasi tersebut yaitu adanya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), layanan, dan masyarakat. Kemudian diperlukan pembenahan menyeluruh terhadap etos pelayanan publik dan adanya distribusi pembangunan Base Transceiver Station secara proporsional berdasarkan tingkat kebutuhan dan konektivitas wilayah,” terangnya.
Memberikan Ruang Baru
Di sisi lain, Dr. Umbu Manggana secara mendalam mengkaji tentang “Politisasi Identitas Kabihu dalam Kontestasi Politik Elektoral di Sumba Timur: Kajian terhadap Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sumba Timur Tahun 2020”.
Penelitian ini berfokus pada pemilihan kepala daerah (pilkada) yang secara langsung memberikan ruang baru bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi, namun sekaligus membuka peluang terjadinya politisasi identitas.
“Secara akademik, disertasi ini memberikan konsep tentang politisasi identitas simultan dalam konteks lokal dan otonomi daerah. Secara praktis, penelitian ini menyarankan perlunya pendidikan politik, penguatan toleransi, dan penegakan netralitas birokrasi untuk menghindari dampak destruktif politisasi identitas,” bebernya.
Sementara itu, “Relasi Asimetris Antara Kaum Ata dan Kaum Maramba di Sumba Timur” diangkat oleh Dr. Norlina Rambu Jola Kalunga sebagai judul dalam disertasinya. Penelitian ini bukanlah sekadar studi akademis biasa, ini adalah sebuah upaya fundamental untuk menyingkap selubung kompleksitas stratifikasi sosial yang melampaui batas-batas pemahaman konvensional.
Di balik lanskap Sumba yang memesona, tersembunyi sebuah fenomena subordinasi yang tidak hanya terpatri dalam dimensi sosio-ekonomi atau politik, melainkan berakar kuat dalam dimensi kosmologis, spiritual, dan genealogi masyarakatnya.
Turut hadir dalam Yudisium dan Promosi Doktor Studi Pembangunan ini adalah promotor dan co-promotor, serta para penguji dari keempat doktor. Selain itu, turut hadir juga Rektor ketiga UKSW periode 1983-1993 Profesor Dr. (HC) Willi Toisuta, Ph.D., Rektor keempat UKSW periode 1993-2001, Profesor John JOI Ihalauw., SE., Ph.D., CHE., dan Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Halmahera Mersy Yoslin Ririhena, S.E., M.Ak., serta keluarga yang terus mendukung perjalanan studi para doktor tersebut.
Yudisium dan Promosi Doktor Studi Pembangunan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi UKSW terhadap program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan serta Asta Cita 6 membangun dari desa dan dari bahwa untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
Selain itu, acara ini merupakan kontribusi nyata UKSW dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) ke-1 tanpa kemiskinan, ke-4 pendidikan berkualitas, ke-5 kesetaraan gender, ke-10 berkurangnya kesenjangan, ke-11 kota dan permukiman yang berkelanjutan serta ke-17 kemitraan mencapai tujuan.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A. Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah. Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (NA)
Sentimen: neutral (0%)