Dukungan Kolaborasi Kampanye Isu Lingkungan melalui Layar Film
Espos.id
Jenis Media: Eco

Esposin, SOLO -- Kementerian Ekonomi Kreatif (Kementerian Ekraf) mengapresiasi film dokumenter The Atlantis Mussels garapan Senada Films yang mengangkat isu lingkungan global dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
"Kami bangga melihat teman-teman Senada Films yang konsisten menghasilkan satu mahakarya yang bukan hanya dihargai di Indonesia tetapi juga di Cannes Film Festival," kata Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf), Irene Umar, dalam siaran resmi di Jakarta, Senin (14/7/2025).
Irene menegaskan dukungannya melalui Kementerian Ekraf kepada film-film yang menyuarakan tantangan global seperti isu lingkungan, penanganan perubahan iklim, polusi, dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.
Selanjutnya, ia juga mendorong film-film yang mengangkat isu-isu faktual terus diproduksi lewat kolaborasi. Lebih lanjut, Wamen Ekraf Irene menyampaikan perubahan iklim merupakan masalah nyata.
Menurut dia, isu lingkungan yang dimaksud bukan hanya Jakarta, tapi seluruh dunia dengan masing-masing dinamikanya.
Ia mengklaim, Kementerian Ekraf hadir untuk berjuang bersama agar komersialisasi dan distribusi gagasan terhadap lingkungan bisa ditayangkan lebih luas ke ruang-ruang pemutaran alternatif lain, seperti mal, acara pemerintahan, atau platform over the top (OTT) lain.
"Kami paham kalau teman-teman berjuang untuk menyuarakan sesuatu pasti tujuannya untuk memberi dampak sebesar-besarnya dan ingin film dokumenter ini ditonton oleh banyak orang," kata Irene.
Irene menambahkan, film menjadi salah satu media advokasi yang dekat dan mudah dicerna publik.
Special Screening
Dengan konsep special screening seperti layar tancap, film dokumenter pendek The Atlantis Mussels mampu menceritakan dampak perubahan iklim yang sudah genting dan secara langsung dirasakan oleh nelayan pesisir utara Daerah Khusus Jakarta di Kampung Kerang Hijau.
Film itu pernah memenangkan Best ShortDoc Megacities-ShortDocs Film Festival 2024. Selain itu, The Atlantis Mussels juga mendapat kesempatan tayang dalam festival film internasional seperti Cannes Film Festival 2024, One Earth Film Festival, dan Bali International Film Festival.
Irene mengatakan, kekuatan cerita film Indonesia mampu menginspirasi melalui pesan moral mereka.
Saat menghadiri prapenayangan film Indonesia berjudul Believe di Jakarta, Wamen Ekraf Irene Umar menilai film Indonesia mampu menyampaikan pesan moral yang kuat dan menginspirasi.
“Film ini juga menunjukkan alasan pentingnya untuk berhenti berperang," kata Irene dalam siaran resmi di Jakarta, Selasa.
Dia mengapresiasi adanya film bergenre aksi patriotik yang menyuguhkan kisah perjuangan dan konflik batin seorang prajurit muda di tengah dinamika kehidupan keluarga dan negara.
Kementerian Ekraf memandang subsektor film sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi kreatif nasional.
Film merupakan salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif. Berdasarkan data dari Film Indonesia dan jaringan bioskop Cinepolis, jumlah penonton film Indonesia pada 2024 mencapai 82,1 juta bahkan per 13 Juni 2025 sebanyak 42,6 juta.
Data tersebut menunjukkan film tidak hanya berkontribusi secara ekonomi, tetapi, juga diharapkan menjadi medium penting dalam memperkuat identitas budaya dan karakter bangsa melalui film bertemakan patriotisme.
Irene berharap film seperti itu dapat menjadi pemantik diskusi positif tentang nilai kepahlawanan di tengah masyarakat.
“Film ini menunjukkan ke khalayak bahwa Rambo (karakter pahlawan) bukan hanya ada di luar negeri, tetapi, ada juga di dalam negeri ini,” kata dia.
Dalam kesempatan tersebut, Irene didampingi Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekraf Agustini Rahayu; Staf Ahli Bidang Sistem Pemasaran dan Infrastruktur Kementerian Ekraf Septriana Tangkary; serta jajaran pejabat Kementerian Ekraf.
Selain itu, masih ada beberapa film dokumenter lain yang juga mengusung isu lingkungan hidup. Film tersebut di antaranya Semesta, Pulau Plastik, Sexy Killers, dan The Flame.
Keempat film itu menyoroti berbagai masalah lingkungan, seperti perubahan iklim, deforestasi, sampah plastik, dan dampak sosial dari eksploitasi sumber daya alam.
Sentimen: neutral (0%)