Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Solo
Kasus: bullying
Tokoh Terkait
Baru 3 Hari MPLS, Siswa Sekolah Rakyat SMA di Solo Mulai Kangen Rumah dan Ortu
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17 Solo di Sentra Terpadu Prof dr Soeharso di Jl Tentara Pelajar, Jebres, memasuki hari ketiga pada Rabu (16/7/2025). Sejumlah siswa mengaku mulai merasa kangen suasana rumah dan bermain bersama teman-teman.
Salah satu siswa SRMA 17 Solo, Aina Asyana, 15, mengaku mulai kangen dengan suasana rumahnya di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan. Aina mengaku berusaha untuk menahan rasa kangen tersebut karena ini baru awal dari perjuangan untuk menggapai masa depannya. “Kalau kangen pasti, tapi ini kan juga demi masa depan saya, jadi harus kuat,” kata dia saat diwawancarai Espos, Rabu.
Namun demikian, alumnus SMPN 19 Solo ini mengaku senang selama di SRMA karena mendapatkan teman baru. Selain itu, dia juga jauh lebih teratur dan disiplin mulai dari makan hingga beribadah salat.
Di samping itu, sekolah juga menyediakan ruang khusus bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sesuai minat dan bakat masing-masing. Aina juga tidak menemukan kesulitan beradaptasi dengan sistem sekolah berbasis asrama.
“Di sini saya juga makin sering berdiskusi dan bersosialisasi, jadi sejauh ini tidak ada kesulitan. Mungkin yang tampak kesulitan teman-teman yang introvert soalnya tidak terbiasa sosialisasi [hidup berasrama],” ungkap dia.
Soal fasilitas Sekolah Rakyat Menengah Atas atau SRMA 17 Solo, menurut dia, sudah cukup lengkap. Bahkan bila ada fasilitas yang kurang lengkap, siswa diminta pengurus sekolah untuk menyampaikan secara langsung agar bisa dilengkapi.
Aina berharap seiring berjalannya waktu SRMA 17 Solo bisa terus berkembang dan maju. Dengan begitu anak-anak miskin bisa mendapatkan akses pendidikan yang layak sehingga bisa meraih masa depan yang lebih baik.
Siswa lainnya, Java Tegar Putra, 16, mengaku lebih betah berada di rumah dibandingkan di asrama. Pasalnya selama di asrama dia tidak boleh keluar dengan bebas layaknya di rumah. “Ya betah di rumah karena di sana bisa main dan bebas keluar kapan saja,” kata dia.
MPLS 15 Hari
Meski begitu, dia mengaku senang selama tiga hari ini karena bisa mendapatkan teman baru dan fasilitas pendukung yang cukup nyaman. “Fasilitas makanan dan lain-lain sudah cukup baik, kalau laptop memang belum ada katanya sedang proses.” ungkap dia.
Terpisah, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, MPLS Sekolah Rakyat membutuhkan waktu sekitar 15 hari, lebih lama dibanding sekolah-sekolah umum karena seluruh tenaga kependidikan dan siswa benar-benar baru.
"Kalau di sekolah umum yang melakukan pengenalan itu kan hanya murid baru, kalau ini semua baru. Kepala sekolahnya baru, gurunya baru, kemudian juga siswanya baru, tenaga kependidikan yang lain juga baru. Oleh karena itu, waktu kita lebih lama. Mungkin kalau yang umum itu hanya lima hari, kita bisa 15 hari atau dua minggu," kata Gus Ipul dalam laman Indonesia.go.id, Selasa (15/7/2025).
Gus Ipul mengatakan setelah orientasi, siswa baru sekolah rakyat akan memasuki masa matrikulasi karena tidak ada tes akademik. Pada tahap itu, para siswa akan mendapatkan sosialisasi tentang proses pembelajaran.
Untuk memastikan tidak ada perundungan atau bullying, Kemensos telah bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Sebagai gambaran, seusai MPLS siswa sekolah rakyat akan mengikuti pelajaran formal di siang hari dan pada malam hari ada materi tambahan pendidikan karakter. Kurikulum Sekolah Rakyat dirancang secara tailor-made (khusus dan kontekstual), menyesuaikan kebutuhan peserta didik dan dinamika sosial di lingkungan mereka.
Output kurikulum ini diharapkan bisa menghasilkan lulusan yang unggul dalam nilai akhlak dan keagamaan, karakter kepemimpinan, penguasaan bahasa dan literasi digital, entrepreneurship, dan ketuntasan akademik.
Sentimen: neutral (0%)