Sentimen
Undefined (0%)
16 Jul 2025 : 19.51
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Kab/Kota: Senayan

Mendag Sebut Kesepakatan Dagang AS Tak Hanya Soal Jual-Beli Tapi Juga Investasi

16 Jul 2025 : 19.51 Views 27

Espos.id Espos.id Jenis Media: Ekonomi

Mendag Sebut Kesepakatan Dagang AS Tak Hanya Soal Jual-Beli Tapi Juga Investasi

Espos.id, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut kesepakatan dagang Indonesia-AS yang mengiringi pemberlakuan bea masuk baru tidak sekadar pembukaan akses pasar, tetapi juga akan ada investasi baru. "Sebenarnya Amerika itu tidak semata-mata akses pasar yang dituntut. Karena juga akan melakukan investasi," ujar Budi dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Rabu (16/7/2025).

Dengan kesepakatan tersebut, lanjut Budi, Indonesia akan mendapat investasi dari AS untuk beberapa komoditas, salah satunya melalui sektor energi. "Jadi kalau tadi ada kekhawatiran, misalnya minyak. Karena memang nanti juga akan investasi di Indonesia. Artinya ada beberapa komoditas yang akan dilakukan investasi di Indonesia," katanya.

Menurut Budi, kesepakatan tarif resiprokal sebesar 19% bertujuan untuk mendukung industri dalam negeri. Sebab banyak barang baku dan barang modal yang akan diimpor dari Amerika.

Beberapa produk asal Amerika Serikat seperti gandum dan kedelai saat ini tidak ada pengenaan tarif masuk atau 0%. Indonesia pun dinilai belum bisa memproduksi kedua komoditas tersebut.

"Jadi kalau kita impor gandum, kemudian kedelai itu juga sudah 0% dan kita tidak memproduksi. Artinya memang kita membutuhkan produk itu. Jadi ini sebenarnya kesempatan buat kita untuk mendukung industri dalam negeri," imbuhnya.

Terpisah, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan tanggapan terkait pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengakses penuh komoditas unggulan Indonesia, termasuk sumber daya mineral seperti tembaga. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan akses bebas (free access) komoditas mineral Indonesia sejatinya sudah terbuka sejak dulu.

“Kalau free access, selama ini kan kita memang open saja, kan, untuk mineral, ya, kita open. Siapa yang mau beli dari kita silakan saja. Jadi ya, tidak terlalu [berdampak], sih,” kata Tri saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Rabu.

Saat ditanya apakah Indonesia berpotensi untuk menjalankan rencana peralihan sebagian besar impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke AS menyusul negosiasi ini, Tri mengatakan hal tersebut akan dipertimbangkan melalui dua faktor utama. “Prinsipnya kan keekonomian dan geopolitik, itu saja, kan. Ya sepanjang itu menguntungkan kita, kenapa tidak?” ujar Tri.

Secara terpisah, Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa mitra di AS berkaitan dengan optimalisasi pengadaan feedstock atau minyak mentah untuk kilang-kilang Pertamina di Indonesia. Terkait volume dan nilainya, dia mengatakan bahwa hal tersebut belum bisa disampaikan karena memang masih dalam proses negosiasi dan terus berkembang.

Selain itu, Fadjar mengatakan pula bahwa Pertamina juga membuka kemungkinan terkait dengan optimalisasi peningkatan Liquefied Petroleum Gas atau LPG. Sampai saat ini komoditas yang dibahas terkait pembelian energi dari AS, yakni minyak mentah dan LPG. Implementasi impor energi tersebut akan dilakukan secara bertahap.

Selain itu, Fadjar masih belum mengungkapkan siapa saja mitra-mitra AS yang melakukan penandatanganan MoU dengan Pertamina.

Sentimen: neutral (0%)