Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali
Kasus: kebakaran, korupsi
Partai Terkait
Pemkab Boyolali Batalkan Renovasi Pasar Karanggede di 2025, FPDIP Bereaksi Keras
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, BOYOLALI--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali membatalkan proyek renovasi atau pembangunan ulang Pasar Karanggede pada 2025 ini. Hal tersebut terungkap dalam rapat badan anggaran (banggar) di DPRD Boyolali pada Rabu (16/7/2025) sore.
Fraksi PDIP DPRD Boyolali bereaksi keras atas putusan Pemkab membatalkan renovasi Pasar Karanggede tersebut. Ketua Fraksi PDIP Boyolali, Suyadi, memberikan reaksi cukup keras terhadap keputusan ini hingga suaranya terdengar sayup dari luar ruangan saat rapat banggar.
Dari video yang beredar, Suyadi dalam rapat paripurna tersebut mengatakan terjadi inkonsistensi dengan keputusan dalam pembahasan APBD murni 2025.
“Waktu itu diminta pokoknya ini harus segera dibangun. Dan ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Bahkan pada saat itu pimpinan dan anggota turun ke lapangan dan menjanjikan pada 2025 jelas dibangun. Itu menjadi komitmen kita bersama,” kata dia seperti dikutip dari video tersebut.
Bahkan, menurutnya, kebakaran Pasar Karanggede yang terjadi menjelang kegiatan politik kemudian menjadi satu bahan kampanye sensitif. Menurutnya, semua calon kepala daerah berangkat ke sana dan menjanjikan akan dibangun 2025.
Seperti diketahui, Pasar Karanggede sempat terbakar pada 2024 lalu.
Ditemui seusai rapat, Suyadi mengatakan Fraksi PDIP prihatin dan menyesalkan keputusan tersebut. Menurutnya, pembangunan Pasar Karanggede menjadi hajat hidup orang banyak.
“Kami kemarin sudah sepakat di APBD murni 2025 bahwasanya karena bersifat kebencanaan, harus segera ditangani. Dan waktu itu sudah disepakati, kami anggarkan. Waktu itu dari tim TAPD [Tim Anggaran Pemerintah Daerah] sudah menyepakati, dan ini akan dilaksanakan. Tetapi kenyataannya, tadi kami rapat terkait kebijakan umum anggaran di perubahan, ternyata itu ditunda. Kami menyesalkan itu terjadi,” kata dia.
Suyadi mengatakan alasan yang ia dapat dari eksekutif yaitu adanya tekanan psikologis. Berawal dari kejadian kasus korupsi Pasar Jelok membuat pelaksanaan kegiatan pembangunan Pasar Karanggede menjadi lebih hati-hati.
Alasan kedua, lanjut dia, dijelaskan ada regulasi soal kegiatan konstruksi distop. Kemudian, alasan kedua yang ia dapat yaitu ada pedagang yang meminta itu ditunda.
Menurutnya, anggaran untuk pembangunan ulang Pasar Karanggede antara Rp30 miliar-Rp40 miliar.
“Kalau sudah alasan ya seperti itu mempertanyakan konsistensinya seperti apa. Karena anggaran yang harusnya bisa dilaksanakan, harus ditunda. Berarti kan menjadikan Silpa dari angka sekian miliar, kalau tidak ada kesiapan bisa digeser ke kegiatan infrastruktur atau pemberdayaan ekonomi yang lain,” kata dia.
Suyadi mengatakan sebelumnya terjadi penurunan belanja modal, lalu saat ia cermati ada Pasar Karanggede yang tak bisa dilaksanakan.
Fraksi PDIP pun mendesak Pemkab Boyolali untuk tetap melaksanakan pembangunan ulang Pasar Karanggede.
“Tadi sudah ada komitmen bersama, tadi Bu Ketua TAPD mengatakan akan dilaksanakan di anggaran 2026. Jadi mundur, makanya tadi redaksinya ditunda,” kata dia.
Atas keputusan tersebut, Suyadi meminta maaf kepada konstituen yang berada di wilayah tersebut dan pernah dijanjikan soal pembangunan Pasar Karanggede yang gagal dilaksanakan pada 2025.
“Kami tadi sudah memperjuangkan, mempertanyakan mengapa harus diundur, harapan kami agar tetap dilaksanakan pada 2025. Namun karena waktu, tidak mungkin dengan angka puluhan miliar dilaksanakan dalam waktu enam bulan,” kata dia.
Soal pembangunan pasar darurat, lanjut dia, sudah ada. Namun, dimungkinkan akan dikaji kembali karena pasar darurat yang saat ini cukup jauh dibanding pasar utama.
"Pada waktu itu [renovasi Pasar Karanggede] disetujui pada akhir masa jabatan Bupati Said [Hidayat] dengan DPRD. Ironisnya justru tidak segera ditindaklanjuti pemerintahan yang baru sehingga terus mundur hingga sampai saat ini tidak jelas," jelas dia.
Sementara itu, Sekda Boyolali sekaligus Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, saat dikonfirmasi hal tersebut irit bicara. Ia menyampaikan alasan pembatalan pembangunan Pasar Karanggede pada 2025 akan disampaikan pada Kamis (17/7/2025) besok.
“Akan kami jelaskan besok, besok masih ada rapat lanjutan,” kata dia.
Sebelumnya, Wiwis pernah menjelaskan mengatakan renovasi Pasar Karanggede bakal menelan anggaran sekitar Rp38 miliar dan pembuatan pasar darurat Rp2,8 miliar.
“Kemudian ada juga penyusunan DED [detail engineering design], konsultan pengawas, perencana, dan sebagainya. Jadi jumlah keseluruhan sekitar Rp41 miliar koma berapa begitu, hampir Rp42 miliar. Semuanya di 2025,” tambahnya pada Minggu (29/12/2025).
Ia mengatakan Bupati Boyolali saat itu, M Said Hidayat, menginstruksikan agar pembangunan Pasar Karanggede dan pasar daruratnya sebisa mungkin diselesaikan dalam satu tahap.
"Secara global Rp38 miliar, semoga selesai. Kalau kurang apa, ya nanti penyempurnaan saja,” jelas dia. Ia berharap pada 2025 pasar darurat Pasar Karanggede, Boyolali, sudah jadi dan berlanjut ke pasar induk.
Sentimen: neutral (0%)