Esposin, JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, di Jakarta, Rabu (16/7/2025), menyoroti fenomena minimnya jumlah siswa baru di sejumlah sekolah dasar negeri di berbagai daerah pada tahun ajaran 2025/2026.

Merespons fenomena tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mengambil langkah-langkah yang tepat sesuai dengan kondisi di masing-masing daerah. 

"Itu kami akan data secara nasional. Nanti setelah selesai SPMB ini semua murid di-input datanya ke DAPODIK kita. Setelah di-input akan ketahuan. Dan sekarang kami sudah membaca dari media dan mendapat laporan dari dinas di daerah, beberapa sekolah terutama tingkat dasar, beberapa sudah ditutup, beberapa kekurangan murid," katanya. 

Diberitakan sebelumnya, sejumlah sekolah negeri tingkat dasar di berbagai wilayah di Indonesia sepi pendaftar pada tahun ajaran baru 2025/2026.

Jumlah siswa SD negeri (SDN) di Jawa Tengah (Jateng) jauh lebih banyak dibanding siswa SD swasta. Namun, banyak SDN kurang murid salah satunya karena dinilai kalah bersaing dengan SD swasta.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah murid SDN di Jateng sekitar 2,25 juta orang. Sementara jumlah murid SD swasta di Jateng hanya 319.228 orang alias 1.7 jumlah murid SDN di wilayah sama. 

Hal tersebut lumrah mengingat jumlah SDN juga jauh lebih banyak dibanding SD swasta, yakni 17.254 unit berbanding 1.343 unit pada tahun lalu.

Namun di Soloraya, terdapat sejumlah SDN yang tak mendapatkan murid baru pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pada tahun ajaran ini. Selain ditemui di Kota Solo, hal itu juga ditemui di Kabupaten Boyolali, Wonogiri, dan Sragen.