Sentimen
Undefined (0%)
15 Jul 2025 : 21.20
Informasi Tambahan

BUMN: Bank Mandiri, BSI

Prediksi BI Rate, Konsensus Pasar Terbelah antara Tetap dan Turun

15 Jul 2025 : 21.20 Views 31

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Prediksi BI Rate, Konsensus Pasar Terbelah antara Tetap dan Turun

Espos.id, JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Rabu (16/7/2025) besok bakal mengumumkan penetapan suku bunga acuan atau BI Rate. Para ekonom dalam prediksinya cukup terbelah soal apakah BI akan mempertahankan BI Rate atau menurunkannya. 

Hal ini diungkapkan ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, Selasa (15/7/2025). Reny mengatakan, Bank Mandiri memperkirakan BI Rate dipangkas sebesar 25 basis point (bps) pada RDG BI periode Juli 2025. “Kami melihat BI Rate dapat diturunkan sebesar 25 bps menjadi 5,25% pada RDG kali ini,” kata Reny.

Untuk menetapkan BI Rate, BI akan mempertimbangkan sejumlah faktor. Reny menjelaskan, jika bank sentral menilai tekanan eksternal mulai mereda dan fundamental domestik tetap terkendali, maka ruang untuk menurunkan BI Rate akan terbuka. Sejumlah indikator yang menjadi perhatian BI, antara lain perlambatan ekonomi, inflasi yang tetap sesuai target, stabilitas nilai tukar rupiah, kecukupan likuiditas perbankan, stabilitas sistem keuangan, serta ekspektasi pelaku usaha. Faktor-faktor inilah yang dapat mendukung keputusan penurunan BI Rate.

Berbeda dengan Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia (BSI) memproyeksikan BI Rate bertahan pada level 5,50% pada bulan ini seiring dengan ketidakpastian global yang masih tinggi serta arus modal asing keluar (capital outflow) yang masih menekan rupiah.

Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo menilai, momentum yang tepat untuk penurunan BI-Rate yakni pada September mendatang ketika belanja pemerintah mulai mengalir dan mendorong perekonomian. “Saat pelaku usaha mulai bergairah lagi menangkap peluang, demand ke depan muncul dari kebutuhan pembiayaan modal kerja,” kata Banjaran.

Sementara Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual menyampaikan bahwa berdasarkan pertimbangan ekonomi domestik yang melambat, ada ruang untuk pemangkasan suku bunga acuan. Sementara melihat kondisi global, baik tensi geopolitik di Timur Tengah hingga persoalan tarif Trump yang tak kunjung berakhir, David meyakini BI Rate akan ditahan pada level 5,50%. 

“Namun masih ada ketidakpastian tarif Trump yang ditunda deadline-nya ke awal Agustus yang bisa mendorong volatilitasi di pasar finansial,” ujarnya kepada bisnis.com, Selasa (15/7/2025).

Senada dengan David, Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede melihat meskipun ruang penurunan suku bunga sebenarnya terbuka, sejalan dengan tren apresiasi rupiah yang terjadi belakangan ini, tetapi sejumlah perkembangan eksternal menuntut Bank Indonesia untuk bersikap hati-hati. Pertimbangan utama datang dari memanasnya kembali ketegangan perdagangan global, terutama setelah kebijakan terbaru Presiden AS Donald Trump yang kembali memberlakukan tarif impor sebesar 32% terhadap sejumlah mitra dagang utama, termasuk Indonesia.

Josua melihat langkah ini langsung memicu kembali sentimen risk-off di pasar keuangan global, yang berpotensi menekan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. “Dalam kondisi ini, Bank Indonesia cenderung memilih sikap konservatif untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan ekspektasi inflasi dengan menahan suku bunga acuan terlebih dahulu, sambil terus memantau perkembangan situasi perdagangan global,” jelasnya.

Meski demikian, Josua berpandangan bahwa peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25% masih cukup terbuka, dan berpotensi terjadi pada September 2025. Hal tersebut didasarkan pada prospek semakin jelasnya arah kebijakan perdagangan AS, terutama dengan adanya tenggat waktu perundingan yang jatuh pada 1 Agustus 2025.

Pernyataan terbaru dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengonfirmasi bahwa kebijakan tarif 32% yang diterapkan AS terhadap produk ekspor Indonesia ditunda sementara, dengan harapan kesepakatan final dapat tercapai sebelum 1 Agustus. 

Menurut Josua, jika kesepakatan ini berhasil dicapai, maka tekanan pada rupiah dapat berkurang secara signifikan, sehingga membuka jalan bagi BI untuk memangkas suku bunga mengikuti tren pelonggaran moneter global yang juga diperkirakan akan dilakukan The Fed pada pertemuan FOMC September 2025. Adapun, berdasarkan konsensus estimasi dari ekonom yang Bloomberg himpun hingga Selasa pukul 12.00 WIB, sebanyak 15 dari 32 ekonom menaruh keyakinan akan pemangkasan BI Rate sebesar 25 bps dalam pertemuan bulan ini.

 

Sentimen: neutral (0%)