Sentimen
Undefined (0%)
15 Jul 2025 : 16.12
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Moskow

Rupiah Melemah Jadi Rp16.267 per Dollar AS

15 Jul 2025 : 16.12 Views 32

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bisnis

Rupiah Melemah Jadi Rp16.267 per Dollar AS

Espos.id, JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa (15/7/2025) di Jakarta melemah sebesar 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.267 per dollar AS dari sebelumnya Rp16.250 per dollar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada hari ini, juga melemah ke level Rp16.281 per dollar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.247 per dollar AS.

Sementara itu, mata uang di Asia ditutup bervariasi. Won Korea menguat 0,34% bersama rupee India sebesar 0,24%. Sementara itu, yen Jepang dan yuan China masing-masing terkontraksi tipis sebesar 0,01% dan 0,02%. 

Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai pelemahan rupiah dipengaruhi ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mengenakan bea masuk sekunder sebesar 100% terhadap Rusia. “Trump mengancam akan mengenakan tarif sekunder sebesar 100% terhadap Rusia, jika Presiden Vladimir Putin tidak mencapai kesepakatan dalam 50 hari untuk mengakhiri perang di Ukraina,” kata Ibrahin dalam ulasannya.

Mengutip kantor berita Sputnik, Senator AS Lindsey Graham dan Richard Blumenthal mengajukan rancangan undang-undang (RUU) bipartisan yang bertujuan menjatuhkan sanksi primer dan sekunder terhadap Rusia jika Moskow gagal terlibat dalam negosiasi "iktikad baik" atas perdamaian di Ukraina pada April 2025. Sanksi itu akan mencakup tarif 500% atas barang impor dari negara-negara yang membeli minyak, gas, uranium, dan produk-produk Rusia lainnya.

Pekan lalu, Trump kembali menyuarakan ketertarikannya terhadap RUU sanksi yang diusulkan Graham, menyatakan bahwa dirinya sedang mempertimbangkan undang-undang tersebut "dengan sangat matang”.

Namun, ia menekankan keputusan untuk melanjutkan UU tersebut sepenuhnya berada di tangan Presiden. Salah seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa presiden bersedia menandatangani RUU tersebut, asalkan ia memegang kendali penuh atas implementasi sanksi.

“Meskipun ancaman tarif baru-baru ini tidak berdampak besar pada pergerakan pasar secara keseluruhan, para pedagang mempertimbangkan apakah AS benar-benar akan mengenakan tarif tinggi pada negara-negara yang terus berdagang dengan Rusia, serta menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar di tengah ketidakpastian,” kata Ibrahim pula.

Selain itu, sentimen lain berasal dari perkiraan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell terkait angka inflasi AS lebih tinggi, sehingga membuat bank sentral menunda kebijakan pemangkasan suku bunga. Inflasi AS diprediksi naik 0,3% dibanding bulan lalu yang membawa inflasi tahunan meningkat 2,4% menjadi 2,7%.

 

Sentimen: neutral (0%)