Sentimen
Informasi Tambahan
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Washington
Tokoh Terkait
Rupiah Awali Pekan dengan Pelemahan
Espos.id
Jenis Media: Bisnis

Espos.id, JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Senin (14/7/2025) di Jakarta melemah sebesar 32 poin atau 0,20% menjadi Rp16.224 per dollar AS dari sebelumnya Rp16.218 per dollar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.247 per dollar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.221 per dollar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya ditutup beragam sore ini, dengan yen Jepang naik 0,06%, dollar Singapura turun 0,04%, dollar Taiwan melemah 0,30%, dan won Korea melemah 0,28%. Lalu peso Filipina melemah 0,32%, rupee India turun 0,22%, yuan China menguat 0,02%, ringgit Malaysia melemah 0,11%, dan baht Thailand menguat 0,18%.
Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi indikasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang takkan memperpanjang batas waktu penerapan bea masuk resiprokal pada 1 Agustus 2025.
“Tarif Trump akan berlaku efektif mulai 1 Agustus, sehingga memberikan waktu terbatas bagi negara-negara ekonomi utama untuk menyelesaikan lebih banyak kesepakatan perdagangan dengan Washington,” katanya.
Akhir pekan lalu, Trump telah mengumumkan penerapan bea masuk 30% untuk Meksiko dan Uni Eropa (UE). Beberapa negara lainnya juga dikenakan tarif, seperti Jepang dan Korea Selatan yang masing-masing 25%, 50% untuk Brasil, serta bea masuk 50% untuk barang impor berupa tembaga.
Melihat sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah utang luar negeri Indonesia pada Mei 2025 naik US$4,05 miliar atau sekitar Rp66 triliun, menjadi US$435,6 miliar atau sekitar Rp7.100,28 triliun dengan asumsi kurs Jisdor BI Rp16.300 per dollar AS pada akhir akhir Mei 2025.
Utang luar negeri tersebut mencatatkan kenaikan dalam dollar AS, tetapi dalam jumlah justru menurun jika dikonversi menjadi rupiah, yakni US$31,55 miliar atau sekitar Rp7.197,76 triliun pada April 2025 dengan asumsi kurs Jisdor akhir April 2025 Rp16.679 per dollar AS.
“Posisi ULN tersebut tumbuh 6,8% secara tahunan lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2025 sebesar 8,2%. Hal tersebut disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN di sektor publik dan kontraksi pertumbuhan ULN swasta. Secara umum, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” ujar Ibrahim.
Sentimen: neutral (0%)